Patogenesis Dermatitis Kontak Iritan

2.2.4. Patogenesis Dermatitis Kontak Iritan

Kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan oleh bahan iritan melalui kerja kimiawi atau fisis. Bahan iritan merusak lapisan tanduk, denaturasi keratin, menyingkirkan lemak lapisan tanduk dan mengubah daya ikat air kulit. Kebanyak bahan iritan toksin merusak membran lemak keratinosit tetapi sebagian dapat menembus membran sel dan merusak lisosom, mitokondria atau komplemen inti. 16 Pada respon iritan, terdapat komponen yang menyerupai respon imunologis yang dapat ditunjukkan dengan jelas, dimana hal tersebut ditandai oleh pelepasan mediator peradangan, khususnya sitokin dari sel kulit yang nonimun keratinosit yang mendapat rangsangan kimia. Proses ini tidaklah membutuhkan sensitasi sebelumnya. Kerusakan sawar kulit menyebabkan pelepasan sitokin-sitokin seperti Interleukin- 1α IL-1α, IL-1β, tumor necrosis factor - α TNF-α. Pada dermatitis kontak iritan, diamati peningkatan TNF-a hingga sepuluh kali lipat dan granulocyte-macrophage colony-stimulating factor GM-CSF dan IL-2 hingga tiga kali lipat. TNF- α adalah salah satu sitokin utama yang berperan dalam dermatitis iritan, yang menyebabkan peningkatan ekspresi Major Histocompatibility Complex MHC kelas II dan intracelluler adhesin molecul- I pada keratinosit. 14 Rentetan kejadian tersebut menimbulkan peradangan klasik di tempat terjadinya kontak di kulit berupa eritema, edema, panas, dan nyeri bila iritan kuat. Terdapat dua jenis bahan iritan, yaitu iritan kuat dan iritan lemah. Iritan kuat akan menyebabkan kelainan kulit pada pajanan pertama pada hampir semua orang,sedangkan iritan lemah akan menimbulkan kelainan kulit setelah berulang kali kontak, dimulai dengan kerusakan stratum korneum oleh karena depilasi yang menyebabkan desikasi dan kehilangan fungsi sawarnya, sehingga mempermudah kerusakan sel yang di bawahnya oleh bahan iritan. 17 Universitas Sumatera Utara 2.2.5. Gejala Klinis Dermatitis Kontak Iritan 2.2.5.1. Dermatitis Kontak Iritan Akut