2.2.7. Penatalaksanaan Dermatitis Kontak Iritan
Upaya pengobatan dermatitis kontak iritan yang terpenting adalah menghindari pajanan bahan iritan, baik yang bersifat mekanik, fisis atau kimiawi
serta menyingkirkan faktor yang memperberat. Bila dapat dilakukan dengan sempurna dan tanpa komplikasi, maka tidak perlu pengobatan topikal dan cukup
dengan pelembab untuk memperbaiki kulit yang kering. Apabila diperlukan untuk mengatasi peradangan dapat diberikan
kortikosteroid topikal. Pemakaian alat perlindungan yang adekuat diperlukan bagi mereka yang bekerja dengan bahan iritan sebagai upaya pencegahan.
12
Beberapa strategi pengobatan yang dapat dilakukan pada penderita dermatitis kontak iritan adalah sebagai berikut:
1. Kompres dingin dengan cairan Burrow
Kompres dingin dilakukan untuk mengurangi pembentukan vesikel dan membantu mengurangi pertumbuhan bakteri. Kompres ini diganti
setiap 2- jam.
19
2. Glukokortikoid topikal
Kortikosteroid adalah immunosuppressif dengan sifat anti-inflamasi yang memodifikasi respon kekebalan tubuh terhadap rangsangan
beragam.Tindakan lainnya termasuk vasokonstriksi dan antiproliferasi. Agen ini telah membatasi penggunaan dalam pengobatan dermatitis
kontak iritan.
13
Pada pengobatan untuk dermatitis kontak iritan akut yang berat, mungkin dianjurkan pemberian prednisone oral pada 2
minggu pertama, dengan dosis inisial 60 mg, dan tapering 10mg.
14
3. Antibiotik dan antihistamin
Ketika pertahanan kulit rusak, hal tersebut berpotensial untuk terjadinya infeksi sekunder oleh bakteri. Perubahan pH kulit dan
mekanisme antimikroba yang telah dimiliki kulit, mungkin memiliki peranan yang penting dalam evolusi, persisten, dan resolusi dari
dermatitis akibat iritan, tapi hal ini masih dipelajari. Secara klinis, infeksi diobati dengan menggunakan antibiotik oral untuk mencegah
Universitas Sumatera Utara
perkembangan selulitis dan untuk mempercepat penyembuhan. Secara bersamaan, glukokortikoid topikal, emolien, dan antiseptik juga
digunakan. Sedangkan antihistamin mungkin dapat mengurangi pruritus yang disebabkan oleh dermatitis akibat iritan. Ada beberapa
percobaan klinis secara acak mengenai efisiensi antihistamin untuk dermatitis kontak iritan, dan secara klinis antihistamin biasanya
diresepkan untuk mengobati beberapa gejala simptomatis.
19
2.2.8. Komplikasi Dermatitis Kontak Iritan Dermatitis kontak iritan dapat menimbulkan beberapa komplikasi, antara
lain : 1.
Dermatitis kontak iritan meningkatkan risiko sensitisasi pengobatan topikal.
2. Lesi kulit bisa mengalami infeksi sekunder, khususnya oleh
Staphylococcus aureus. 3.
Neurodermatitis sekunder liken simpleks kronis bisa terjadi terutapa pada pekerja yang terpapar iritan di tempat kerjanya atau dengan stres
psikologik. 4.
Hiperpigmentasi atau hipopigmentasi post inflamasi pada area terkena dermatitis kontak iritan.
5. Jaringan parut muncul pada paparan bahan korosif atau ekskoriasi.
17
2.2.9. Prognosis Dermatitis Kontak Iritan Bila bahan iritan penyebab dermatitis tersebut tidak dapat disingkirkan
dengan sempurna, maka prognosisnya kurang baik. Keadaan ini sering terjadi pada dermatitis kontak iritan kronis yang penyebabnya multi faktor, juga pada
penderita atopik.
17
Prognosis baik pada individu non atopi dimana dermatitis kontak iritan didiagnosis dan diobati dengan baik. Individu dengan dermatitis
atopik rentan terhadap dermatitis kontak iritan.
13
Universitas Sumatera Utara
2.3. Dermatitis Kontak Alergi