30
3.5.6 Lama rawatan rata-rata adalah waktu rata-rata penderita asma bronkial
dewasa menjalani perawatan di rumah sakit, dari pertama masuk sampai hari terakhir perawatan sesuai dengan yang tertulis di kartu
status yang ada di rekam medik. 3.5.7
Sumber biaya adalah sumber pembiayaan yang digunakan oleh penderita asma bronkial selama dirawat di rumah sakit sesuai dengan
yang tertulis di kartu status yang ada di rekam medik, dibedakan atas: 1.
Biaya Sendiri Umum 2.
Bukan Biaya Sendiri BPJS, Askes, Jamkesmas, Jamsostek, TNIPOLRI
3.5.8 Keadaan sewaktu pulang adalah keadaan penderita pada waktu pulang
sesuai dengan yang tertulis di kartu status yang ada di rekam medik, dibedakan atas:
1. Pulang Berobat Jalan PBJ
2. Pulang Atas Permintaan Sendiri PAPS
3. Meninggal
3.6 Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh diolah dan dianalisa dengan menggunakan komputer. Data univariat dijelaskan secara deskriptif dan data bivariat dianalisa
menggunakan uji statistik uji Chi-Square, Fisher exact test, dan Mann-Whitney. Selanjutnya, data univariat dan bivariat disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi, diagram pie, dan diagram bar.
Universitas Sumatera Utara
31
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejarah Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik adalah Pusat Rujukan untuk wilayah Pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam, Provinsi Sumatera Barat, dan Provinsi Riau yang dibangun diatas tanah ± 10 Ha dan berlokasi di Jalan Bunga Lau No. 17 Km 12
Kecamatan Medan Tuntungan Kotamadya Medan Provinsi Sumatera Utara. RSUP H. Adam Malik Medan berfungsi sejak tanggal 17 Juni 1991
dengan pelayanan rawat jalan sedangkan untuk pelayanan rawat inap baru dimulai tanggal 2 Mei 1992. Pada tanggal 1 Januari 1993 secara resmi Pusat Pendidikan
Fakultas Kedokteran USU Medan dipindahkan ke RSUP H. Adam Malik Medan sebagai tanda dimulainya Soft Opening. Kemudian diresmikan oleh Bapak
Presiden RI pada tanggal 21 Juli 1993. Berdasarkan Surat Keputusan Kemenkes RI No. YM.01.10III369610
tanggal 20 Juli 2010 RSUP H. Adam Malik kembali terakreditasi untuk 16 Pelayanan Periode Juli 2010 sd Juli 2013. Berdasarkan Surat Keputusan Menkes
RI No. 2244MenkesSKXI2011 tanggal 7 November 2011 tentang Pemberian Izin Operasional Tetap RSUP H. Adam Malik Medan. Berdasarkan Surat
Keputusan Menkes RI No. HK.02.02MENKES3902014 tanggal 17 Oktober 2014 tentang Pedoman Penetapan Rumah Sakit Rujukan Nasional. Berdasarkan
Surat Keputusan Komite Akreditasi Rumah Sakit KARS No. KARS-
Universitas Sumatera Utara
SERT138IX2015 RSUP H. Adam Malik telah memenuhi Srandar Akreditasi Rumah Sakit dan dinyatakan Lulus Tingkat Paripurna.
4.1.2 Visi, Misi dan Motto
1. Visi RSUP H. Adam Malik Medan
Menjadi Rumah Sakit Pendidikan dan Pusat Rujukan Nasional yang Terbaik dan Bermutu di Indonesia pada Tahun 2019.
2. Misi
Visi tersebut diwujudkan melalui Misi RSUP H. Adam Malik Medan yaitu: 1.
Melaksanakan Pelayanan Pendidikan, Penelitian, dan Pelatihan di bidang Kesehatan yang Paripurna, Bermutu, dan Terjangkau.
2. Melaksanakan
Pengembangan Kompetensi
SDM secara
Berkesinambungan. 3.
Mengampu RS Jejaring dan RS di Wilayah Sumatera. 3.
Motto Mengutamakan Keselamatan Pasien dengan Pelayanan PATEN :
P = Pelayanan Cepat A = Akurat
T = Terjangkau E = Efisien
N = Nyaman
Universitas Sumatera Utara
4.2 Analisa Deskriptif Proporsi penderita asma bronkial dewasa yang dirawat inap di RSUP H.
Adam Malik Medan tahun 2014-2015 berdasarkan sosiodemografi umur, jenis kelamin, suku, pekerjaan, pendidikan, dan tempat tinggal dapat dilihat pada tabel
4.1 dan 4.2 di bawah ini.
4.2.1 Penderita Asma Bronkial Dewasa Berdasarkan Sosiodemografi Tabel 4.1 Distribusi Proporsi Umur dan Jenis Kelamin Penderita Asma
Bronkial Dewasa yang Dirawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2014-2015
Umur Tahun
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan f
f
15-24 4
12,1 3
5,2 25-34
1 3,0
2 3,4
35-44 6
18,2 12
20,7 45-54
8 24,2
14 24,1
55-64 7
21,2 14
24,1 65-74
6 18,2
10 17,2
75+ 1
3,0 3
5,2
Total 33
100,0 58
100,0
Pada tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa ada 33 orang penderita asma bronkial pada jenis kelamin laki-laki, proporsi tertinggi pada kelompok umur
45-54 tahun sebanyak 8 orang 24,2, sedangkan proporsi terendah penderita asma bronkial dengan jenis kelamin laki-laki adalah pada kelompok umur 25-34
tahun sebanyak 1 orang 3,0 dan 75+ tahun sebanyak 1 orang 3,0. Terdapat 58 orang penderita asma bronkial pada jenis kelamin perempuan, proporsi
tertinggi pada kelompok umur 45-54 tahun sebanyak 14 orang 24,1 dan 55-64 tahun sebanyak 14 orang 24,1, sedangkan proporsi terendah penderita asma
bronkial jenis kelamin perempuan berdasarkan kelompok umur adalah pada kelompok umur 25-34 tahun sebanyak 2 orang 3,4.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Distribusi Proporsi Penderita Asma Bronkial Dewasa yang Dirawat Inap Berdasarkan Suku, Pekerjaan, Pendidikan, dan
Tempat Tinggal di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2014 - 2015
Sosiodemografi f
Suku
Aceh 3
3,3 Batak
51 56,0
Jawa 7
7,7 Melayu
2 2,2
Tidak Tercatat 28
30,8
Pekerjaan
Pegawai Negeri Sipil, TNI, Polri, Pensiunan
16 17,6
Pegawai Swasta 1
1,1 Wiraswasta
22 24,2
IRT 27
29,7 PelajarMahasiswa
3 3,3
Tidak Bekerja 3
3,3 Tidak Tercatat
19 20,9
Pendidikan
Tidak Sekolah 1
1,1 Tamat SD
11 12,1
Tamat SMP 13
14,3 Tamat SMA
38 41,8
Tamat D1-D3PT 5
5,5 Tidak Tercatat
23 25,3
Tempat Tinggal
Kota Medan 32
35,2 Luar Kota Medan
59 64,8
Total 91
100
Pada tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita asma bronkial dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015
berdasarkan suku tertinggi adalah suku Batak sebanyak 51 orang 56,0 dan terendah Melayu sebanyak 2 orang 2,2. Terdapat sebanyak 28 orang 30,8
yang tidak tercatat sukunya di dalam rekam medik. Berdasarkan pekerjaan diperoleh proporsi penderita asma bronkial dewasa
yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015 tertinggi
Universitas Sumatera Utara
adalah Ibu Rumah Tangga sebanyak 27 orang 29,7, terendah Pegawai Swasta sebanyak 1 orang 1,1. Terdapat sebanyak 19 orang 20,9 yang tidak tercatat
pekerjaannya di dalam rekam medik. Berdasarkan pendidikan diperoleh proporsi penderita asma bronkial
dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015 tertinggi adalah Tamat SMA sebanyak 38 orang 41,8, terendah Tidak Sekolah
sebanyak 1 orang 1,1. Terdapat sebanyak 23 orang 25,3 yang tidak tercatat pendidikan terakhirnya di dalam rekam medik.
Berdasarkan daerah asaltempat tinggal diperoleh penderita asma bronkial dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015 yang
berdomisili di Luar Kota Medan sebanyak 59 orang 64,8 sedangkan dari Kota Medan sebanyak 32 orang 35,2.
4.2.2 Penderita Asma Bronkial Dewasa Berdasarkan Faktor Pencetus Penyakit Asma
Proporsi penderita asma bronkial dewasa yang dirawat inap berdasarkan faktor pencetus penyakit asma di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2014-2015
dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Distribusi Proporsi Penderita Asma Bronkial Dewasa yang Dirawat Inap Berdasarkan Faktor Pencetus Penyakit Asma di
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2014 - 2015
Faktor Pencetus f
Alergen
Debu Makanan
Obat 14
2 1
82,4 11,8
5,9
Total 17
100 Non Alergen
Cuaca Aktivitas
Merokok Cuaca dan Aktivitas
Cuaca dan Merokok Aktivitas dan Merokok
Cuaca, Aktivitas, dan Merokok 9
14 4
18 1
2 1
18,4 28,6
8,2 36,7
2,0 4,1
2,0
Total 49
100 Tidak Tercatat
25 100
Total 25
100
Pada tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita asma bronkial dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015
berdasarkan faktor pencetus tertinggi yaitu diakibatkan oleh non alergen sebanyak 49 orang, terbanyak adalah karena cuaca dan aktivitas sebanyak 18 orang 36,7
dan kemudian faktor aktivitas sebanyak 14 orang 28,6, dan cuaca sebanyak 9 orang 18,4. Faktor pencetus oleh karena alergen sebanyak 17 orang, dapat
dilihat bahwa debu merupakan faktor terbanyak sebagai pencetus asma sebanyak 14 orang 82,4, kemudian makanan sebanyak 2 orang 11,8, dan obat
sebanyak 1 orang 5,6, terdapat pasien yang tidak tercatat faktor pencetus asma
yang dideritanya sebanyak 25 orang.
Universitas Sumatera Utara
4.2.3 Penderita Asma Bronkial Dewasa Berdasarkan Riwayat Serangan Asma
Proporsi penderita asma bronkial dewasa yang dirawat inap berdasarkan riwayat serangan asma di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2014-2015 dapat
dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini.
Tabel 4.4 Distribusi Proporsi Penderita Asma Bronkial Dewasa yang Dirawat Inap Berdasarkan Riwayat Serangan Asma di RSUP H.
Adam Malik Medan Tahun 2014 - 2015
Riwayat Serangan Asma f
Serangan Berulang 79
86,8 Serangan Pertama
12 13,2
Total 91
100
Pada tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita asma bronkial dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015
berdasarkan riwayat serangan asma tertinggi adalah Serangan Berulang sebanyak 79 orang 86,8 dan terendah Serangan Pertama sebanyak 12 orang 13,2.
4.2.4 Penderita Asma Bronkial Dewasa Berdasarkan Riwayat Keluarga
Proporsi penderita asma bronkial dewasa yang dirawat inap berdasarkan riwayat keluarga di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2014-2015 dapat dilihat
pada tabel 4.5 di bawah ini.
Tabel 4.5 Distribusi Proporsi Penderita Asma Bronkial Dewasa yang Dirawat Inap Berdasarkan Riwayat Keluarga di RSUP H. Adam
Malik Medan Tahun 2014 - 2015
Riwayat Keluarga f
Ada Riwayat Keluarga 14
15,4 Tidak Ada Riwayat Keluarga
58 63,7
Tidak Tercatat 19
20,9
Total 91
100
Pada tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita asma bronkial dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015
Universitas Sumatera Utara
berdasarkan riwayat keluarga tertinggi adalah Tidak Ada Riwayat Keluarga sebanyak 58 orang 63,7, terendah Ada Riwayat Keluarga sebanyak 14 orang
15,4 dan tidak tercatat sebanyak 19 orang 20,9.
4.2.5 Lama Rawatan Rata-rata Penderita Asma Bronkial Dewasa
Lama rawatan rata-rata penderita asma bronkial dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2014-2015 dapat dilihat pada tabel 4.6 di
bawah ini.
Tabel 4.6 Lama Rawatan Rata-rata Penderita Asma Bronkial Dewasa yang Dirawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2014 - 2015
Lama Rawatan Rata-rata
Mean 9,86
Standar Deviasi SD 9,860
95 Confidence Interval 7,8-11,91
Minimum 1
Maksimum 50
Pada tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita asma bronkial dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015
berdasarkan lama rawatan rata-rata adalah 9,86 hari 10 hari dan standar deviasi 9,860 hari 10 hari. Lama rawatan minimum 1 hari dan maksimum 50 hari.
4.2.6 Penderita Asma Bronkial Dewasa Berdasarkan Sumber Biaya
Proporsi penderita asma bronkial dewasa yang dirawat inap berdasarkan sumber biaya di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2014-2015 dapat dilihat
pada tabel 4.7 di bawah ini. Tabel 4.7 Distribusi Proporsi Penderita Asma Bronkial Dewasa yang
Dirawat Inap Berdasarkan Sumber Biaya di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2014
– 2015 Sumber Biaya
f
Biaya Sendiri 6
6,6 Bukan Biaya Sendiri
85 93,4
Total 91
100
Universitas Sumatera Utara
Pada tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita asma bronkial dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015 yang
bukan biaya sendiri sebanyak 85 orang 93,4 dan yang menggunakan biaya sendiri sebanyak 6 orang 6,6.
4.2.7 Penderita Asma Bronkial Dewasa Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang
Proporsi penderita asma bronkial dewasa yang dirawat inap berdasarkan keadaan sewaktu pulang di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2014-2015 dapat
dilihat pada tabel 4.8 di bawah ini. Tabel 4.8 Distribusi Proporsi Penderita Asma Bronkial Dewasa yang
Dirawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2014 - 2015
Keadaan Sewaktu Pulang f
Pulang Berobat Jalan PBJ 81
89,0 Pulang
Atas Permintaan
Sendiri PAPS 4
4,4 Meninggal
6 6,6
Total 91
100
Pada tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita asma bronkial dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015
berdasarkan keadaan sewaktu pulang tertinggi adalah Pulang Berobat Jalan PBJ sebanyak 81 orang 89,0 dan terendah Pulang Atas Permintaan Sendiri PAPS
sebanyak 4 orang 4,4.
Universitas Sumatera Utara
4.3 Analisa Statistik 4.3.1 Umur Berdasarkan Riwayat Keluarga
Proporsi umur berdasarkan riwayat keluarga penderita asma bronkial dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015
dapat dilihat pada tabel 4.9 di bawah ini.
Tabel 4.9 Distribusi Proporsi Umur Berdasarkan Riwayat Keluarga Penderita Asma Bronkial Dewasa yang Dirawat Inap di RSUP H.
Adam Malik Medan Tahun 2014
– 2015 Riwayat
Keluarga
Umur Jumlah
15-49 ≥50
f f
f
Ada 8
57,1 6
42,9 14
100 Tidak
20 34,5
38 65,5
58 100
p=0,119
Pada tabel 4.9 dapat dilihat bahwa terdapat 14 orang penderita asma bronkial dengan ada riwayat keluarga, terdapat 8 orang 57,1 pada kelompok
umur 15- 49 tahun dan 6 orang 42,9 pada kelompok umur ≥50 tahun. Terdapat
58 orang penderita asma bronkial dengan tidak ada riwayat keluarga, yaitu 20 orang 34,5 pada kelompok umur 15-49 tahun dan 38 orang 65,5 pada
kelompok umur ≥50 tahun. Dari hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh
nilai p0,05, artinya tidak terdapat perbedaan proporsi umur berdasarkan riwayat
keluarga.
4.3.2 Umur Berdasarkan Riwayat Serangan
Proporsi umur berdasarkan riwayat serangan penderita asma bronkial dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2014-2015
dapat dilihat pada tabel 4.10 di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.10 Distribusi Proporsi Umur Berdasarkan Riwayat Serangan Penderita Asma Bronkial Dewasa yang Dirawat Inap di RSUP H.
Adam Malik Medan Tahun 2014 - 2015
Riwayat Serangan
Umur Jumlah
15-49 ≥50
f f
f
Pertama 30
38,0 49
62,0 79
100 Berulang
4 33,3
8 66,7
12 100
p=1,000
Pada tabel 4.10 di atas dapat dilihat bahwa ada 79 orang penderita asma bronkial dengan riwayat serangan pertama, terdapat 30 orang 38,0 pada
kelompok umur 15- 49 tahun dan 49 orang 62,0 pada kelompok umur ≥50
tahun. Terdapat 12 orang penderita asma bronkial dengan riwayat serangan berulang, yaitu 4 orang 33,3 pada kelompok umur 15-49 tahun dan 8 orang
66,7 pada kelompok umur ≥50 tahun. Dari hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Chi-Square diketahui
bahwa tabel 2 x 2 diatas tidak layak diuji dengan uji Chi-Square karena sel yang nilai expected-nya kurang dari lima ada 25. Oleh karena itu, uji yang dipakai
adalah uji alternatifnya, yaitu uji Fisher’s Exact.
Dari hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Fisher’s Exact
diperoleh nilai p0,05, artinya tidak terdapat perbedaan proporsi umur berdasarkan riwayat serangan.
4.3.3 Jenis Kelamin Berdasarkan Faktor Pencetus
Proporsi jenis kelamin berdasarkan faktor pencetus penderita asma bronkial dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2014-
2015 dapat dilihat pada tabel 4.11 di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.11 Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Berdasarkan Faktor Pencetus Penderita Asma Bronkial Dewasa yang Dirawat Inap di RSUP H.
Adam Malik Medan Tahun 2014-2015
Faktor Pencetus
Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
f f
f
Alergen 1
5,9 16
94,1 17
100 Non Alergen
21 42,9
28 57,1
49 100
p=0,005
Pada tabel 4.11 di atas dapat dilihat bahwa ada 17 orang penderita asma bronkial dengan faktor pencetus alergen, terdapat 1 orang 5,9 pada jenis
kelamin laki-laki dan 16 orang 94,1 pada jenis kelamin perempuan. Terdapat 49 orang penderita asma bronkial dengan faktor pencetus non alergen, yaitu 21
orang 42,9 pada jenis kelamin laki-laki dan 28 orang 57,1 pada jenis kelamin perempuan.
Dari hasil analisa statistik dengan uji Chi-Square diperoleh nilai p0,05, artinya ada perbedaan proporsi jenis kelamin berdasarkan faktor pencetus.
4.3.4 Jenis Kelamin Berdasarkan Riwayat Keluarga
Proporsi jenis kelamin berdasarkan riwayat keluarga penderita asma bronkial dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun
2014-2015 dapat dilihat pada tabel 4.12 di bawah ini.
Tabel 4.12 Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Berdasarkan Riwayat Keluarga Penderita Asma Bronkial Dewasa yang Dirawat Inap di
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2014
– 2015 Riwayat
Keluarga
Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
f f
f
Ada 3
21,4 11
78,6 14
100 Tidak
21 36,2
37 63,8
58 100
p=0,359
Universitas Sumatera Utara
Pada tabel 4.12 di atas dapat dilihat bahwa dari 14 orang penderita asma bronkial dengan ada riwayat keluarga, terdapat 3 orang 21,4 pada jenis
kelamin laki-laki dan 11 orang 78,6 pada jenis kelamin perempuan. Terdapat 58 penderita asma bronkial dengan tidak ada riwayat keluarga, yaitu 21 orang
36,2 pada jenis kelamin laki-laki dan 37 orang 63,8 pada jenis kelamin perempuan.
Dari hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Chi-Square diketahui bahwa tabel 2 x 2 diatas tidak layak diuji dengan uji Chi-Square karena sel yang
nilai expected-nya kurang dari lima ada 25. Oleh karena itu, uji yang dipakai adalah uji alternatifnya, yaitu uji
Fisher’s Exact. Dari hasil analisa statistik dengan uji
Fisher’s Exact diperoleh nilai p0,05, artinya tidak terdapat perbedaan proporsi jenis kelamin berdasarkan
riwayat keluarga.
4.3.5 Jenis Kelamin Berdasarkan Riwayat Serangan
Proporsi jenis kelamin berdasarkan riwayat serangan penderita asma bronkial dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun
2014-2015 dapat dilihat pada tabel 4.13 di bawah ini.
Tabel 4.13 Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Berdasarkan Riwayat Serangan Penderita Asma Bronkial Dewasa yang Dirawat Inap di
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2014 - 2015
Riwayat Serangan
Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
f f
f
Pertama 30
38,0 49
62,0 79
100 Berulang
3 25,0
9 75,0
12 100
p=0,525
Universitas Sumatera Utara
Pada tabel 4.13 di atas dapat dilihat bahwa ada 79 orang penderita asma bronkial dengan riwayat serangan pertama, terdapat 30 orang 38,0 pada jenis
kelamin laki-laki dan ada 49 orang 62,0 pada jenis kelamin perempuan. Terdapat 12 orang penderita asma bronkial dengan riwayat serangan berulang,
yaitu 3 orang 25,0 pada jenis kelamin laki-laki dan 9 orang 75,0 pada jenis kelamin perempuan.
Dari hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Chi-Square diketahui bahwa tabel 2 x 2 diatas tidak layak diuji dengan uji Chi-Square karena sel yang
nilai expected-nya kurang dari lima ada 25. Oleh karena itu, uji yang dipakai adalah uji alternatifnya, yaitu uji
Fisher’s Exact. Dari hasil analisa statistik dengan menggunakan uji
Fisher’s Exact diperoleh nilai p0,05, artinya tidak terdapat perbedaan proporsi jenis kelamin
berdasarkan riwayat serangan.
4.3.6 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Umur
Lama Rawatan Rata-rata berdasarkan umur penderita asma bronkial dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2014-2015
dapat dilihat pada tabel 4.14 di bawah ini.
Tabel 4.14 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Umur Penderita Asma Bronkial Dewasa yang Dirawat Inap di RSUP H. Adam Malik
Medan Tahun 2014-2015
Umur Lama Rawatan Rata-rata
Mean SD
15-49 9,09
10,379 ≥50
10,32 9,601
Pada tabel 4.14 di atas dapat dilihat bahwa penderita asma bronkial pada kelompok umur 15-49 tahun memiliki lama rawatan rata-rata 9,09 hari 9 hari
Universitas Sumatera Utara
dengan standar deviasi 10,379 hari. Penderita pada kelompok umur ≥50 tahun memiliki lama rawatan rata-rata 10,32 hari 10 hari dengan standar deviasi 9,601
hari. Hasil uji Mann-Whitney didapatkan nilai p0,05 p=0,258, artinya tidak
ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata pada kelompok umur 15-49 tahun dan lama rawatan rata-rata pada kelom
pok umur ≥50 tahun.
4.3.7 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Jenis Kelamin
Lama rawatan rata-rata berdasarkan jenis kelamin penderita asma bronkial dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2014-2015
dapat dilihat pada tabel 4.15 di bawah ini.
Tabel 4.15 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Jenis Kelamin Penderita Asma Bronkial Dewasa yang Dirawat Inap di RSUP H. Adam
Malik Medan Tahun 2014-2015
Jenis Kelamin Lama Rawatan Rata-rata
Mean SD
Laki-laki 11,21
10,688 Perempuan
9,09 9,365
Pada tabel 4.15 di atas dapat dilihat bahwa penderita asma bronkial pada jenis kelamin laki-laki memiliki lama rawatan rata-rata 11,21 hari 11 hari
dengan standar deviasi 10,688 hari. Penderita asma bronkial pada jenis kelamin perempuan memiliki lama rawatan rata-rata 9,09 hari 9 hari dengan standar
deviasi 9,365 hari. Hasil uji Mann-Whitney didapatkan nilai p0,05 p=0,480, artinya tidak
ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata pada jenis kelamin laki-laki dan lama rawatan rata-rata pada jenis kelamin perempuan.
Universitas Sumatera Utara
46
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Analisa Deskriptif 5.1.1 Distribusi Proporsi Umur dan Jenis Kelamin
Proporsi umur dan jenis kelamin penderita asma bronkial dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015 dapat dilihat pada
gambar 5.1 di bawah ini.
Gambar 5.1 Diagram Bar Proporsi Umur dan Jenis Kelamin Penderita Asma Bronkial Dewasa yang Dirawat Inap di RSUP H. Adam
Malik Medan Tahun 2014-2015 Pada gambar 5.1 dapat dilihat jenis kelamin laki-laki mulai dari kelompok
umur 35-44 tahun mengalami peningkatan sampai kelompok umur 45-54 tahun, dan setelahnya mengalami penurunan. Pada rentang umur yang mengalami
peningkatan penderita asma bronkial dapat dikaitkan dengan aktivitas yang banyak dilakukan baik di dalam maupun di luar rumah.
Pada jenis kelamin perempuan mulai dari kelompok umur 35-44 tahun mengalami peningkatan sampai kelompok umur 55-64 tahun dan terjadi
penurunan pada kelompok umur 65-74 tahun sampai kelompok umur 75+.
4,4 1,1
6,6 8,8
7,7 6,6
1,1
5,2 3,4
20,7 24,1
24,1 17,2
5,2
30 20
10 10
20 30
15-24 25-34
35-44 45-54
55-64 65-74
75+
Umur dan Jenis Kelamin
Perempuan Laki-laki
Universitas Sumatera Utara
Terjadinya peningkatan pada kelompok umur 35-44 tahun sampai kelompok umur 55-64 tahun kemungkinan karena pada kelompok umur tersebut aktivitas
meningkat. Pada kelompok umur tersebut dapat dikaitkan dengan dengan kategori pekerjaan dalam penelitian ini, paling banyak perempuan yang bekerja sebagai ibu
rumah tangga. Pada kelompok umur tersebut aktivitas perempuan yang tinggi mengurus rumah tangga dapat menjadi faktor pencetus munculnya asma. Hal ini
juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Anriyani di RSUD Langsa tahun 2013, bahwa proporsi penderita asma bronkial yang dirawat inap di RSUD Langsa
lebih banyak perempuan daripada laki-laki. Di masa kecil, jenis kelamin laki-laki merupakan faktor risiko untuk asma.
Sebelum usia 14 tahun, prevalensi asma hampir dua kali lebih besar pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan. Setelah anak-anak tumbuh dewasa,
perbedaan prevalensi antara kedua jenis kelamin menyempit, dan pada orang dewasa prevalensi asma lebih besar pada perempuan dibandingkan pada laki-laki.
Alasan untuk perbedaan yang berhubungan dengan jenis kelamin ini tidak jelas, salah satu kontribusi yang berpotensi adalah perbedaan ukuran paru-paru dan
saluran napas, yang lebih kecil pada laki-laki daripada perempuan pada saat bayi GINA, 2016.
Universitas Sumatera Utara
5.1.2 Distribusi Proporsi Berdasarkan Sosiodemografi a.
Suku
Proporsi penderita asma bronkial dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015 berdasarkan suku dapat dilihat pada gambar
5.2 di bawah ini.
Gambar 5.2 Diagram Bar Proporsi Penderita Asma Bronkial Dewasa Berdasarkan Suku yang Dirawat Inap di RSUP H. Adam
Malik Medan Tahun 2014-2015 Berdasarkan gambar 5.2 dapat dilihat bahwa proporsi penderita asma
bronkial paling banyak adalah Suku Batak 56,0, kemudian Suku Jawa 7,7, Suku Aceh 3,3, Suku Melayu 2,2, sedangkan ada 30,8 suku penderita asma
bronkial yang tidak tercatat. Hal ini bukan berarti Suku Batak memiliki risiko menderita asma bronkial,
tetapi hanya menunjukkan bahwa proporsi penderita asma bronkial yang berobat ke Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan, lebih tinggi Suku Batak
56,0.
56,0
30,8
7,7 3,3
2,2 10
20 30
40 50
60
Batak Tidak Tercatat
Jawa Aceh
Melayu
Suku
Universitas Sumatera Utara
Adanya penderita yang tidak tercatat disebabkan karena pencatatan status penderita di RSUP H. Adam Malik Medan yang tidak dilengkapi oleh petugas
kesehatan.
b. Pekerjaan
Proporsi penderita asma bronkial dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015 berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada
gambar 5.3 di bawah ini.
Gambar 5.3 Diagram Bar Proporsi Penderita Asma Bronkial Dewasa Berdasarkan Pekerjaan yang Dirawat Inap di RSUP H. Adam
Malik Medan Tahun 2014-2015 Berdasarkan gambar 5.3 dapat dilihat bahwa proporsi penderita asma
bronkial berdasarkan pekerjaan paling banyak adalah ibu rumah tangga sebesar 29,7 dan proporsi terendah adalah pegawai swasta 1,1.
Hal ini bukan berarti ibu rumah tangga lebih berisiko untuk menderita asma bronkial. Pada proporsi pekerjaan ibu rumah tangga lebih tinggi karena pada
penelitian ini penderita asma bronkial ditemukan paling banyak pada perempuan dan pada usia dewasa asma bronkial lebih banyak terjadi pada perempuan.
29,7 24,2
20,9 17,6
3,3 3,3
1,1 5
10 15
20 25
30 35
Pekerjaan
Universitas Sumatera Utara
Hal ini kemungkinan bisa dikaitkan dengan debu rumah dan tungau yang merupakan salah satu faktor pencetus asma bronkial yang bersifat alergen, dimana
aktivitas membersihkan rumah lebih sering dilakukan ibu rumah tangga, sehingga dapat mencetuskan serta memperberat asma bronkial yang dideritanya. Tungau
debu rumah Dermatophagoides pteronyssynus atau D. farinale selalu terdapat dalam debu rumah apalagi di daerah yang lembab. Berkembang biak sangat cepat
terutama di kamar tidur karena makanannya adalah serpih kulit manusia yang terlepas sewaktu tidur kulit manusia diganti dengan yang baru secara teratur
Sundaru, 2002. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Anriyani di RSUD Langsa tahun 2009-2012 dengan desain case series menemukan bahwa proporsi
tertinggi berdasarkan pekerjaan adalah pekerjaan ibu rumah tangga sebesar 44,8, sedangkan proporsi penderita dengan pekerjaan wiraswata sebesar 20,4,
pegawai sipil, polri, TNI, pensiunan, dan honorer sebesar 12,9, pelajarmahasiswa sebesar 11,4, tidak bekerja sebesar 7, dan pegawai swasta
sebesar 3,5 Anriyani, 2013. Adanya penderita yang tidak tercatat disebabkan karena pencatatan status
penderita di RSUP H. Adam Malik Medan yang tidak dilengkapi oleh petugas kesehatan.
c. Pendidikan