4.6. Definisi Operasional
Tabel 4.1. Definisi Operasional
No. Variabel Definisi
Operasional Alat Ukur
Hasil Ukur Skala
1. Pengetahuan
Hasil dari tahu dan pengalaman
seseorang dalam melakukan
penginderaan terhadap suatu
rangsangan tertentu, dalam
penelitian ini adalah
dermatitis kontak
Kuesioner Tingkat
pengetahuan Ordinal
2. Pekerja salon
Pekerja salon yang sering
terpapar bahan kimia saat
melakukan pekerjaannya
Wawancara Pembersih, pemberi
perawatan serta
dekoratif rambut
Nominal
3. Gejala
Gejala dermatitis
kontak yang diketahui oleh
pekerja salon. Kuesioner
Jawaban benar yang
diisi pada kuesioner
Nominal
4. Penyebab
Penyebab dermatitis
kontak yang diketahui oleh
pekerja salon. Kuesioner
Jawaban benar yang
diisi pada kuesioner
Nominal
5. Penegakan
diagnosa Penegakan
diagnosa dermatitis
Kuesioner Jawaban
benar yang diisi pada
Nominal
Universitas Sumatera Utara
kontak yang diketahui oleh
pekerja salon. kuesioner
5. Cara
penanggulangan Cara
penanggulangan dermatitis
kontak yang diketahui oleh
pekerja salon. Kuesioner
Jawaban benar yang
diisi pada kuesioner
Nominal
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan pemberian kuesioner yang diisi oleh pekerja salon di semua salon yang berlokasi di
Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan, pada tahun 2016.
5.1.1 Deskripsi lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di seluruh salon yang berada di Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan. Terdapat sejumlah 26 salon yang bersedia berpartisipasi
dalam penelitian dari jumlah keseluruhan salon di Kecamatan Medan Petisah sebanyak 30 salon.
Salon yang berpartisipasi dalam penelitian merupakan salon kecantikan yang menyediakan fasilitas penyucian rambut yang dilayani oleh pegawai salon
yang bertugas sebagai pekerja salon. Proses pelayanan pencucian rambut di salon salon tersebut dilakukan menggunakan produk-produk perawatan kecantikan dan
kesehatan rambut yang langsung terpapar pada kulit pegawai pencuci rambut. Penelitian ini dilakukan langsung di salon-salon tersebut dan kuesioner
diisi langsung oleh pekerja salon dengan waktu yang telah disesuaikan dengan jadwal kerja para pekerja salon tersebut.
5.1.2 Deskripsi karakteristik
Karakteristik yang digunakan untuk menjadi responden dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja salon yang bekerja di seluruh salon yang terdapat di
Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan pada tahun 2016. Jumlah kesuluruhan
Universitas Sumatera Utara
responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini sebanyak 108 sampel yang telah memenuhi kriteria inklusi penelitian ini.
Tabel 5.1. Distribusi Sampel Menurut Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi n
Persentase Laki – laki
19 17,6
Perempuan 89
82,4 Total
108 100,0
Berdasarkan Tabel 5.1. dapat dilihat bahwa jumlah pekerja salon menurut jenis kelamin yang paling banyak adalah perempuan yaitu sebanyak 89 perempuan 82,4.
5.1.3 Hasil analisa data
Tabel 5.2. Tingkat Pengetahuan Pekerja Salon Terhadap Gejala DK
Tingkat Pengetahuan Frekuensi n
Persentase Baik
3 2,8
Cukup 46
42,6 Kurang
59 54,6
Total 108
100,0
Berdasarkan Tabel 5.2. dapat dilihat bahwa pekerja salon mayoritas memiliki
tingkat pengetahuan kurang terhadap gejala DK yaitu sebanyak 59 sampel 54,6. Tabel 5.3. Tingkat Pengetahuan Pekerja Salon Terhadap Penyebab DK
Tingkat Pengetahuan Frekuensi n
Persentase Baik
0,0 Cukup
67 62,0
Kurang 41
38,0
Universitas Sumatera Utara
Total 108
100,0
Berdasarkan Tabel 5.3. dapat dilihat bahwa pekerja salon mayoritas memiliki tingkat pengetahuan cukup terhadap penyebab DK yaitu sebanyak 67 sampel 62,0.
Tabel 5.4. Tingkat Pengetahuan Pekerja Salon Terhadap Cara Penanggulangan DK
Tingkat Pengetahuan Frekuensi n
Persentase Baik
36 33,3
Cukup 67
62,1 Kurang
5 4,6
Total 108
100,0
Berdasarkan Tabel 5.4. dapat dilihat bahwa pekerja salon mayoritas memiliki tingkat pengetahuan cukup terhadap cara penanggulangan DK yaitu sebanyak 67 sampel
62,1. Tabel 5.5. Tingkat Pengetahuan Pekerja Salon Terhadap Cara Penegakan
Diagnosa DK
Tingkat Pengetahuan Frekuensi n
Persentase Baik
22 20,4
Cukup 81
75,0 Kurang
5 4,6
Total 108
100,0
Berdasarkan Tabel 5.5. dapat dilihat bahwa pekerja salon mayoritas memiliki tingkat pengetahuan cukup terhadap cara penanggulangan DK yaitu sebanyak 81 sampel
75,0.
Tabel 5.6. Tingkat Pengetahuan Pekerja Salon Terhadap DK Secara Keseluruhan
Universitas Sumatera Utara
Tingkat Pengetahuan Frekuensi n
Persentase Baik
15 13,9
Cukup 71
65,7 Kurang
22 20,4
Total 108
100,0
Berdasarkan Tabel 5.6. dapat dilihat bahwa pekerja salon mayoritas memiliki tingkat pengetahuan cukup terhadap cara penanggulangan DK yaitu sebanyak 71 sampel
65,7.
5.2. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan pekerja salon di seluruh salon di Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan terhadap DK
pada tahun 2016. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di lokasi tersebut, diperoleh 108 sampel yang memenuhi kriteria inklusi.
5.2.1. Karakteristik sampel menurut jenis kelamin
Pada penggolongan sampel menurut jenis kelamin, jumlah seluruh pegawai laki-laki adalah 19 sampel 17,6 dan perempuan sebanyak 89 sampel
82,4. Persentase pegawai perempuan lebih tinggi daripada pegawai laki – laki. Hasil yang serupa juga didapatkan pada penelitian lain yang pernah
dilakukan sebelumnya. Penelitian yang dilakukan di Kelurahan Helvetia Tengah, Kecamatan Medan Helvetia, terhadap pekerja salon di lokasi tersebut pada tahun
2012, menunjukkan bahwa pekerja salon yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak daripada laki – laki dengan proposi 100,0 dan 0,0.
32
Serupa juga dengan penelitian Karen Hu untuk lembaga National Healthy Nail Salon Alliance
yang mendapati 95 dari pekerja salon adalah perempuan.
33
5.2.2. Gambaran tingkat pengetahuan pekerja salon terhadap gejala DK Pada pembagian kategori tingkat pengetahuan pekerja salon terhadap
gejala DK, didapati yang memiliki tingkat pengetahuan baik adalah sebanyak 3 sampel 2,8 sementara yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 46
sampel 42,6 dan yang memiliki tingkat pengetahuan kurang adalah sebanyak 59 sampel 54,6.
Universitas Sumatera Utara
Penderita pada umumnya mengeluh gatal. Kelainan kulit bergantung pada keparahan dermatitis. Pada dermatitis kontak akut dimulai dengan bercak eritema
berbatas jelas, kemudian diikuti edema, papulovesikel, vesikel atau bula. Vesikel atau bula dapat pecah menimbulkan erosi dan eksudasi basah. Pada yang kronis
terlihat kulit kering, berskuama, papul, likenifikasi dan mungkin juga fisur, batasnya tidak jelas. Kelainan ini sulit dibedakan dengan dermatitis kontak
lainnya.
12
5.2.3. Gambaran tingkat pengetahuan pekerja salon terhadap penyebab DK
Pada pembagian kategori tingkat pengetahuan pekerja salon terhadap penyebab DK, didapati yang memiliki tingkat pengetahuan cukup adalah
sebanyak 67 sampel 62,0 dan yang memiliki tingkat pengetahuan kurang sebanyak 41 sampel 38,0 dari keseluruhan responden sebanyak 108 sampel,
Tidak ada sampel yang dikategorikan memiliki tingkat pengetahuan baik terhadap gejala DK 0,0.
Menurut hasil penelitian lain yang pernah dilakukan faktor yang paling utama mempengaruhi terjadinya dermatitis akibat kerja karena kontak dengan
bahan kimia. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi dermatitis kontak akibat kerja adalah adanya kontak dengan bahan kimia, lama kontak, dan frekuensi
kontak. Faktor umur, riwayat atopi, kebiasaan mencuci tangan, suhu dan kelembapan udara tidak mempunyai pengaruh yang signifikan. Belum terincinya
standar prosedur kerja aman yang diterapkan oleh pihak manajemen sesuai dengan potensi bahaya kimia, khususnya bahaya kontak kimia termasuk logam
dengan kulit pekerja operator.
34
5.2.4. Gambaran tingkat pengetahuan pekerja salon terhadap cara penanggulangan DK
Pada pembagian kategori tingkat pengetahuan pekerja salon terhadap cara penanggulangan DK, didapati yang memiliki tingkat pengetahuan baik adalah
sebanyak 36 sampel 33,3, yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 67 sampel 62,1 dan yang memiliki tingkat pengetahuan kurang
Universitas Sumatera Utara
sebanyak 5 sampel 4,6. 5.2.5. Gambaran tingkat pengetahuan pekerja salon terhadap cara
penegakan diagnosa DK
Pada pembagian kategori tingkat pengetahuan pekerja salon terhadap cara penegakan diagnosa DK, didapati yang memiliki tingkat pengetahuan baik adalah
sebanyak 22 sampel 20,4, yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 81 sampel 75,0 dan yang memiliki tingkat pengetahuan kurang
sebanyak 5 sampel 4,6. Diagnosis dermatitis kontak didasarkan pada anamnesis yang teliti,
pengamatan gambaran klinis dan uji tempel. Dermatitis kontak mempunyai variasi gambaran klinis yang luas, sehingga kadang sulit dibedakan dengan berbagai
dermatitis kontak lainnya.
12
Untuk ini diperlukan uji tempel dengan bahan yang dicurigai, tetapi uji tempel tidak dapat dilakukan pada dermatitis berfase akut,
sebab dapat memperberat penyakit.
17
5.2.6. Gambaran Tingkat Pengetahuan Pekerja Salon Terhadap DK Secara Keseluruhan
Pada pembagian kategori tingkat pengetahuan pekerja salon terhadap DK secara keseluruhan, didapati yang memiliki tingkat pengetahuan baik adalah
sebanyak 15 sampel 13,9, yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 71 sampel 65,7 dan yang memiliki tingkat pengetahuan kurang
sebanyak 22 sampel 20,4. Berbeda dengan hasil penelitian lain yang pernah dilakukan sebelumnya
pada pekerja pencuci piring di beberapa restoran di Kota Medan. Mayoritas pekerja pencuci piring memiliki pengetahuan yang dapat di – kategorikan kurang
yaitu sebanyak 58,0, pengetahuan yang cukup sebanyak 32,0, dan pengetahuan yang baik sebanyak 10,0.
35
Berbeda juga dengan hasil penelitian Susetiati dkk, yang mendapati hasil berupa tingkat pengetahuan baik sebanyak 56,8 dan tingkat pengetahuan kurang
sebanyak 43,2.
36
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisa data dan pembahasan yang diperoleh dari penelitian ini, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Jumlah responden kuesioner di Kecamatan Medan Petisah, Kota
Medan, pada tahun 2016 adalah sebanyak 108 orang. 2.
Proporsi responden perempuan lebih tinggi daripada laki-laki, dengan perbandingan 82,4 : 17,6.
3. Dari penelitian ini didapati tingkat pengetahuan pekerja salon terhadap
gejala DK adalah 59 orang 54,6 di tingkat pengetahuan kurang. 4.
Dari penelitian ini didapati tingkat pengetahuan pekerja salon terhadap penyebab DK adalah 67 orang 62,0 di tingkat pengetahuan cukup.
5. Dari penelitian ini didapati tingkat pengetahuan pekerja salon terhadap
cara penanggulangan DK adalah 67 orang 62,1 di tingkat pengetahuan cukup.
6. Dari penelitian ini didapati tingkat pengetahuan pekerja salon terhadap
cara penegakan diagnosa DK adalah 81 orang 75,0 di tingkat pengetahuan cukup.
Universitas Sumatera Utara
7. Dari penelitian ini didapati tingkat pengetahuan pekerja salon terhadap
cara penegakan diagnosa DK adalah 71 orang 65,7 di tingkat pengetahuan cukup.
6.2. Saran