Strategi yang Dilakukan Dinas Perumahan Dan Permukiman Kota

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini memerlukan data yang dapat diperoleh melalui dokumen, wawancara mendalam dan observasi. Pada tahap awal peneliti memperoleh data melalui dokumen atau database yang ada pada Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan. Selain data langsung dari Dinas Perumahan dan Permukiman, data juga dapat diperoleh melalui akses internet yang kemudian akan di interpretasikan. Untuk menambah wacana dalam skripsi ini maka diperlukan data berupa wawancana kepada orang-orang yang memiliki hubungan dengan permasalahan penelitian. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara secara mendalam kepada orang yang tertentu.

1. Strategi yang Dilakukan Dinas Perumahan Dan Permukiman Kota

Medan Untuk Mengatasi Masalah Permukiman Kumuh di Kota Medan Permasalahan pembangunan perumahan dan permukiman baik pada tingkat nasional maupun daerah adalah kurangnya akses yang sama bagi masyarakat miskin atau masyarakat berpenghasilan rendah untuk memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan rumah yang layak. Kemampuan pemerintah yang terbatas dan berbagai faktor yang mempengaruhi kepemilikan rumah oleh seluruh masyarakat hanya menempatkan masyarakat dengan golongan ekonomi mampu yang hanya sanggup untuk memiliki rumah yang layak bagi Universitas Sumatera Utara tempat tinggalnya. Sesuai dengan amanat undang-undang serta kebijakan strategi nasional perumahan permukiman mensyaratkan untuk memberikan akses yang luas bagi masyarakat miskin untuk mendapatkan rumah yang layak. Dari hasil wawancara dengan beberapa informan pada Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan, yang dibagi ke beberapa kelompok diantaranya yaitu kepala seksi pembinaan pengembangan kawasan, hingga sekertaris. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan yaitu Sekretaris Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan Bapak Drs. Riza Zulfi, MSP dalam wawancara pada tanggal 3 Mei 2016 ketika ditanya adakah peraturan dan kebijakan yang mengatur tentang permukiman kumuh berpendapat bahwa: “Tentu saja ada peraturan dan kebijakan yang mengatur tentang permukiman kumuh, yaitu UU No. 1 Tahun 2011. Dalam UU No. 1 Tahun 2011 pasal 1 ayat 1 jelas dikatakan bahwa perumahan dan kawasan permukiman adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas pembinaan, penyelenggaraan perumahan, penyelenggaraan kawasan permukiman, pemeliharaan dan perbaikan, pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh penyediaan tanah, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran masyarakat”. Hal itu juga dibenarkan oleh Kepala Seksi Pembinaan Pengembangan Kawasan Bapak Mukhyar ST dalam wawancara pada tanggal 4 Mei 2016 berpendapat bahwa : “Ada 2 peraturan dan kebijakan yang mengatur tentang permukiman kumuh yaitu UU No. 1 tahun 2011 dan Keputusan Walikota Medan Nomor 640039.KI2015. Universitas Sumatera Utara Dalam UU No. 1 Tahun 2011 pasal 1 ayat 13 dikatakan bahwa permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni karena ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat”. Dari penjelasan tersebut tentu ada faktor – faktor yang menyebabkan munculnya permukiman kumuh di Kota Medan, dan dari hasil wawancara dengan Kepala Seksi Pembinaan Pengembangan Kawasan Bapak Mukhyar ST dalam wawancara pada tanggal 4 Mei 2016 berpendapat bahwa : “Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya permukiman kumuh di Kota medan yaitu faktor ekonomi, ketidakmampuan masyarakat memperbaiki rumah tinggal mereka, tingginya permintaankebutuhan tempat tinggal sedangkan luas lahan yang semakin terbatas, dan yang terakhir kepadatan penduduk”. Informasi rata – rata status lahankependudukan masyarakat di Kota Medan akan dijelaskan oleh Kepala Seksi Pembinaan Pengembangan Kawasan Bapak Mukhyar ST dalam wawancara pada tanggal 4 Mei 2016 menjelaskan bahwa: “Untuk status lahan sebagian besar adalah legal walaupun begitu Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan belum secara spesifik memperoleh data yang akurat”. Untuk informasi strategi untuk mengatasi persoalan pemukiman kumuh di Kota Medan yang dijelaskan oleh Kepala Seksi Pembinaan Pengembangan Kawasan Bapak Mukhyar ST dalam wawancara pada tanggal 4 Mei 2016 berpendapat bahwa : Universitas Sumatera Utara “Ada dua strategi yang dilakukan oleh Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan untuk mengatasi permukiman kumuh di Kota Medan, yaitu dengan cara melakukan perbaikan rumah atau peningkatan kualitas rumah masyarakat berpenghasilan rendah dan pemberian Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya BSPS oleh pusat dan pembangunan Rumah Susun Sewa RUSUNAWA yang bekerjasama dengan pusat, kedua cara inilah yang paling efektif untuk dilakukan. Perbaikan rumah MBR didasari oleh Undang – Undang No 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman dan Surat Perintah Menteri Perumahan yang menargetkan di tahun 2025 jumlah rumah tidak layak huni berkurang menjadi 0, meski demikian tanpa ada kerja sama berbagai pihak hal tersebut sulit tercapai. Selain itu Perencanaan Pembangunan perumahan MBR ini juga didasari oleh Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD kota Medan dan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan SPPIP.Saat ini perkembangan pembangunan rumah di kota Medan tumbuh sebesar 5,32 per tahun. Apabila pertumbuhan pembangunan rumah ini dapat terus bisa dipertahankan maka diperkirakan tahun 2020 jumlah rumah layak huni untuk penduduk Kota Medan dapat terpenuhi. Namun hal ini hanya dapat terjadi melalui kontribusi dan kerjasama dari masyarakat, pihak developer dan pemerintah. Saat ini perencanaan pembangunan perumahan MBR di Kota Medan yang dikenal dengan RP4D Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman di Daerah masih berlandaskan pada UU No 4 Tahun 1992”. Menurut Peraturan Menteri No. 6 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya BSPS, syarat penerima Universitas Sumatera Utara bantuan rumah susun sewa dan bedah rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah adalah: a. Warga negara Indonesia b. Masyarakat berpenghasilan rendah dengan penghasilan dibawah upah minimum provinsi rata – rata nasional atau masyarakat miskin sesuai dengan data dari Kementrian Sosial c. Sudah berkeluarga d. Memiliki atau menguasai tanah e. Belum memiliki rumah, atau memiliki dan menghuni rumah yang tidak layak hun i f. Belum pernah mendapat bantuan perumahan dari Pemerintah atau Pemerintah Daerah, termasuk yang terken bencana alam, kebakaran atau kerusuhan sosial g. Didahulukan yang telah memiliki rencana membangun atau meningkatkan kualitas rumah yang dibuktikan dengan: 1. Memiliki tabungan bahan bangunan 2. Telah mulai membangun rumah sebelum mendapatkan bantuan stimulan 3. Memiliki aset lain yang dapat dijadikan dana tambahan BSPS 4. Memiliki tabungan uang yang dapat dijadikan dana tambahan BSPS h. Bersungguh – sungguh mengikuti program bantuan stimulan perumahan swadaya i. Dapat bekerja secara kelompok Universitas Sumatera Utara Adapun kriteria obyek bantuan menurut Peraturan Menteri No. 6 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya BSPS, yaitu: 1. Rumah tidak layak huni yang berada di atas tanah: a. Dikuasai secara fisik dan jelas batas – batasnya, seperti: a.1. Bahan lantai berupa tanah atau kayu a.2. Bahan dinding berupa bilik bambu, kayu, rotan, kurang ventilasi atau pencahayaan a.3. Bahan atap berupa daun atau genteng yang sudah rapuh b. Bukan merupakan tanah warisan yang belum dibagi c. Tidak dalam status sengketa d. Penggunaannya sesuai dengan rencana tata ruang 2. Bangunan yang belum selesai dari yang sudah diupayakan oleh masyarakat sampai paling tinggi struktur tengah dan luas lantai bangunan paling tinggi 45 m² 3. Terkena kegiatan konsolidasi tanah atau relokasi dalam rangka peningkatan kualitas perumahan dan kawasan permukiman kumuh 4. Terkena bencana alam, kerusuhan sosial atau kebakaran Mengenai biaya sewa untuk 1 unit Rumah Susun Sewa RUSUNAWA dijelaskan oleh Kepala Seksi Pembinaan Pengembangan Kawasan Bapak Mukhyar ST dalam wawancara pada tanggal 4 Mei 2016, menjelaskan bahwa : “Harga sewa untuk setiap unit di Rumah Susun Sewa memiliki harga yang berbeda setiap lantainya, lantai pertama kedua dan ketiga adalah lantai yang paling mahal harga sewanya sekitar Rp 240.000 sedangkan lantai – lantai Universitas Sumatera Utara berikutnya mempunyai harga sewa sekitar Rp 170.000. Harga rumah susun sewa ini cukup murah agar para masyarakat yang berpenghasilan rendah dapat memiliki tempat tinggal yang layak huni, dan pihak pemko juga mengharapkan masyarakat yang menempati rumah susun sewa saat ini tidak selamanya tinggal di sana maksimal hanya lima tahun saja. Hal tersebut dimaksudkan agar para masyarakat dapat menyisihkan sebagian penghasilan mereka untuk dapat memiliki hunian permanen tanpa harus disubsudi oleh pemerintah. Namun pada kenyataannya banyak masyarakat yang tetap memilih tinggal di rumah susun tersebut”. Secara garis besar peran yang dijalankan oleh Dinas Perumahan dan Permukiman sebagai pihak yang berwenang melaksanakan pembangunan perumahan dan permukiman untuk mengatasi permukiman kumuh di Kota Medan mampu berjalan dengan baik walaupun masih terdapat banyak kekurangan. Hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan perbaikan rumah yang telah dijalankan oleh Dinas Perumahan dan Permukiman di beberapa daerah kumuh di Kota Medan. Menurut Sekretaris Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan Bapak Drs. Riza Zulfi, MSP dalam wawancara pada tanggal 3 Mei 2016 ketika ditanya apakah masalah permukiman kumuh di Kota Medan ini dapat diatasi sepenuhnya dan bagaimana seharusnya mengatasi permukiman kumuh yang tepat khususnya di Kota Medan, mengatakan bahwa : “Masalah permukiman kumuh sesuai amanat harus 0 ditahun 2019, meski demikian tanpa ada kerjasama berbagai pihak hal tersebut akan sulit untuk diwujudkan”. Universitas Sumatera Utara

2. Kendala Dalam Mengatasi Masalah Permukiman Kumuh di Kota