BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Dermatitis Kontak
2.1.1. Definisi Dermatitis Kontak
Dermatitis kontak adalah suatu inflamasi bersifat polimorfik yang disebabkan oleh agen eksternal yang berperan sebagai iritan dimana respon imun
yang dimediasi sel T tidak berperan, atau sebagai alergen dimana respon imun yang dimediasi sel ikut berperan. Pada fase akut ditandai dengan adanya eritema
dan vesikel, pada fase kronik ditandai dengan adanya kulit kering, likenifikasi, dan fisura.
10
2.1.2. Klasifikasi Dermatitis Kontak
Klasifikasi dermatitis kontak dapat dibedakan berdasarkan etiologi yang menyebabkan penyakit tersebut. Penyebab yang paling sering mengakibatkan
dermatitis kontak adalah bahan iritan yang menyebabkan dermatitis kontak iritan, serta alergen yang menyebabkan dermatitis kontak alergen atopik.
10
- Iritansi Subjektif
Kelainan yang ditandai dengan adanya sensasi nyeri yang terasa pedih atau perih, tidak lama setelah terjadinya kontak dengan iritan. Pada
kelainan ini lesi pada kulit tidak terlihat. Kelainan ini biasanya berhubungan dengan penggunaan kosmetik atau krim pelindung sinar
matahari.
10
- Dermatitis Kontak Iritan Akut
Kelainan yang disebabkan oleh satu paparan berlebihan atau paparan kecil yang terjadi beberapa kali dari suatu bahan iritan kuat.
10
- Dermatitis Kontak Iritan Kronik
Kelainan ini disebabkan oleh paparan yang bersifat repetitif dari bahan iritan yang relatif lebih lemah. Bahan iritan dapat bersifat basah,
Universitas Sumatera Utara
seperti deterjen, sabun, pelarut organik, sabun, atau bahan yang bersifat asam dan basa lemah, atau kering, seperti udara dengan kelembaban
rendah, panas, bubuk, atau debu.
10
- Dermatitis Kontak Alergi
Kelainan ini melibatkan sensitisasi sistem imun terhadap satu atau beberapa alergen spesifik yang menyebabkan dermatitis atau eksaserbasi
dermatitis yang sudah ada sebelumnya.
10
- Dermatitis Kontak Fototoksik dan Fotoalergi
Dermatitis kontak yang disebabkan oleh adanya paparan sinar matahari, namun masih sulit untuk membedakan antara fototoksik dan
fotoalergi.
10
- Dermatitis Kontak Sistemik
Kelainan ini timbul setelah administrasi suatu substansi, yang sebelumnya menyebabkan sensitisasi topikal, biasanya suatu jenis obat, ke
dalam sistemik.
10
2.2.
Dermatitis Kontak Iritan 2.2.1. Definisi Dermatitis Kontak Iritan
Dermatitis kontak iritan adalah penyakit yang disebabkan oleh efek sitotosik lokal langsung dari bahan iritan baik secara fisik maupun kimiawi, yang
bersifat tidak spesifik, pada sel-sel epidermis dengan respon peradangan pada dermis dalam waktu dan konsentrasi yang cukup.
11
2.2.2. Epidemiologi Dermatitis Kontak Iritan Dermatitis kontak iritan dapat diderita oleh semua orang dari berbagai
golongan umur, ras dan jenis kelamin. Jumlah penderita diperkirakan cukup banyak terutama yang berhubungan dengan pekerjaan dermatitis kontak iritan
akibat kerja, namun dikatakan angkanya secara tepat sulit diketahui. Hal ini disebabkan antara lain oleh banyaknya penderita dengan kelainan ringan tidak
datang berobat, atau bahkan tidak mengeluh.
12
Di Amerika, dermatitis kontak iritan sering terjadi pada pekerjaan yang melibatkan kegiatan mencuci tangan atau paparan berulang pada kulit terhadap
Universitas Sumatera Utara
air, bahan makanan atau iritan lainnya. Pekerjaan yang berisiko tinggi meliputi pembatu rumah tangga, pelayan rumah sakit, tukang masak, dan penata rambut.
Prevalensi dermatitis tangan karena pekerjaan ditemukan sebesar 55,6 di intensive care unit dan 69,7 pada pekerja yang sering terpapar dilaporkan
dengan frekuensi mencuci tangan 35 kali setiap pergantian. Penelitian menyebutkan frekuensi mencuci tangan 35 kali setiap pergantian memiliki
hubungan kuat dengan dermatitis tangan karena pekerjaan. Di Jerman, angka insiden dermatitis kontak iritan adalah 4,5 setiap 10.000
pekerja, dimana insiden tertinggi ditemukan pada penata rambut 46,9 kasus per 10.000 pekerja setiap tahunnya, tukang roti dan tukang masak.
Berdasarkan jenis kelamin, dermatitis kontak iritan secara signifikan lebih banyak pada perempuan dibanding laki-laki. Tingginya frekuensi ekzem tangan
pada wanita dibanding pria karena faktor lingkungan, bukan genetik.
13
2.2.3. Etiologi dan Faktor Risiko Dermatitis Kontak Iritan Penyakit dermatitis kontak iritan disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor
tersebut bias berasal dari dalam maupun luar individu. Faktor yang berasal dari dalam disebut faktor endogen sedangkan faktor yang dari luar disebut faktor
eksogen. 1.
Faktor endogen a.
Faktor genetik Terdapat hipotesa yang mengungkapkan bahwa kemampuan
individu untuk mengeluarkan radikal bebas, mengubah derajat enzim antioksidan,dan kemampuan untuk membentuk perlindungan
heat shock protein semuanya dibawah kontrol genetik. Faktor
tersebut juga menentukan keberagaman respon tubuh terhadap bahan-bahan iritan. Selain itu, predisposisi genetik terhadap
kerentanan bahan iritan berbeda untuk setiap bahan iritan.
14
b. Jenis kelamin
Gambaran klinik dermatitis kontak iritan pada wanita dilaporkan paling banyak dari pasien lakiālaki. Hubungan antara jenis kelamin
dengan kerentanan kulit adalah karena wanita lebih banyak terpajan
Universitas Sumatera Utara
oleh bahan iritan, kerja basah dan, lebih sering terpapar bahan kimia sebagai bentuk perawatan kulit daripada laki-laki. Tidak ada
pembedaan jenis kelamin untuk dermatitis kontak iritan yang ditetapkan berdasarkan penelitian.
14
c. Umur
Anak-anak dibawah 8 tahun lebih mudah menyerap reaksi-reaksi bahanbahan kimia dan bahan iritan lewat kulit. Banyak studi yang
menunjukkan bahwa tidak ada kecurigaan pada peningkatan pertahanan kulit dengan meningkatnya umur. Data pengaruh umur
pada percobaan iritasi kulit sangat berlawanan. Iritasi kulit yang kelihatan eritema menurun pada orang tua sementara iritasi kulit
yang tidak kelihatan kerusakan pertahanan meningkat pada orang muda.
14
d. Lokasi lesi
Ada perbedaan lokasi kulit yang signifikan dalam hal fungsi pertahanan, sehingga kulit wajah, leher, skrotum, dan bagian dorsal
tangan lebih rentan terhadap dermatitis kontak iritan, di mana telapak tangan dan kaki lebih resisten.
15
e. Faktor eksogen
Selain dengan asam dan basa kuat, tidak mungkin untuk memprediksi potensi iritan suatu bahan kimia berdasarkan struktur
molekulnya. Potensial iritan bentuk senyawa mungkin lebih sulit untuk diprediksi. Faktor-faktor yang dimaksudkan termasuk sifat
kimia bahan iritan, yaitu pH, kondisi fisik, konsentrasi, ukuran molekul, jumlah, polarisasi, ionisasi, bahan dasar, kelarutan. Selain
itu, sifat dari pajanan sepertu jumlah, konsentrasi, lamanya pajanan dan jenis kontak, pajanan serentak dengan bahan iritan lain dan
jaraknya setelah pajanan sebelumnya juga turut menyebabkan dermatitis kontak iritan. Faktor lingkungan seperti lokalisasi tubuh
yang terpajang dan suhu, dan faktor mekanik seperti tekanan, gesekan atau goresan, kelembapan lingkunan yang rendah dan suhu
dingin menurunkan kadar air pada stratum korneum yang menyebabkan kulit lebih rentan pada bahan iritan.
14
Universitas Sumatera Utara
2.2.4. Patogenesis Dermatitis Kontak Iritan