Penjadwalan di Lingkungan Agile Manufacturing

commit to user II-16 Langkah 4 Untuk masing-masing sebagian penjadwalan Sg ik yang diperoleh pada langkah 3, menentukan a idle time I ik dan b Terminal Time T ik , i = 1, …., N k . Langkah 5 Pisahkan Sg ik kedalam 2 list: List 1: jadwalkan Sg ik bahwa I ik ≤ T ik List 2: jadwalkan Sg ik bahwa I ik T ik Langkah 6 Gunakan aturan LITL untuk menghasilkan: S 1 g k = [Sg [1]k , Sg [2]k , ...Sg [r]k ], untuk Sg ik pada list 1, i = 1, ..., r Gunakan aturan LITF untuk menghasilkan: S 2 g k = [S 1 g k , S 2 g k , ...Sg [r]k , V k ] Langkah 7 Jika V k = V , kemudian SC = Sg penjadwalan optimal, berhenti, dengan cara lain pergi ke tahap 3. Langkah 8 Menimbang Sg k adalah sebuah simple digraph jadwalkan dan hitung: I k dan T k = k = k - 1. Pergi ke tahap 3.

2.3.6.2 Penjadwalan di Lingkungan Agile Manufacturing

Objek dari penelitian He dkk, 2001 adalah untuk menentukan urutan komponen dan subassemblyassembly pada tahap permesinan, jadi makespan C max atau maksimum completion time dapat di minimumkan. Urutan perakitan produk menghasilkan sistem yang digambarkan dalam digraph G. Pada digraph G masing- masing node menggambarkan komponen, subassembly atau assembly. Node dengan 1 anak panah yaitu dengan lambang P i merupakan sebuah komponen. Node dengan lebih dari satu anak panah pada akhir node menggambarkan sebuah subassembly atau assembly . Penggambaran urutan perakitan dengan menggunakan digraph dapat diklasifikasikan menjadi 2 tipe: simple digraph dan kompleks digraph. Simple digraph adalah sebuah digraph yang memiliki 1 node subassembly pada setiap level assembly . Simple digraph dapat digambarkan dengan urutan perakitan yang linear dari disain produk. Sedangkan pada digraph kompleks, terdapat lebih dari 1 node subassembly . Penyelesaian masalah penjadwalan disesuaikan dengan sitem produksi. commit to user II-17 3 penggambaran urutan perakitan produk: a produksi single produk dengan urutan perakitan yang simple; b produksi single produk dengan urutan perakitan yang kompleks; c produksi N-produk. Sesuai dengan 3 definisi produksi, masalah penjadwalan dibatasi dengan penjadwalan simple digraph G s , masalah penjadwalan complex digraph G c , dan masalah penjadwalan N-produk. a. Penyelesaian Masalah Penjadwalan Simple Digraph Gs Menurut He dkk 2001, ketika sebuah single produk dengan urutan perakitan simple digraph G s menghasilkan masalah penjadwalan. Maka, masalah penjadwalan simple digraph G s dapat diformulasikan menjadi model integer programming berikut: 1 Minimize t 2 Subject to . ...... 1 , 1 1 1 m j t x P t ij m i L i = £ å å = = 3 . ,... 1 ....., 1 , 1 1 1 L i m i x ij m j = = = å = 4 . ... 2 1 . ... 1 2 1 1 1 L m j A t t x P t i k k i ij nj i i L k = = - £ å å å = = = 5 x ij l =0 or 1, for l=1,…, L, i=1,…, n l , j =1,…, m, Catatan objective function 1 meminimasi maksimum completion time. Constrain 2 total waktu mesin komponen pada masing-masing mesin tidak lebih besar dari maximum completion time. Constrain 3 sebuah komponen hanya menunjukan satu mesin. Constrain 4 subassembly atau final assembly tidak bisa dimulai sebelum semua komponen tersedia. Constrain 5 decision variable X ij mengambil salah satu nilai dari 0 atau 1. Setelah menyelesaikan model 1-5, masalah penjadwalan minimasi makespan memperhitungkan t+tA 1 . commit to user II-18

b. Penyelesaian Masalah Penjadwalan Complex Digraph Gc