2.3.4 Toksisitas
Menurut penelitian Omotayo dkk., ekstrak daun mimba pada dosis rendah 0,6-2,0 gkg berat badan tidak mempunyai efek toksik pada parameter hematologi,
kadar enzim dan parameter histopatologi. Pada dosis tinggi 200 gkg berat badan, akan menyebabkan penurunan berat badan, kelesuan badan, aneroksia nervosa dan
juga defek histopatologi.
33
Penelitian Boadu dkk., analisis toksisitas ekstrak daun mimba pada hewan percobaan selama 90 hari tidak menunjukkan adanya tanda klinis toksisitas sistemik.
Peneliti menguji komponen aktif mimba, Azadirachtin yang divariasikan dari dosis 3540 mgkg berat badan hingga 5000 mgkg berat badan dan diperkirakan sebagai
dosis aman apabila diberikan secara oral. Selain itu, mimba tidak mempunyai efek toksik pada parameter hematologi maupun secara biokimia. Efek samping pada
hewan percobaan adalah kehilangan nafsu makan disebabkan sifat pahit dari mimba.
34
Botelho dkk., melakukan penelitian untuk menguji efektivitas obat kumur ekstrak daun mimba terhadap penurunan gingivitis. Hasil penelitian ini diuji secara
klinis pada 54 orang penderita gingivitis selama 7 hari. Formulasi obat kumur yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak daun mimba sebanyak 25, 20
Saccharin sebagai bahan pemanis, peppermint oil 0,1 sebagai bahan perisa dan bahan pewarna yang digunakan adalah amaranth red colour. Dosis yang digunakan
dalam formulasi obat kumur diperkirakan sebagai dosis aman karena tidak timbulnya efek samping dari penelitian ini.
35
2.3.5 Manfaat
Sifat obat mimba telah dikenal di India sejak zaman dahulu. Tulisan Sanskrit medis mengacu pada manfaat buah, biji, minyak, daun, akar, dan kulit kayu pohon
mimba. Masing-masing telah digunakan dalam sistem pengobatan Ayurvedic, Unani dan Homeopathic di India.
34
Manfaat mimba terhadap kesehatan tubuh manusia dan kesehatan gigi dan mulut, antara lain:
27-28,36-39
Universitas Sumatera Utara
a. Antibakteri Mimba mempunyai sifat antibakteri di mulut, khususnya dalam penyakit
gusi dan gigi berlubang. Hal ini dilihat dengan mengunyah ranting mimba neem twig untuk membersihkan gigi di wilayah pedesaan di India karena sifat antimikroba
yang dapat membantu mengurangi plak, gingivitis, dan penyakit periodontal. Azadirachtin
yaitu komponen aktif mimbayang bersifat antibakteri
denganmenghancurkan dinding sel bakteri yang secara langsung akan menghambat pertumbuhan bakteri. Selanjutnya, menyebabkan gangguan tekanan osmotik dan
akhirnya menyebabkan kematian sel. b. Antijamur
Hasil penelitian membuktikan bahwa sifat antijamur mimba dapat menghambat penyebab athlete’s foot, ringworm dan Candida, mikroorganisme
penyebab infeksi jamur. c. Antiinflamasi
Nimbidin, komponen mimba, telah terbukti memiliki aktivitas antiinflamasi dan antiarthritis. Nimbidin dapat menekan fungsi makrofag dan neutrofil yang terlibat
dalam peradangan. d. Antioksidan
Radikal bebas adalah produk alamiah hasil metabolisme sel. Sebagai molekul tidak stabil, radikal bebas selalu menganggu elektron molekul lain di dalam
tubuh untuk membuatnya stabil kembali. Radikal bebas yang berlebihan dapat memicu dan memperparah penyakit jantung, penyakit infeksi, tumor, kanker,
penyakit mata katarak, penyakit kulit serta degenerasi sel otak, dan sel saraf. e. Antivirus
Mimba menghambat pertumbuhanvirus dengue, demam hemoragik yang berhubungan dengan Ebola, dan menghambat reproduksi virus coxsackie B, salah
satu dari kelompok enterovirus. Di India, mimba juga digunakan untuk mengobati penyakit virus seperti smallpox dan chicken-pox. Mimba dapat membantu sebagai
obat untuk menyembuhkan AIDS dengan mengkonsumsi ekstrak mimba atau daunnya atau minum teh daun mimba.
Universitas Sumatera Utara
f. Antidiabetes Oleh karena mimbamempunyai rasa pahit, sangat digunakan untuk gangguan
yang disebabkan karena mengkonsumsi permen berlebihan. Mimba juga dikatakanmempunyai efek hipoglikemik.
g. Antiulser Ekstrak kulit pohonmimbadapat menurunkan sekresi asam lambung sekitar
77 serta volume sekresi lambung 63 dan aktivitas pepsin 50, karena memiliki senyawa anti-inflamasi dimana kerusakan lambung berkurang.
h. Antimalaria Malaria sangat umum terjadi di India dan di seluruh daerah tropis. Ekstrak
daun mimba dapat membantu mencegah berkembangnya virus malaria. Meskipun mimba mungkin efektif terhadap parasit penyebab malaria, tetapi belum terbukti
untuk mencegah infeksi malaria. Daunmimba kering dibakar sebagai pengusir nyamuk.
Mimbajuga digunakan dalam penggunaan terapi seperti mengobati kondisi kulit kepala, termasuk ketombe, gatal kepala, mengobati jerawat, penyembuhan luka,
mengobati jamur kuku, dan memulihkan kuku yang rapuh.
33
2.4Mekanisme Penyembuhan Radang dengan Daun Mimba
Penelitian yang dilakukan oleh Ofusori DA dkk., pada tahun 2010 menyatakan bahwa sifat antiinflamasi dari daun mimba dapat membantu
menyembuhkan lesi di lambung dan usus. Nimbidin kandungan yang penting dalam daun mimba didapati mempunyai efek antiulser dimana dapat mencegah asam
asetisalisilat, indometasin, stress, atau serotonin yang menginduksi lesi lambung serta histamin atau cysteamine yang menginduksi lesi di usus. Selain itu, kandungan
flavonoid pada daun mimba sangat kaya akan sifat antioksidan.
12
Mekanisme flavonoid dalam menghambat proses terjadinya inflamasi adalah melalui dua cara,
yaitu dengan menghambat permeabilitas kapiler dan menghambat metabolisme asamarakidonat dan sekresi enzim lisosom dari sel netrofil dan sel endothelial.
40
Universitas Sumatera Utara
Penelitian lain yang dilakukan oleh Yadav H dkk., pada tahun 2012 telah mengevaluasi efek antiinflamasi daun mimba Azadirachta indica yang diaplikasi
secara topikal. Formulasi sediaan gel ekstrak daun mimba 5 yang ditambah dengan variasi sediaan yaitu petroleum eter, kloroform, dan alkohol disediakan dalam wadah
yang berasingan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan ekstrak daun mimba 5 dengan petroleum eter dapat menghambat inflamasi pada tikus yang
mengalami oedem yang sama sifatnya dengan Diclofenac gel. Sehingga kesimpulan dari penelitian Yadav H dkk., adalah ekstrak daun mimba 5 dengan petroleum eter
efektif dalam menghambat inflamasi dan dapat digunakan untuk mengontrol kondisi peradangan.
13
Universitas Sumatera Utara
2.5 Kerangka Teori