perumahan dan permukiman serta pelestarian fungsi lingkungan, dengan mengambil bagian aktif dalam melakukan pengawasan yang efektif.
h. Asas Akuntabilitas Publik, artinya upaya yang harus direncanakan dan
dilaksanakan oleh pihak pengelola pembangunan perumahan dan permukiman serta pelestarian fungsi lingkungan, khususnya mengenai hal-
hal yang berkaitan dengan kebijakan public dan kepentingan masyarakat, sebagai bentuk pertanggung jawabannya kepada rakyat atas segala
tindakan yang dilakukan dalam pengelolaan secara trasparan. i.
Asas Informasi dan Persetujuan, artinya memberikan informasi yang benar dan meminta persetujuan masyarakat dalam pembangunan perumahan dan
permukiman serta pelstarian fungsi lingkungan, dengan persetujuan tersebut didasarkan pada prinsip kebebasan dari pihak yang memberi
persetujuan free and prior informed consent.
b. Aspek-Aspek yang Terkait dalam Perumahan dan Permukiman
Ada 5 aspek yang terkait dalam perumahan dan permukiman Aulia, 2008:20, yaitu:
1. Aspek Fisik
a. Typologi Hunian
a.1. Rumah Tunggal Datached House Tipe rumah ini berdiri sendiri dan terpisah dari rumah di
sebelahnya dengan luas di atas 400 m².
Universitas Sumatera Utara
a.2. Rumah Koppel Semi – Detached House Rumah yang terdiri dari satu bangunan dengan dua unit rumah
tinggal dimana atapnya menjadi satu. a.3. Rumah Deret Row House
Sebuah hunian yang bangunan rumahnya menempel satu dengan yang lainnya, umumnya berderet maksimal 6 unit dengan luas di
bawah 200 m². a.4. Rumah Tipe Maisonette
Rumah tinggal yang terdiri dari 2 lantai, berupa 1 unit tersendiri, berderet dan dapat juga berada pada satu massa besar. Umumnya
lantai 1 dimanfaatkan untuk ruang tamu, ruang keluarga, dapur, dan lain-lain. Sedangkan lantai 2 dimanfaatkan untuk ruang
pribadi seperti ruang tidur. a.5. Apartemen
Apartemen adalah sebuah bangunan bertingkat dan terdiri dari unit – unit hunian. Ada beberapa jenis istilah untuk tipe bangunan
rumah tinggal seperti ini, biasanya dibedakan atas kelompok penghuninya seperti rumah susun atau flat untuk kelompok
penghuni masyarakat menengah ke bawah dan apartemen untuk masyarakat mengah ke atas.
a.6. Ruko Termasuk pada rumah deret hanya dibedakan dari fungsi
bangunan yaitu fungsi hunian dan fungsi niaga, umumnya berada pada pusat-pusat kegiatan.
Universitas Sumatera Utara
b. Prasarana
Melihat pertumbuhan kota masa kini, di samping masalah sosio ekonomi, terdapat juga masalah kesehatan lingkungan yang
menyangkut perumahan dan permukiman, yaitu: b.1. Penyediaan sarana dan pengawasan kualitas air bersih
Masih belum tersedianya kualitas air bersih untuk semua penduduk, bahkan sebagian kecil penduduk masih mendapatkan
air bersih dengan tingkat Water Of Questionable Safetly. b.2. Pembuangan sampah dan air limbah
Pembuangan sampah di kota pada umumnya belum memadai karena kurangnya fasilitas angkutan, semakin terbatasnya tempat
pembuangan sampah, dan kurangnya kesadaran masyarakat. Kualitas air limbah terutama yang berasal dari indutri masih
banyak yang kualitasmya di atas ambang batas yang ditetapkan menurut peraturan yang ada, oleh karenanya tidak jarang timbul
keluhan masyarakat karena pencemaran yang terjadi. b.3. Penyediaan sarana pembuangan kotoran
Di daerah perkotaan, penduduk yang menggunakan jamban lebih tinggi, namun banyak kota, pembuangan kotoran dari jamban
tersebut disalurkan ke septic tank atau sumur penampungan sebagian bahkan langsung ke sungai atau badan-badan air lainnya.
b.4. Penyediaan fasilitas dan pelayanan umum Masalahnya ini pada dasarnya berpangkal pada ketidak
seimbangan antara jumlah penduduk yang semakin meningkat
Universitas Sumatera Utara
dengan kemampuan pengelolaan kota, ditambah dengan kurangnya kesadaran masyarakat senidiri akan hubungan antara
kesehatan lingkungan dengan kesehatan dirinya sendiri. c.
Struktur c.1. Segi Konstruksi
Berbagai konstruksi bangunan rumah tinggal seperti sistim struktur rangka, dinding geser, dan lain-lain.
c.2. Segi Perancangan Perancangan unit hunian mencakup arsitektur bangunan,
perancangan tata ruang, dan tampil bangunan serta pemberian warna pada komponen bangunan.
c.3. Segi Pelaksanaan Pada permukiman terencana, sistem pembangunan massal akan
merendahkan biaya bangunan. d.
Bahan Bangunan Pemilihan bahan bangunan juga akan mempengaruhi biaya
pembangunan rumah tinggal, beberapa alternatif pemilihan bahan bangunan disesuaikan dengan potensi material yang ada di sekitar
lahan bahan bangunan, hal ini bertujuan untuk menekan biaya pengangkutan bahan. Pemilihan bahan bangunan juga dapat
mempengaruhi ruang yang akan direncanakan misalnya, bangunan yang banyak memanfaatkan material kayu akan terasa lebih hangat dan
bersahabat bila dibandingkan dengan bangunan yang memanfaatkan sebagian besar bahan bangunannya dari beton atau baja.
Universitas Sumatera Utara
Pada rumah sederhana untuk masyarakat berpenghasilan rendah pertimbangan bahan bangunan lebih ditekankan pada fungsi
materialnya dan harga bahan bangunan. 2.
Aspek Teknis Pedoman penyusunana rencana tata ruang kawasan perkotaan mencakup
pedoman penyusunan: a.
Rencana struktur tata ruang kawasan perkotaan metropolitan. b.
Rencana umum tata ruang kawasan perkotaan. c.
Rencana detail tata ruang kawasan perkotaan. d.
Rencana teknik ruang kawasan perkotaan. 3.
Aspek Ekono mi a.
Harga rumah Ada 3 komponen utama yang mempengaruhi harga per unit
bangunan rumah tinggal, yaitu: a.1. Harga lahan
Aspek–aspek yang mempengaruhi harga lahan, yaitu: 1.
Lokasi 2.
Nilai tanah 3.
Status tanah 4.
Pengembangan kawasan a.2. Bahan bangunan
Komponen bahan bangunan merupakan pengaruh terbesar kedua dari harga rumah. Oleh karena itu diusahakan pemilihan
Universitas Sumatera Utara
material bangunan dengan memanfaatkan bahan bangunan produksi dalam negeri agar harganya bisa lebih murah.
a.3. Upah tenaga kerja Kontraktor bangunan biasanya membayar upah tenaga kerja
menurut spesialisasi keahliannya. Misalnya tukang batu, tukang besi, tukang kayu akan lebih tinggi upahnya bila
dibandingkan dengan tukang angkut biasa. b.
Nilai rumah Aspek-aspek yang mempengaruhi nilai suatu bangunan, yaitu:
b.1. Nilai dari kepemilikan unit bangunan. Nilai ini bertambah dari waktu ke waktu sehingga banyak
orang melakukan investasi uangnya dengan membeli rumah. b.2. Harga sewa bangunan.
Nilai bangunan akan terlihat dari harga sewanya, apabila itu rumah sewa maka akan terus bertambah dari waktu ke waktu.
b.3. Kualitas rumah. Biasanya kondisi bangunan akan semakin menurun, sehingga
perlu dilakukan renovasi untuk memperbaiki kualitas bangunan, tetapi ada juga bangunan rumah tinggal yang telah
berusia puluhan tahun tetapi masih terasa nyaman untuk dihuni.
Universitas Sumatera Utara
4. Aspek Sosial Budaya
a. Budaya
Kebudayaan adalah hal yang bersangkutan dengan budi dan akal. Kebudayaan merupakan gabungan dari pandangan hidup dan
lingkungan alam dan masyarakat. Ada 3 aspek budaya yang mempengaruhi pembangunan, yaitu:
a.1. Agama a.2. Adat istiadat
a.3. Aturan b.
Sosial Kehidupan sosial merupakan bagian dari kebudayaan. Kebudayaan
mendorong terwujudnya kelakuan-kelakuan yang dibedakan atas: b.1. Kelakuan manusia dengan Tuhan
b.2. Kelakuan manusia dengan dirinya sendiri b.3.Kelakuan manusia dengan manusia lain yang berada
disekelilingnya b.4. kelakuan manusia dengan alam
5. Aspek Kebijakan
Kebijakan penanganan permukiman kumuh dilakukan dengan 3 cara, misalnya perbaikan kampung, peremajaan kota, pemindahan penduduk
resettlement.
Universitas Sumatera Utara
5. Permukiman Kumuh