Kondisi Demografis Kota Medan

wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Kota Medan terletak antara 2°.27’ – 2°.47’ Lintang Utara dan 98°.35’ – 98°.44’ Bujur Timur. Kota Medan berada pada ketinggian 2,5 – 37,5 meter di atas permukaan laut. Kota medan memiliki iklim tropis dengan suhu minimum berkisar antara 23,0° C – 24,1° C dan suhu maksimum berkisar antara 30,6° C – 33,1° C dengan kelembapan udara rata-rata 78-82 dan kecepatan angin rata – rata 0,42 msec. Secara administratif Kota Medan terdiri atas 21 kecamatan dengan 151 kelurahan yang terbagi dalam 2000 lingkungan. Kota Medan berbatasan dengan: a. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat malaka b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang Berdasarkan kondisinya sebagai daerah pinggiran jalur pelayaran selat malaka, Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang masuk kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri ekspor – impor. Posisi geografis Kota Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam 2 kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah terbangun Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.

3. Kondisi Demografis Kota Medan

Garis – garis Besar Haluan Negara menyatakan bahwa jumlah penduduk yang besar dan berkualitas akan menjadi modal dasar yang efektif bagi pembangunan nasional. Namun dengan pertumbuhan yang pesat sulit untuk meningkatkan mutu kehidupan dan kesejahteraan secara layak dan merata. Hal ini Universitas Sumatera Utara berarti bahwa penduduk yang besar dengan kualitas yang tinggi tidak akan mudah untuk dicapai. Program kependudukan di kota Medan seperti halnya di daerah Indonesia lainnya meliputi pengendalian kelahiran, penurunan tingkat kematian bayi dan anak, perpanjangan usia harapan hidup, penyebaran penduduk yang seimbang serta pengembangan potensi penduduk sebagai modal pembangunan yang terus ditingkatkan. Komponen kependudukan umumnya menggambarkan berbagai dinamika sosial yang terjadi di masyarakat, baik secara sosial maupun kultural. Menurunnya tingkat kelahiran fertilitas dan tingkat kematian mortalitas, meningkatnya arus perpindahan antar daerah migrasi dan proses urbanisasi, termasuk arus ulang alik, akan mempengaruhi kebijakan kependudukan yang diterapkan. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin Tahun 2012 Golongan Umur Laki – laki Perempuan Jumlah 0 – 4 5 – 9 10 – 14 15 – 19 20 – 24 25 – 29 30 – 34 35 – 9 40 – 44 45 – 49 50 – 54 55 – 59 60 – 64 65 – 69 70 – 74 75+ 99.365 93.989 93.369 107.151 114.763 95.927 86.896 78.118 70.535 59.847 49.928 38.483 24.422 14.792 9.978 7.312 94.516 89.238 90.745 111.075 123.835 99.767 89.404 81.688 73.299 62.115 51.970 39.156 25.508 17.588 12.746 12.326 193.881 183.227 187.114 218.226 238.551 195.694 176.300 159.806 143.834 121.962 101.898 77.639 49.930 32.380 22.724 19.638 JumlahTotal 1.047.875 1.074.929 2.122.804 Sumber: Dinas Perumahan Dan Permukiman Kota Medan Universitas Sumatera Utara Dari tabel tersebut diatas dapat kita simpulkan bahwa jumlah penduduk di kota Medan yang terbesar adalah perempuan, jumlah perempuan terbesar adalah pada rentang usia 20-24 tahun. Usia tersebut termasuk usia produktif, hal inilah yang memicu PBBKB fokus pelaksanaannya kepada perempuan. Tabel 3.2 Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Tahun 2012 No. Kecamatan Laki – laki Perempuan Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Medan Tuntungan Medan Johor Medan Amplas Medan Denai Medan Area Medan Kota Medan Maimun Medan Polonia Medan Baru Medan Selayang Medan Sunggal Medan Helvetia Medan Petisah Medan Barat Medan Timur Medan Perjuangan Medan Tembung Medan Deli Medan Labuhan Medan Marelan Medan Belawan 39.887 62.005 57.615 71.374 47.802 35.326 19.442 26.231 17.574 49.266 55.425 71.211 29.371 34.748 52.629 45.167 65.417 86.482 57.333 74.673 48.917 42.115 63.908 58.612 70.672 48.873 37.449 20.243 27.331 22.003 51.189 57.542 74.308 32.484 36.164 56.613 48.359 68.424 84.449 55.309 72.645 46.792 82.042 125.913 116.227 142.001 96.675 72.685 39.665 53.552 39.577 100.455 112.967 145.519 61.855 70.912 108.792 93.526 133.841 170.931 112.642 147.318 95.709 Kota Medan 2012 1.047.875 1.086.100 2.122.804 Sumber: Dinas Perumahan Dan Permukiman Kota Medan Universitas Sumatera Utara Pembangunan kependudukan dilaksanakan dengan mengindahkan kelestarian sumber daya alam dan fungsi lingkungan hidup sehingga mobilitas dan persebaran penduduk tercapai optimal. Mobilitas dan persebaran penduduk yang optimal, berdasarkan pada adanya keseimbangan antara jumlah penduduk dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Persebaran penduduk yang tidak didukung oleh lingkungan dan pembangunan akan menimbulkan masalah sosial yang kompleks, dimana penduduk menjadi beban bagi lingkungan maupun sebaliknya. Pada tahun 2012, penduduk Kota Medan mencapai 2.122.804 jiwa. Dibanding hasil Sensus Penduduk 2000, terjadi pertambahan penduduk sebesar 216.780 jiwa 11,38 . Dengan luas wilayah mencapai 265,10 km², kepadatan penduduk mencapai 8.001 jiwakm². Dalam kependudukan dikenal istilah transisi penduduk. Istilah ini mengacu pada suatu proses pergeseran dari suatu keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian tinggi ke keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian rendah. Penurunan pada tingkat kelahiran ini disebabkan oleh banyak faktor, antara lain perubahan pola berfikir masyarakat akibat pendidikan yang diperolehnya, dan juga disebabkan oleh perubahan pada aspek sosial ekonomi. Penurunan tingkat kematian disebabkan oleh membaiknya gizi masyarakat akibat dari pertumbuhan pendapatan masyarakat. Pada tahap ini pertumbuhan penduduk mulai menurun. Pada akhir proses transisi ini, baik tingkat kelahiran maupun kematian sudah tidak banyak berubah lagi, akibatnya jumlah penduduk juga cenderung untuk tidak banyak berubah, kecuali disebabkan faktor migrasi atau urbanisasi. Komponen kependudukan lainnya umumnya menggambarkan berbagai berbagai dinamika sosial yang terjadi di masyarakat, baik secara sosial Universitas Sumatera Utara maupun cultural. Menurunnya tingkat kelahiran fertilitas dan tingkat kematian mortalitas, meningkatnya arus perpindahan antar daerah migrasi dan proses urbanisasi, termasuk arus ulang alik commuters, mempengaruhi kebijakan kependudukan yang diterapkan.

4. Kondisi Sosial Kota Medan