Tujuan Penjadwalan Kriteria dalam Penjadwalan Produksi

commit to user II-7 1. Penjadwalan dipandang sebagai suatu aktifitas pembuatan jadwal, baik jadwal produksi induk Master Production Schedule, jadwal bengkel, jadwal perawatan dan sebagainya Fogarty, 1991. 2. Penjadwalan yang dimaksudkan disini adalah pengalokasian sumber-sumber atau mesin-mesin yang tersedia untuk menjalankan sekumpulan tugas dalam jangka waktu tertentu Baker, 1974.

2.3.1 Tujuan Penjadwalan

Tujuan umum dari penjadwalan adalah sebagai berikut Baker ,1974: 1. Meningkatkan produktifitas mesin dengan jalan meminimasi waktu menganggur mesin. 2. Mengurangi persediaan barang setengah jadi work-in-process inventory dengan jalan mengurangi rata-rata jumlah pekerjaan yang menunggu dalam antrian karena mesin sedang sibuk melakukan suatu aktivitas. 3. Mengurangi keterlambatan karena waktu proses suatu pekerjaan telah melampaui jatuh temponya due date dengan cara mengurangi maksimum keterlambatan maupun dengan mengurangi jumlah pekerjaan yang terlambat. 4. Meminimasi biaya produksi. Jika makespan dari suatu kegiatan penjadwalan adalah konstan, maka urutan kerja yang tepat akan menurunkan flow time dan juga menurunkan rata-rata work-in- process . Tujuan terakhir yang biasanya diinginkan dalam proses penjadwalan adalah penepatan due date, yaitu saat dimana suatu produk harus dikirim ke konsumen. Keterlambatan dari due date yang telah ditetapkan akan memperbesar biaya produksi, karena adanya denda atau penalti.

2.3.2 Kriteria dalam Penjadwalan Produksi

Variabel ukur performansi yang telah dikembangkan dalam penjadwalan diantaranya sebagai berikut French, 1982: 1. Completion time j C , merupakan waktu penyelesaian operasi paling akhir suatu pekerjaan j. commit to user II-8 2. Flow time , disebut juga dengan shop time atau manufacturing interval, yaitu waktu yang diperlukan suatu pekerjaan j berada di shop. Diformulasikan sebagai berikut: j j j r C F - = ………………………………………….………………2-1 Keterangan : j F = flow time pekerjaan j j C = completion time pekerjaan j j r = ready time pekerjaan j 3. Waiting time , yaitu waktu menunggu antara waktu suatu proses selesai diproses hingga dimulai operasi berikutnya dari pengerjan tiap operasi pada pekerjaan j, diformulasikan sebagai berikut: å = - - = m k j j j j t r C w 1 ……………………….………………………….2-2 Keterangan : j w = waiting time pekerjaan j j C = completion time pekerjaan j j r = ready time pekerjaan j å = m k j t 1 = jumlah waktu proses yang diperlukan pekerjaan j dari mesin ke-1 sampai mesin ke-m. 4. Lateness , yaitu lamanya perbedaan antara waktu penyelesaian pekerjaan i dan due date pekerjaan i, diformulasikan sebagai berikut: j j j d C L - = ………………………………………….……………...2-3 Keterangan : j L = lateness pekerjaan j j C = completion time pekerjaan j j d = due date pekerjaan j 5. Tardiness j T , yaitu lamanya keterlambatan waktu penyelesaian untuk pekerjaan j. 6. Makespan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan 7. Idle time waktu menganggur mesin. commit to user II-9 8. Mean queue time rata-rata waktu antrian pekerjaan Faktor-faktor yang perlu diperhatikan sebelum melakukan penjadwalan dan menentukan tipe penjadwalan yang tepat antara lain Elsayed,1994: 1. Jumlah pekerjaan yang akan dikerjakan 2. Jumlah mesin pada lantai produksi 3. Tipe dari fasilitas manufaktur flowshop atau jobshop 4. Prosedur kedatangan pekerjaan bersifat statis atau dinamis

2.3.3 Kriteria Pengukuran Kinerja Jadwal