Hal ini kemungkinan bisa dikaitkan dengan debu rumah dan tungau yang merupakan salah satu faktor pencetus asma bronkial yang bersifat alergen, dimana
aktivitas membersihkan rumah lebih sering dilakukan ibu rumah tangga, sehingga dapat mencetuskan serta memperberat asma bronkial yang dideritanya. Tungau
debu rumah Dermatophagoides pteronyssynus atau D. farinale selalu terdapat dalam debu rumah apalagi di daerah yang lembab. Berkembang biak sangat cepat
terutama di kamar tidur karena makanannya adalah serpih kulit manusia yang terlepas sewaktu tidur kulit manusia diganti dengan yang baru secara teratur
Sundaru, 2002. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Anriyani di RSUD Langsa tahun 2009-2012 dengan desain case series menemukan bahwa proporsi
tertinggi berdasarkan pekerjaan adalah pekerjaan ibu rumah tangga sebesar 44,8, sedangkan proporsi penderita dengan pekerjaan wiraswata sebesar 20,4,
pegawai sipil, polri, TNI, pensiunan, dan honorer sebesar 12,9, pelajarmahasiswa sebesar 11,4, tidak bekerja sebesar 7, dan pegawai swasta
sebesar 3,5 Anriyani, 2013. Adanya penderita yang tidak tercatat disebabkan karena pencatatan status
penderita di RSUP H. Adam Malik Medan yang tidak dilengkapi oleh petugas kesehatan.
c. Pendidikan
Proporsi penderita asma bronkial dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015 berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada
gambar 5.4 di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.4 Diagram Bar Proporsi Penderita Asma Bronkial Dewasa Berdasarkan Pendidikan yang Dirawat Inap di RSUP H. Adam
Malik Medan Tahun 2014-2015 Berdasarkan gambar 5.4 diatas dapat dilihat bahwa proporsi tingkat
pendidikan terakhir penderita asma bronkial dewasa paling banyak adalah tingkat Tamat SMA sebesar 41,8 dan proporsi terendah adalah tingkat Tidak Sekolah
dengan proporsi 1,1. Proporsi yang Tidak Tercatat sebesar 25,3. Tingginya angka kejadian pada tingkat Tamat SMA bukan berarti pada tingkat pendidikan
tersebut lebih berisiko terkena asma bronkial tetapi karena penderita yang datang berobat dan dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan lebih banyak yang
tingkat pendidikan terakhirnya adalah Tamat SMA.
41,8 25,3
14,3 12,1
5,5 1,1
5 10
15 20
25 30
35 40
45
Tamat SMA Tidak
Tercatat Tamat SMP
Tamat SD Tamat D1-
D3PT Tidak
Sekolah
Pendidikan
Universitas Sumatera Utara
d. Daerah asaltempat tinggal
Proporsi penderita asma bronkial dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015 berdasarkan daerah asaltempat tinggal
dapat dilihat pada gambar 5.5 di bawah ini.
Gambar 5.5 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Asma Bronkial Dewasa Berdasarkan Daerah AsalTempat Tinggal yang
Dirawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015
Berdasarkan gambar 5.5 di atas dapat dilihat bahwa daerah asaltempat tinggal penderita asma bronkial paling banyak adalah berasal dari Luar Kota
Medan sebesar 64,8, sedangkan yang berasal dari Kota Medan sebesar 35,2. Hal ini dapat dikaitkan dengan RSUP H. Adam Malik Medan merupakan rumah
sakit pusat rujukan untuk wilayah Provinsi Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, dan Riau, sehingga banyak penderita asma bronkial
yang berasal dari Luar Kota Medan datang berobat ke RSUP H. Adam Malik Medan.
64,8 35,2
Daerah AsalTempat Tinggal
Luar Kota Medan Kota Medan
Universitas Sumatera Utara
5.1.3 Distribusi Proporsi Berdasarkan Faktor Pencetus
Proporsi penderita asma bronkial dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015 berdasarkan faktor pencetus dapat dilihat
pada gambar 5.6 di bawah ini.
Gambar 5.6 Diagram Pie Proporsi Penderita Asma Bronkial Dewasa Berdasarkan Faktor Pencetus yang Dirawat Inap di RSUP H.
Adam Malik Medan Tahun 2014-2015 Berdasarkan gambar 5.6 diatas dapat dilihat bahwa proporsi penderita
asma bronkial yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015 berdasarkan faktor pencetus yang paling sering memicu terjadinya
asma bronkial adalah non alergen cuaca, aktivitas, dan merokok sebanyak 53,8 kemudian alergen debu, makanan, dan obat sebanyak 18,7. Sedangkan ada
sebanyak 27,5 tidak tercatat faktor pencetus yang dialami oleh penderita asma bronkial.
Adanya penderita yang tidak tercatat disebabkan karena pencatatan status penderita di RSUP H. Adam Malik Medan yang tidak dilengkapi oleh petugas
kesehatan. Tingginya penderita asma bronkial berdasarkan faktor pencetus non
53,8 27,5
18,7
Faktor Pencetus
Non Alergen Tidak Tercatat
Alergen
Universitas Sumatera Utara
alergen dapat dikaitkan dengan usia pada penelitian ini, dimana usia 15-64 tahun termasuk ke dalam usia produktif sehingga pada usia tersebut terdapat banyak
aktivitas individu baik di dalam maupun di luar rumah BPS, 2016.
5.1.4 Distribusi Proporsi Berdasarkan Riwayat Serangan
Proporsi penderita asma bronkial dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015 berdasarkan riwayat serangan dapat dilihat
pada gambar 5.7 di bawah ini.
Gambar 5.7 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Asma Bronkial Dewasa Berdasarkan Riwayat Serangan yang Dirawat Inap di
RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015 Berdasarkan gambar 5.7 diatas dapat dilihat bahwa proporsi penderita
asma bronkial yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015 berdasarkan riwayat serangan yang paling banyak adalah penderita
yang sebelumnya pernah mengalami serangan asma bronkial 86,8 dan yang tidak pernah mengalami serangan asma ada 13,2.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Salma, 2005 di ruang penyakit dalam Rumah Sakit Umum Dr. Fauziah Bireuen menemukan bahwa
86,8 13,2
Riwayat Serangan
Serangan Berulang Serangan Pertama
Universitas Sumatera Utara
penderita asma yang dirawat inap lebih banyak yang serangannya berulang dengan proporsi sebesar 67,9.
5.1.5 Distribusi Proporsi Berdasarkan Riwayat Keluarga
Proporsi penderita asma bronkial dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015 berdasarkan riwayat keluarga dapat dilihat
pada gambar 5.8 di bawah ini.
Gambar 5.8 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Asma Bronkial Dewasa Berdasarkan Riwayat Keluarga yang Dirawat Inap di
RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015 Berdasarkan gambar 5.8 diatas dapat dilihat bahwa proporsi penderita
asma bronkial yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015 berdasarkan riwayat keluarga yang paling banyak adalah penderita
yang tidak ada riwayat keluarga pernah mengalami asma bronkial 63,7 dan yang ada riwayat keluarga menderita asma bronkial 15,4. Sedangkan ada
sebanyak 20,9 penderita asma bronkial yang tidak tercatat riwayat keluarga ada atau tidak ada yang menderita asma bronkial.
63,7 20,9
15,4
Riwayat Keluarga
Tidak Ada Riwayat Keluarga Tidak Tercatat
Ada Riwayat Keluarga
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Dumbi, 2013 di Puskesmas Dulalowo menemukan bahwa proporsi penderita asma yang datang berobat lebih
banyak yang tidak ada riwayat keluarga dengan proporsi sebesar 60.
5.1.6 Lama Rawatan Rata-rata Penderita Asma Bronkial Dewasa yang Dirawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2014-2015
Lama rawatan rata-rata penderita asma bronkial dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan adalah 10 hari, dengan standar deviasi SD
9,860 hari, hal ini menunjukkan lama rawatan rata-rata penderita asma bronkial dewasa bervariasi dimana minimum 1 hari dan maksimum 50 hari, dengan 95
confidence interval artinya pada tingkat kepercayaan 95 lama rawatan rata-rata
penderita asma bronkial dewasa berada dalam rentang 7,8-11,91 hari. 5.1.7 Distribusi Proporsi Berdasarkan Sumber Biaya
Proporsi penderita asma bronkial dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015 berdasarkan sumber biaya dapat dilihat
pada gambar 5.9 di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.9 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Asma Bronkial Dewasa Berdasarkan Sumber Biaya yang Dirawat Inap di
RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015 Berdasarkan gambar 5.9 di atas dapat dilihat bahwa proporsi sumber biaya
yang paling banyak digunakan penderita Asma Bronkial Dewasa yang Dirawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015 adalah bukan
menggunakan biaya sendiri ada 85 orang 93,4 dan yang menggunakan biaya sendiri ada 6 orang 6,6.
Tersedianya asuransi-asuransi kesehatan untuk pegawai negeri, pegawai swasta dan pasien dengan pekerjaan lainnya sangat membantu dalam hal
meringankan biaya pengobatan bagi pasien penderita asma bronkial. Beberapa jenis asuransi kesehatan yang digunakan penderita asma bronkial yang dirawat
inap di RSUP H. Adam Malik Medan adalah BPJS, Askes, Jamkesmas, Jamsostek, TNIPOLRI.
Meskipun demikian masih ada penderita asma bronkial yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik yang membiayai sendiri pengobatannya. Pekerjaan
93,4 6,6
Sumber Biaya
Bukan Biaya Sendiri Biaya Sendiri
Universitas Sumatera Utara
penderita yang membiayai sendiri pengobatannya adalah ibu rumah tangga, pelajarmahasiswa, dan tidak bekerja.
5.1.8 Distribusi Proporsi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang
Proporsi penderita asma bronkial dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015 berdasarkan keadaan sewaktu pulang dapat
dilihat pada gambar 5.10 di bawah ini.
Gambar 5.10 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Asma Bronkial Dewasa Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang yang Dirawat
Inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015 Berdasarkan gambar 5.10 di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita
Asma Bronkial Dewasa yang Dirawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015 berdasarkan keadaan sewaktu pulang, yang paling banyak adalah
pulang berobat jalan sebesar 89,0, meninggal 6,6, dan pulang atas permintaan sendiri 4,4.
Tingginya proporsi yang pulang berobat jalan, kemungkinan keadaan penderita sudah dinyatakan membaik oleh dokter yang merawat dan tetap
dilanjutkan dengan pengobatan rawat jalan agar keadaan penderita terus terkontrol
89,0 6,6
4,4
Keadaan Sewaktu Pulang
Pulang Berobat Jalan PBJ Meninggal
Pulang Atas Permintaan Sendiri PAPS
Universitas Sumatera Utara
dengan baik. Pada penderita yang pulang atas permintaan sendiri, kemungkinan penderita merasa sembuh sehingga dari kondisi tersebut penderita menghentikan
sendiri pengobatannya di rumah sakit dan meminta izin untuk pulang kepada dokter yang merawat dan kondisi pasien memungkinkan untuk dirawat jalan. Pada
data dapat dilihat bahwa ada 6 orang penderita asma bronkial yang meninggal, hal itu disebabkan karena 1 orang penderita menderita sakit jantung dan 5 orang
penderita mengalami status asmatikus. Status asmatikus adalah keadaan darurat medis berupa serangan asma berat yang semakin berat dan refrakter setelah diberi
obat 1-2 jam untuk serangan asma akut. Dimana pada penderita status asmatikus terjadi penyumbatan jalan napas. Keluhan pokok status asmatikus sama dengan
asma akut, namun lebih berat Mubin, 2014. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Anriyani di
RSUD Langsa tahun 2009-2012 didapat proporsi penderita asma bronkial tertinggi berdasarkan keadaan sewaktu pulang adalah pulang berobat jalan PBJ
sebesar 88,1 Anriyani, 2013.
5.2 Analisa Statistik 5.2.1 Distribusi Proporsi Umur Berdasarkan Riwayat Keluarga
Proporsi umur berdasarkan riwayat keluarga penderita asma bronkial dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015
dapat dilihat pada gambar 5.11 di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.11 Diagram Bar Distribusi Proporsi Umur Berdasarkan Riwayat Keluarga Penderita Asma Bronkial Dewasa yang Dirawat Inap
di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015 Berdasarkan gambar 5.11 di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita
asma bronkial dewasa yang ada riwayat keluarga pada kelompok umur 15-49 tahun sebesar 57,1 dan pada kelompok umur ≥50 tahun sebesar 42,9. Proporsi
penderita asma bronkial dewasa yang tidak ada riwayat keluarga pada kelompok umur 15-
49 tahun sebesar 34,5 dan pada kelompok umur ≥50 tahun sebesar 65,5. Hasil uji Chi-Square didapat nilai p0,05 p=0,119, artinya tidak terdapat
perbedaan proporsi umur berdasarkan riwayat keluarga. Pada penderita asma bronkial, riwayat keluarga yang diturunkan adalah
bakat alergi dan hipersensitifitas saluran pernafasan GINA, 2016. Riwayat keluarga tersebut dapat diturunkan pada jenis kelamin laki-laki maupun
perempuan dan dapat dialami pada saat anak-anak maupun dewasa. Penyakit alergi didapatkan pada usia yang berbeda-beda, contohnya alergi makanan dan
eksim terutama pada anak-anak Dinajani, 2008.
57,1 34,5
42,9 65,5
10 20
30 40
50 60
70
Ada Tidak Ada
Umur Berdasarkan Riwayat Keluarga
15-49 ≥50
Universitas Sumatera Utara
5.2.2 Distribusi Proporsi Umur Berdasarkan Riwayat Serangan
Proporsi umur berdasarkan riwayat serangan penderita asma bronkial dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015
dapat dilihat pada gambar 5.12 di bawah ini.
Gambar 5.12 Diagram Bar Distribusi Proporsi Umur Berdasarkan Riwayat Serangan Penderita Asma Bronkial Dewasa yang Dirawat Inap
di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015 Berdasarkan gambar 5.12 di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita
asma bronkial dewasa yang mengalami serangan pertama pada kelompok umur 15-
49 tahun sebesar 38,0 dan pada kelompok umur ≥50 tahun sebesar 62,0. Proporsi penderita asma bronkial dewasa yang mengalami serangan berulang pada
kelompok umur 15- 49 tahun sebesar 33,3 dan pada kelompok umur ≥50 tahun
sebesar 66,7. Hasil uji Fisher’s Exact Test diperoleh nilai p0,05 p=1,000,
artinya tidak terdapat perbedaan proporsi umur berdasarkan riwayat serangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Tobing, 2002 di RSUP H.
Adam Malik Medan menemukan bahwa berdasarkan hasil uji Chi-Square
38,0 33,3
62,0 66,7
10 20
30 40
50 60
70 80
Pertama Berulang
Umur Berdasarkan Riwayat Serangan
15-49 ≥50
Universitas Sumatera Utara
diperoleh p=0,318, artinya tidak terdapat perbedaan proporsi umur berdasarkan riwayat serangan.
5.2.3 Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Berdasarkan Faktor Pencetus
Proporsi jenis kelamin berdasarkan faktor pencetus penderita asma bronkial dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun
2014-2015 dapat dilihat pada gambar 5.13 di bawah ini.
Gambar 5.13 Diagram Bar Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Berdasarkan Faktor Pencetus Penderita Asma Bronkial Dewasa yang
Dirawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014- 2015
Berdasarkan gambar 5.13 di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita asma bronkial dewasa pada jenis kelamin laki-laki yang faktor pencetus asmanya
alergen sebesar 5,9 dan yang faktor pencetusnya non alergen sebesar 42,9. Pada jenis kelamin perempuan yang faktor pencetus asmanya alergen sebesar
94,1 dan yang faktor pencetus asmanya non alergen sebesar 57,1. Hasil uji Chi-Square didapat nilai p0,05 p=0,005 artinya ada perbedaan proporsi antara
jenis berdasarkan dengan faktor pencetus.
5,9 42,9
94,1
57,1
20 40
60 80
100
Alergen Non Alergen
Jenis Kelamin Berdasarkan Faktor Pencetus
Laki-laki Perempuan
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Hutasoit, 2004 di RSU Lubuk Pakam menemukan bahwa berdasarkan uji Chi-Square diperoleh nilai
p=0,0001, artinya tidak terdapat perbedaan proporsi jenis kelamin berdasarkan faktor pencetus.
Proporsi penderita asma bronkial pada jenis kelamin perempuan merupakan yang tertinggi pada faktor alergen dan non alergen, hal ini
kemungkinan berhubungan dengan usia pada penelitian ini, yaitu usia dewasa. Dimana pada orang dewasa prevalensi asma bronkial lebih besar pada perempuan
dibandingkan pada laki-laki. Sebelum usia 14 tahun, prevalensi asma hampir dua kali lebih besar pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan GINA, 2016.
5.2.4 Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Berdasarkan Riwayat Keluarga
Proporsi jenis kelamin berdasarkan riwayat keluarga penderita asma bronkial dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun
2014-2015 dapat dilihat pada gambar 5.14 di bawah ini.
Gambar 5.14 Diagram Bar Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Berdasarkan Riwayat Keluarga Penderita Asma Bronkial Dewasa yang
Dirawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015
21,4 36,2
78,6 63,8
10 20
30 40
50 60
70 80
90
Ada Tidak Ada
Jenis Kelamin Berdasarkan Riwayat Keluarga
Laki-laki Perempuan
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan gambar 5.14 di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita asma bronkial dewasa yang ada riwayat keluarga pada jenis kelamin laki-laki
sebesar 21,4 dan pada jenis kelamin perempuan sebesar 78,6. Proporsi penderita asma bronkial dewasa yang tidak ada riwayat keluarga pada jenis
kelamin laki-laki sebesar 36,2 dan pada jenis kelamin perempuan sebesar 63,8. Hasil uji
Fisher’s Exact Test diperoleh nilai p0,05 p=0,359, artinya tidak terdapat perbedaan proporsi jenis kelamin berdasarkan riwayat keluarga.
Pada penderita asma bronkial, riwayat keluarga yang diturunkan adalah bakat alergi dan hipersensitifitas saluran pernafasan GINA, 2016. Riwayat
keluarga dapat diturunkan kepada anggota keluarga dengan jenis kelamin laki-laki maupun perempuan. Sehingga, tidak ditemukan perbedaan proporsi jenis kelamin
berdasarkan riwayat keluarga.
5.2.5 Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Berdasarkan Riwayat Serangan
Proporsi jenis kelamin berdasarkan riwayat serangan penderita asma bronkial dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun
2014-2015 dapat dilihat pada gambar 5.15 di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.15 Diagram Bar Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Berdasarkan Riwayat Serangan Penderita Asma Bronkial Dewasa yang
Dirawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015
Berdasarkan gambar 5.15 di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita asma bronkial dewasa yang mengalami serangan asma pertama pada jenis kelamin
laki-laki sebesar 38,0 dan pada jenis kelamin perempuan 62,0. Proporsi penderita asma bronkial dewasa yang mengalami serangan asma berulang pada
jenis kelamin laki-laki sebesar 25,0 dan pada jenis kelamin perempuan 75,0. Hasil uji
Fisher’s Exact Test diperoleh nilai p0,05 p=0,525, artinya tidak terdapat perbedaan proporsi jenis kelamin berdasarkan riwayat serangan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sipayung, 2005 di Bagian Penyakit Dalam RSU Dr. Pirngadi Medan menemukan bahwa berdasarkan analisa
statistik dengan uji t-test diperoleh nilai p=0,078, artinya tidak ada perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan umur penderita asma bronkial.
38,0 25,0
62,0 75,0
10 20
30 40
50 60
70 80
Pertama Berulang
Jenis Kelamin Berdasarkan Riwayat Serangan
Laki-laki Perempuan
Universitas Sumatera Utara
5.2.6 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Umur
Lama rawatan rata-rata berdasarkan umur penderita asma bronkial dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015 dapat dilihat
pada gambar 5.16 di bawah ini.
Gambar 5.16 Diagram Bar Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Umur Penderita Asma Bronkial Dewasa yang Dirawat Inap di RSUP
H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015 Berdasarkan gambar 5.16 di atas dapat dilihat bahwa terdapat 57 penderita
asma bronkial yang berumur ≥50 tahun, lama rawatan rata-rata 10,32 hari 10 hari dan terdapat 34 orang penderita yang berumur 15-49 tahun, lama rawatan
rata-rata 9,09 hari 9 hari. Dari hasil uji Mann-Whitney didapat nilai p0,05 p=0,258, artinya tidak
ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata pada kelompok umur 15-49 tahun dan lama rawatan rata-
rata pada kelompok umur ≥50 tahun. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sipayung, 2005 di Bagian
Penyakit Dalam RSU Dr. Pirngadi Medan menemukan bahwa berdasarkan analisa
9,09 10,32
2 4
6 8
10 12
15-49 ≥50
Mean
Mean
Universitas Sumatera Utara
statistik dengan uji t-test diperoleh nilai p=0,078, artinya tidak ada perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan umur penderita asma bronkial.
5.2.7 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Jenis Kelamin
Lama rawatan rata-rata berdasarkan jenis kelamin penderita asma bronkial dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015
dapat dilihat pada gambar 5.17 di bawah ini.
Gambar 5.17 Diagram Bar Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Jenis Kelamin Penderita Asma Bronkial Dewasa yang Dirawat Inap
di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015 Berdasarkan gambar 5.17 di atas dapat dilihat bahwa terdapat 33 orang
penderita asma bronkial yang berjenis kelamin laki-laki, lama rawatan rata-rata 11,21 hari 11 hari dan terdapat 58 orang penderita yang berjenis kelamin
perempuan, lama rawatan rata-rata 9,09 hari 9 hari. Dari hasil uji Mann-Whitney didapat nilai p0,05 p=0,480, artinya tidak
ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata pada jenis kelamin laki-laki dan lama rawatan rata-rata pada jenis kelamin perempuan.
11,21 9,09
2 4
6 8
10 12
Laki-laki Perempuan
Mean
Mean
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sipayung, 2005 di Bagian Penyakit Dalam RSU Dr. Pirngadi Medan menemukan bahwa berdasarkan analisa
statistik dengan uji t-test diperoleh nilai p=0,341, artinya tidak ada perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan jenis kelamin penderita asma bronkial.
Universitas Sumatera Utara
69
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
6.1.1 Proporsi kelompok laki-laki tertinggi terdapat pada umur 45-54 tahun
24,2 dan proporsi kelompok perempuan tertinggi terdapat pada umur 45-54 tahun 24,1 dan umur 55-64 tahun 24,1. Proporsi penderita
asma bronkial dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2014-2015 berdasarkan sosiodemografi yang tertinggi
yaitu Suku Batak 56,0, pekerjaan ibu rumah tangga 29,7, pendidikan terakhir Tamat SMA 41,8, dan berasal dari Luar Kota Medan 64,8.
6.1.2 Proporsi penderita asma bronkial dewasa yang dirawat inap di RSUP H.
Adam Malik Medan Tahun 2014-2015 berdasarkan faktor pencetus tertinggi adalah non alergen 53,8.
6.1.3 Proporsi penderita asma bronkial dewasa yang dirawat inap di RSUP H.
Adam Malik Medan Tahun 2014-2015 berdasarkan riwayat serangan tertinggi adalah serangan berulang 86,8.
6.1.4 Proporsi penderita asma bronkial dewasa yang dirawat inap di RSUP H.
Adam Malik Tahun 2014-2015 berdasarkan riwayat keluarga tertinggi adalah tidak ada riwayat keluarga menderita asma bronkial 63,7.
6.1.5 Lama rawatan rata-rata penderita asma bronkial dewasa yang dirawat
inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2014-2015 selama 9,86 hari 10 hari.
6.1.6 Proporsi penderita asma bronkial dewasa berdasarkan sumber biaya
tertinggi adalah bukan biaya sendiri yaitu 93,4.
Universitas Sumatera Utara
70
6.1.7 Proporsi penderita asma bronkial dewasa berdasarkan keadaan sewaktu
pulang tertinggi adalah pulang berobat jalan PBJ yaitu 89,0. 6.1.8
Tidak terdapat perbedaan proporsi umur berdasarkan riwayat keluarga p=0,119, umur berdasarkan riwayat serangan p=1,000, jenis kelamin
berdasarkan riwayat keluarga p=0,359, jenis kelamin berdasarkan riwayat serangan p=0,525, lama rawatan rata-rata berdasarkan
kelompok umur p=0,258, lama rawatan rata-rata berdasarkan jenis kelamin p=0,480.
6.1.9 Ada perbedaan proporsi jenis kelamin berdasarkan faktor pencetus
p=0,005. 6.1.10 Pencatatan suku, pekerjaan, pendidikan, faktor pencetus, dan riwayat
keluarga tidak lengkap.
6.2 Saran