2. Pasien yang tidak menderita penyakit sistemik misalnya hipertensi, diabetes dan anemia
3. Pasien yang tidak memakai obat-obatan perawatan SAR 4. Pasien yang tidak merokok
5. Pasien yang tidak memiliki alergi terhadap ekstrak daun mimba 6. Sariawan yang diderita pasien tidak lebih dari 3 hari
3.4.2 Kriteria Eksklusi
1. Pasien tidak bersedia menjadi subjek penelitian 2. Pasien tidak bersedia mengikuti prosedur penelitian
3. Pasien yang memakai pesawat ortodonti
3.5 Variabel Penelitian
1. Variabel terikat : Penyembuhan SAR Tipe Minor
2. Variabel bebas : Daun Mimba 5
3.6 Definisi Operasional
1. Penyembuhan SAR Tipe Minor SAR Tipe Minoradalah ulser berulang yang berbentuk bulat atau oval,
dangkal, dengan diameter kurang dari 1 cm, dikelilingi oleh pinggiran yangeritematus dan disertai rasa sakit.
20
Penyembuhan SAR Tipe Minor dilihat dengan tiga parameter yaitu, eritema halo, ukuran ulser, dan rasa sakit.
• Eritema halo Penyembuhan SAR tipe minor dilihat dari ada atau tidaknya eritema
haloyaitu batas pinggiran SAR yang berwarna merah, disebabkan pelebaran pembuluh darah kapiler yang bersifat reversible dengan menggunakan kaca mulut
pada kunjungan pertama atau baseline, kontrol hari pertama, kontrol hari kedua, dan kontrol hari ketigasetelah diberikan perawatan dengan skala ukur kategorik.
Universitas Sumatera Utara
• Ukuran Ulser Penyembuhan SAR tipe minor dilihat dari pengurangan ukuran ulser yang
diukur dalam satuan millimeter pada kunjungan pertama atau baseline, kontrol hari pertama, kontrol hari kedua, dan kontrol hari ketiga setelah dilakukan perawatan.
Ulser diukur dengan jangka dan penggaris dengan skala ukur numerik. • Rasa sakit
Penyembuhan SAR tipe minor dilihat dari pengurangan skala rasa sakit yang diukur pada kunjungan pertama atau baseline, kontrol hari pertama, kontrol hari
kedua, dan kontrol hari ketiga setelah dilakukan perawatan.Rasa sakit diukur dengan menggunakan Skala Deskriptif Verbal Verbal Descriptor ScaleVDS.Skala ini
terdiri dari:
44
Skor 1 = tidak ada rasa sakit Skor 2 = sakit ringan
Skor 3 = sakit sedang Skor 4 = sakit berat
Skor 5 = sakit parah Skor yang diberi sesuai dengan intensitas nyeri pada saat nyeri dievaluasi.
Peneliti menunjukkan skala tersebut pada pasien dan meminta untuk menunjukkan intensitas nyeri terbaru yang pasien rasakan.
2. Gel ekstrak daun mimba Gel ekstrak daun mimbaadalah ekstrak dalam keadaan segar yangdiperoleh
dengan cara mengekstrak daun mimba dengan menggunakan larutan etanol 70 yang diperoleh dengan perkolasi. Kemudian dibuat gel ekstrak daun mimbadengan
konsentrasi 5. Cara ukur
: Gel ekstrak daun mimba 5 Alat ukur
: Menggunakan timbangan dan diambil ekstrak daun mimba sebanyak 7,5 gram sampai menjadi gel ekstrak daun mimba 5.
Skala ukur : Kategorik
Universitas Sumatera Utara
3.7Sarana Penelitian 3.7.1 Alat
1. Formulir pencatat berupa blanko rekam medik penelitian 2. Kaca mulut
3. Pinset 4. Jangka
5. Penggaris 6. Nierbeken
7. Alat tulis 8. Gunting
9. Timbangan 10. Lemari pengering
11. Blender 12. Batang pengaduk
13. Perkolator 14. Aluminium foil
15. Vacuum rotavapor 16. Waterbath
17. Botol plastik 18. Tabung Erlenmeyer
19. Beaker glass 20. Gelas ukur
21. Cawan porselin
3.7.2 Bahan
1. Masker 2. Sarung tangan
3. Tisu 4. Daun mimba Azadirachta indica
5. Etanol 70
Universitas Sumatera Utara
6. Aquades 7. Carboxy Methyl Cellulose CMC
3.8 Metode Penelitian 3.8.1 Prosedur Pembuatan Gel Daun Mimba
a. Pengambilan Simplisia 1. Daun mimba diseleksi kemudian dicuci bersih dengan air mengalir dan
ditiriskan. 2. Daun mimba yang telah dicuci ditimbang dengan alat penimbang dan
dicatat berat basahnya. 3. Daun dikeringkan dengan menggunakan kertas alas perkamen di dalam
lemari pengering dengan suhu 40°C sampai kering dapat diremas rapuh. 4. Daun yang sudah kering ditimbang kembali dan dihaluskan dengan
blender sampai menjadi serbuk,lalu diletakkan dalam wadah tertutup. b. Pembuatan Ekstrak
1.Simplisia ditimbang sebanyak 150 gram lalu ditambahkan etanol 70 sebanyak 2,5 liter untuk perendaman lalu disimpan dalam wadah tertutup dan
didiamkan selama 1 jam pada suhu 25°C sambil sesekali diaduk dengan menggunakan spatula.
2. Massa dipindahkan sedikit demi sedikit ke dalam perkolator dengan hati- hati sambil sesekali ditekan, di bawah perkolator diletakkan kapas yang telah dibasahi
etanol dan dilapisi kertas saring, kemudian dituangkan etanol 70 sampai hampir penuh.
3. Perkolator ditutup dengan aluminium foil serta dibiarkan selama 24 jam. 4. Kran perkolator menetes dengan kecepatan 20 tetesmenit 1 mlmenit,
perkolat ditampung dalam botol. 5. Ditambah berulang-ulang etanol secukupnya supaya massa daun mimba
tidak kekeringan.
Universitas Sumatera Utara
6.Perkolat yang diperoleh dipekatkan dengan alat penguap vaccum rotavapor yang akan memekatkan ekstrak cair untuk mendapatkan ekstrak
kental,pada tekanan rendah dengan suhu tidak lebih dari 50°C. 7. Setelah itu diuapkan sisa air dengan menggunakan waterbathhingga
diperoleh ekstrak kental. Ekstrak dimasukkan dalam botol kaca dan disimpan dalam kulkas.
c. Formulasi Gel Daun Mimba Setiap 100 gram basic gelterdiri dari:
Formula dasar gel: R CMC…………...………….60 gram
Aquades q.s ad…………….1000 gram Cara pembuatan: Taburkan CMC pada air panas. Kemudian diamkan selama
30 menit. Masukkan dalam mortir, digerus hingga homogen. Tambahkan sisa aquades dan digerus lagi hingga homogen.
Formula gel ekstrak daun mimba: REkstrak daun mimba……….7,5 gram
Basic gelq.s ad……….…......1000 gram Cara pembuatan: Masukkan ke dalam mortir ekstrak daun mimba sebanyak 7,5 gram.
Encerkan dengan beberapa tetes etanol 70. Kemudian digerus dan tambahkan sedikit demi sedikit basic gelsehingga terbentuk massa yang homogen. Tambahkan
larutan Saccharin sebagai bahan pemanis.
3.8.2 Prosedur Pengambilan Data
1.Pengumpulan data dilakukan di RSGMP USU, Medan. Subjek diperiksa terlebih dahulu apakah menderita SAR minor. Subjek yang memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi diberikan lembar penjelasan penelitian dan ditanya kesediaannya berpatisipasi dalam penelitian, apabila subjek bersedia, subjek diminta untuk
menandatangani lembar informed consent.
2. Data mengenai kondisi SAR diperoleh melalui pemeriksaan subjektif berupa anamnesis dan pemeriksaan klinis. Peneliti melakukan anamnesis untuk
menanyakan skor rasa sakit, kemudian mencocokkannya dengan skala yang sudah
Universitas Sumatera Utara
ditetapkan Skor 1= tidak ada rasa sakit, Skor 2= sakit ringan, Skor 3= sakit sedang, Skor 4= sakit berat, Skor 5= sakit parah.
3. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan klinis melihat lokasi, ukuran dan ada tidaknya eritema halo sebelum melakukan pengobatan kemudian dicatat data pada
blanko rekam medik. 4. Subjek diberikan gel ekstrak daun mimba dengan dosis 3 x sehari selama
3 hari. Subjek diminta untuk berkumur dengan air putih yang telah dimasak sebelum mengaplikasikan gel ekstrak daun mimba.
5. Subjek diberitahu cara mengoleskan gel ekstrak daun mimba yaitu dengan mengoleskan selapis tipis menggunakan jari yang bersihdan diinstruksikan waktu
pengolesan gel ekstrak daun mimba yaitu pada pagi, siang dan malam hari. 6. Subjek juga diinstruksikan untuk tidak makan dan minum selama 30
menit sampai 1 jam setelah pengaplikasian gel daun mimba untuk memaksimalkan kerja daun mimba pada SAR.
7. Pencatatan tanggal pemberian obat kepada subjek dilakukan pada rekam medik penelitian.
8. Subjek diminta untuk hadir setiap hari selama 3 hari berikutnya dan dilakukan anamnesis kembali untuk melihat tingkat rasa sakit, pemeriksaan klinis
untuk melihat ada tidaknya pengurangan ukuran dan eritema halo. 9. Pencatatan hasil pengamatan kembali dilakukan pada rekam medik
penelitian.
3.9 Pengolahan Data dan Analisis Data
Data disajikan dalam bentuk tabel kemudian dilakukan pengolahan data dengan menggunakan sistem manual dan komputerisasi. Analisis data statistik pada
penelitian ini terdiri dari analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis univariat adalah analisis yang hanya mempunyai satu variabel penelitian dan bertujuan untuk
mendiskripsikan variabel tersebut. Analisis ini dilakukan dengan sistem manual.
Universitas Sumatera Utara
Variabel univariat pada penelitian ini adalah: 1. Distribusi dan frekuensi sampel berdasarkan usia pada pasien SAR tipe
minor. 2. Distribusi dan frekuensi sampel berdasarkan jenis kelamin pada pasien
SAR tipe minor 3.Distribusi dan frekuensi lokasi terjadinya ulser pada pasien SAR tipe
minor. 4. Distribusi dan frekuensi eritema halo pada saat pemeriksaan, kontrol hari
pertama, kontrol hari kedua, dan kontrol hari ketiga dengan pemberian gel ekstrak daun mimba pada pasien SAR tipe minor.
5. Rata-rata ukuran ulser pada saat pemeriksaan, kontrol hari pertama, kontrol hari kedua dan kontrol hari ketiga denganpemberian gel ekstrak daun mimba
pada pasien SAR tipe minor. 6. Rata-rata skala rasa sakit pada saat pemeriksaan, kontrol hari pertama,
kontrol hari kedua, dan kontrol hari ketiga dengan pemberian gel ekstrak daun mimba pada pasien SAR tipe minor.
Variabel bivariat pada penelitian ini adalah: 1.Analisis eritema halo SAR tipe minor pada saat pemeriksaan, kontrol hari
pertama, kontrol hari kedua, dan kontrol hari ketiga dengan pemberian gel ekstrak daun mimba pada pasien SAR tipe minor menggunakan Cochran Test.
2. Analisis hasil pengukuran SAR tipe minor pada saat pemeriksaan, kontrol hari pertama, kontrol hari kedua, dan kontrol hari ketiga dengan pemberian gel
ekstrak daun mimba pada pasien SAR tipe minor menggunakan uji Anova Repeated. 3. Analisis hasil skala rasa sakit SAR tipe minor pada saat pemeriksaan,
kontrol hari pertama, kontrol hari kedua, dan kontrol hari ketiga dengan pemberian gel ekstrak daun mimba pada pasien SAR tipe minor menggunakan ujiFriedman Test.
Sebelum melakukan uji tersebut, diperlukan uji normalitas terlebih dahulu untuk mengetahui apakah data tersebut terdistribusi normal atau tidak.Analisis ini
dilakukan dengan sistem komputerisasi.
3.10 Etika Penelitian