2.5 Ikan Gurami
Ikan gurami merupakan ikan asli perairan Indonesia yang sudah menyebar ke seluruh perairan Asia Tenggara dan Cina. Gurami termasuk salah satu dari 12
komoditas untuk pemenuhan gizi masyarakat gurami banyak dikembangkan oleh para petani, hal ini dikarenakan permintaan pasar yang cukup tinggi dan
pemeliharaannya yang relatif mudah. Namun salah satu jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi ini memiliki pertumbuhan yang lambat tetapi
dapat diatasi dengan pemberian pakan berkualitas dalam jumlah yang cukup Ricky, 2008.
Klasifikasi ikan gurami sebagai berikut : Filum
: Cordata Subfilum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Bangsa : Labirinthici
Suku : Anabantidae
Marga : Osphronemus
Spesies : Osphronemus gouramy Lac. Agung, 2007
Universitas Sumatera Utara
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pakan merupakan faktor yang memegang peranan sangat penting dan menentukan dalam keberhasilan usaha perikanan dan ketersediaan pakan merupakan salah satu
faktor utama untuk menghasilkan produksi maksimal. Syarat pakan yang baik adalah mempunyai nilai gizi yang tinggi, mudah diperoleh, mudah diolah, mudah
dicerna, harga relatif murah, tidak mengandung racun. Jenis pakan disesuaikan dengan bukaan mulut ikan, dimana semakin kecil bukaan mulut ikan maka
semakin kecil ukuran pakan yang diberikan, dan juga disesuaikan dengan umur ikan Khairuman, 2003.
Pakan yang diberikan harus memiliki kualitas yang tinggi. Laju pertumbuhan ikan akan terhambat, jika pakan yang diberikan tidak sesuai atau
kualitas pakan yang rendah. Kandungan protein dalam pakan berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan, karena ikan membutuhkan protein sebagai sumber
energi untuk perkembangan tubuh dan kelangsungan hidup Zonneveld, 1991. Permasalahan yang sering dihadapi dalam penyediaan pakan buatan ini
adalah biaya yang cukup tinggi untuk pembelian pakan. Menurut Rasidi 1998, biaya pakan ini dapat mencapai 60-70 dari komponen biaya produksi. Salah satu
alternatif yang dapat dilakukan untuk menekan biaya produksi tersebut adalah dengan membuat pakan buatan sendiri. Pembuatan pakan buatan ini menggunakan
teknik sederhana dengan memanfaatkan sumber-sumber bahan baku lokal, termasuk pemanfaatan limbah hasil industri pertanian yang relatif murah.
Universitas Sumatera Utara
Bahan yang dipakai untuk pakan buatan, misalnya ampas tahu adalah sisa industri yang masih dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pakan yang memiliki
kandungan karbohidrat dan protein yang cukup tinggi. Ikan-ikan rucah yang tidak bernilai ekonomis, darah sapi potong yang terbuang, semua ini masih dapat
menjadi sumber protein bagi ikan. Daun keladi yang biasanya tumbuh disekitar kolam dapat juga digunakan sebagai pakan ikan.
Untuk mendapatkan pertumbuhan ikan yang optimum, perlu ditambahkan pakan tambahan yang berkualitas tinggi, yaitu pakan yang memenuhi kebutuhan
nutrisi ikan. Nilai gizi pakan ikan pada umumnya dilihat dari komposisi zat gizinya, seperti kandungan protein, lemak dan karbohidrat Sumantadinata, 1983.
Dani 2005 telah melakukan penelitian tentang Komposisi Pakan Buatan untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Kandungan Protein Ikan Tawes Puntius
javanicus Blkr.. Pakan buatan dengan komposisi 42 tepung ikan, 8 tepung jagung, 14 dedak, 30 tepung daun turi, 4 tepung kanji, dan 2 premix
vitamin menghasilkan pertumbuhan ikan tawes paling baik sebesar 385,37 dan kandungan protein daging paling tinggi sebesar 18,43.
Olele 2011 telah melakukan Studi Perbandingan Pakan alami dan Buatan terhadap Pembudidayaan Ikan Lele Dumbo. Pakan alami belatung memberikan
hasil yang terbaik dengan bobot ikan yaitu 14,02 g, panjang harian sebesar 117,5 mm, dan kelangsungan hidup 100.
Alam 2010 telah melakukan Pengaruh Pakan Buatan Terhadap Pertumbuhan, Kelangsungan Hidup dan Biomassa pada Ikan Betok. Penelitian ini
menggunakan bahan baku dengan perbandingan berat yaitu 40 g tepung ikan, 25 g tepung tahu, 15 g tepung gandum, 19 g tepung beras dan 1 g vitamin dengan
bobot ikan betok sebesar 50,92 dan kelangsungan hidup sebesar 85.
Universitas Sumatera Utara
Santi 2004 telah melakukan penelitian tentang Studi Pembuatan Pakan Ikan dari Campuran Ampas Tahu, Ampas Ikan, Darah Sapi Potong dan Daun
Keladi yang disesuaikan dengan Standar Mutu Pakan Ikan. Diperoleh karakterisasi dari pelet ikan sebagai berikut yaitu kadar protein 31,1925, lemak
6,0102, karbohidrat 4,4033 dan serat kasar 4,8290. Berkaitan dengan hal tersebut diatas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang pengaruh pemberian pakan buatan sendiri, pabrik dan alami terhadap bobot ikan gurami Osphronemus gouramy Lac.. Hal ini karena pada
penelitian sebelumnya hanya melakukan uji kimia terhadap pelet ikan sehingga peneliti tertarik untuk melakukan uji biologis terhadap ikan gurami.
1.2 Perumusan Masalah