vi. Menghindari segala hal pemicu asma
Bagi yang tidak menderita asma, ada baiknya menghindari segala hal pemicu asma, seperti tungau, debu, bulu binatang kucing, anjing, burung, kelinci, kecoak,
tikus, dan lain-lain, orang-orang yang sedang terserang influenza, tempat-tempat ramai atau penuh sesak, kehujanan, pergantian suhu udara yang ekstrem, aktivitas
fisik berlebihan atau olahraga yang melelahkan, uap zat-zat kimia dan polusi udara lainnya asap rokok, asap mobil, uap bensin, uap cat, dan lain-lain, zat
aditif buatan. Hal ini dikarenakan semua itu dapat memicu penyakit asma Mumpuni Wulandari, 2013.
vii. Menggunakan obat-obat pencegah asma
Pada serangan penyakit asma yang ringan dan jarang, penderita dapat memakan obat-obatan seperti bronkodilator, baik dalam bentuk tablet, kapsul, maupun sirup
Mumpuni Wulandari, 2013.
2.6.2 Pencegahan Sekunder 2.6.2.1 Diagnosa
1. Anamnesis wawancara
Wawancara antara dokter dengan penderita atau keluarganya merupakan bagian yang amat penting dalam membuat diagnosis penyakit pada umumnya,
asma khususnya. Dokter akan menanyakan berbagai hal mengenai penyakit penderita sampai ke hal-hal yang bersifat pribadi Sundaru, 2002.
Beberapa hal yang harus ditanyakan dari pasien asma antara lain Depkes,
2009: a.
Apakah ada batuk yang berulang terutama pada malam menjelang dini hari?
Universitas Sumatera Utara
b. Apakah pasien mengalami mengi atau dada terasa berat atau batuk setelah
terpajan alergen atau polutan pencetus? c.
Apakah pada waktu pasien mengalami selesma commond cold merasakan sesak di dada dan selesmanya menjadi berkepanjangan 10 hari atau lebih?
d. Apakah ada mengi atau rasa berat di dada atau batuk setelah melakukan
aktivitas atau olahraga? e.
Apakah gejala-gejala tersebut di atas berkuranghilang setelah pemberian obat pelega bronkodilator?
f. Apakah ada batuk, mengi, sesak di dada jika terjadi perubahan musimcuaca
atau suhu yang ekstrim perubahan yang tiba-tiba? g.
Apakah ada penyakit alergi lainnya rinitis, dermatitis atopi, konjunktivitis alergi?
h. Apakah dalam keluarga kakeknenek, orang tua, anak, saudara kandung,
saudara sepupu ada yang menderita asma atau alergi?
2. Pemeriksaan fisik
Dokter belum dapat menegakkan diagnosis asma secara pasti hanya dengan menempelkan stetoskop pada dada penderita. Pemeriksaan jasmani selain
mencari bukti-bukti yang dapat mendukung diagnosis asma juga dimaksudkan untuk menemukan penyakit-penyakit lain yang mungkin ada, di samping penyakit
asma sendiri. Asma yang berat pada anak sering mengganggu pertumbuhannya sehingga penderita lebih kecil dibandingkan dengan sebayanya. Kadang-kadang
ditemukan dada yang mengembung seperti dada burung. Umumnya dengan wawancara dan pemeriksaan jasmani dokter sudah dapat menentukan apakah
seseorang menderita asma atau tidak. Tetapi ada beberapa penyakit yang kadang- kadang sulit dibedakan dengan asma atau penyakit asma sendiri yang gejalanya
tidak khas Sundaru, 2002. Ekspirasi memanjang, mengi, hiperinflasi dada, pernapasan cepat sampai
sianosis dapat dijumpai pada pasien asma. Dalam praktek jarang dijumpai kesulitan dalam membuat diagnosis asma, tetapi sering pula dijumpai pasien
Universitas Sumatera Utara
bukan asma mempunyai mengi, sehingga diperlukan pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis Sundaru Sukamto, 2010.
3. Pemeriksaan penunjang diagnosis