2.3. Dermatitis Kontak Alergi
2.3.1. Definisi Dermatitis Kontak Alergi
Dermatitis kontak alergi adalah dermatitis yang disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas tipe lambat terhadap bahan-bahan kimia yang kontak dengan
kulit dan dapat mengaktivasi reaksi alergi.
20
2.3.2. Epidemiologi Dermatitis Kontak Alergi Bila dibandingkan dengan dermatitis kontak iritan, jumlah penderita
dermatitis kontak alergik lebih sedikit, karena hanya mengenai orang yang kulitnya sangat peka hipersensitif. Namun sedikit sekali informasi mengenai
prevalensi dermatitis ini di masyarakat.
12
Angka kejadian dermatitis kontak alergik yang terjadi akibat kontak dengan bahan-bahan di tempat pekerjaan mencapai 25 dari seluruh dermatitis
kontak akibat kerja.
21
2.3.3. Etiologi dan Faktor Risiko Dermatitis Kontak Alergi Penyebab dermatitis kontak alergik adalah alergen, paling sering berupa
bahan kimia dengan berat molekul kurang dari 500-1000 Da, yang juga disebut bahan kimia sederhana. Dermatitis yang timbul dipengaruhi oleh potensi
sensitisasi alergen, derajat pajanan, dan luasnya penetrasi di kulit.
12
Faktor-faktor yang mempengaruhi dermatitis kontak alergi adalah faktor-faktor sebagai berikut.
1. Faktor Genetik
Percobaan dengan p-nitroso-dimethylaniline NDMA dan 2,4- dinitrochlorobenzene DNCB mendapatkan variasi individu dalam
kerentanan terhadap sensitisasi kontak dimana individu yang lebih rentan terhadap sensitisasi dengan satu bahan kimia menunjukkan
sedikit atau tidak ada kerentanan terhadap sensitisasi dengan bahan kimia lain.
22
2. Jenis Kelamin
Wanita memiliki kadar imunoglobulin Ig yaitu IgM dan IgG yang lebih banyak daripada pria dan respon imun diperantarai sel yang
Universitas Sumatera Utara
lebih kuat. Pengaruh hormon seks dalam induksi dan elisitasi alergi kontak sebagian besar tidak diketahui. Pada suatu studi pilot
didapatkan respon terhadap DNCB meningkat pada wanita yang mendapat hormon kontrasepsi oral dan reaktivitas tes tempel yang
berbeda pada siklus menstruasi. Alasan utama dominasi perempuan dalam berbagai penelitian tes tempel klinis adalah jumlah wanita
sensitif nikel dan kobalt yang tinggi. Perbedaan inimungkin disebabkan juga oleh faktor sosial dan lingkungan dimana perempuan
lebih cenderung mengalami sensitivitas nikel karena peningkatan pemakaian perhiasan dan lakiālaki lebih cenderung mengalami
sensitivitas kromat dari paparan pekerjaan.
22,23
3. Usia
Pola paparan terhadap alergen lingkungan berbeda antara berbagai kelompok usia. Individu muda lebih sering terpapar terhadap bahan
kimia industri dan kosmetik dibandingkan individu lebih tua yang lebih sering terpapar obat-obat topikal. Prevalensi alergi kontak
meningkat seiring dengan meningkatnya usia karena akumulasi alergi yang diperoleh sepanjang hidupnya.
22,23
4. Ras
Pada percobaan sensitisasi terhadap poison ivy di tahun 1966 didapatkan perbedaan ras dimana individu berkulit hitam lebih
resisten dibandingkan individu berkulit putih.
23
5. Dermatitis Atopik
Adanya downregulation sel T helper Th1 pada individu atopi diharapkan menurunkan kejadian DK, namun berbagai penelitian
klinis masih kontradiksi.Sebagian besar menemukan kecenderungan sensitisasi kontak yang menurun walaupun penelitian-penelitian
terbaru mendapatkan bahwa pada individu atopi terjadi peningkatan frekuensi sensitisasi nikel.
22
6. Penyakit Penyerta
Pada pasien dengan penyakit akut atau yang menurunkan daya tahan tubuh seperti kanker, penyakit Hodgkin dan mikosis fungoides, terjadi
Universitas Sumatera Utara
gangguan untuk terjadinya sensitisasi kontak. Ini juga terlihat pada pasien dengan fungsi limfosit T yang terganggu.
22,23
2.3.4. Patogenesis Dermatitis Kontak Alergi