22
Motivasi terbentuk dari sikap attitude karyawan dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan. Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri
karyawan yang terarah atau tertuju organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerja
untuk mencapai kinerja maksimal Mangkunegara, 2005.
2.1.2. Tujuan Motivasi
Tujuan motivasi antara lain sebagai berikut: 1.
Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan 2.
Meningkatkan produktivitas kerja karyawan 3.
Mempertahankan kestabilan karyawan 4.
Meningkatkan kedisiplinan karyawan 5.
Mengaktifkan pengadaan karyawan 6.
Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik 7.
Meningkatkan loyalitas, kreativitas, dan partisipasi karyawan 8.
Meningkatkan kesejahteraan karyawan 9.
Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya 10.
Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku 2.1.3. Model Motivasi
Model motivasi berkembang dari teori klasik tradisional menjadi teori modern, sesuai dengan perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan. Model-
model motivasi ada tiga, yaitu :
Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
23
1. Model tradisional yaitu mengemukakan bahwa untuk memotivasi bawahan agar
bergairah kerjanya meningkat, perlu diterapkan system insentif semakin besar produksi semakin banyak insentif yang diberikan kepada karyawan yang
berprestasi 2.
Model hubungan manusia mengemukakan bahwa memotivasi bawahan agar bergairah dalam pekerjaannya dengan mengakui kebutuhan social mereka dan
membuat mereka merasa berguna dan penting. 3.
Model sumber daya manusia mengemukakan bahwa karyawan dimotivasi oleh banyak faktor, bukan hanya uangbarang atau keinginan terhadap pencapaian
kepuasan, tetapi juga kebutuhan akan pencapaian dan pekerjaan yang berarti. Menurut model ini, karyawan cenderung memperoleh kepuasan dari prestasi yang
baik. 2.2.4. Teori Motivasi
Teori-teori motivasi diklasifikasikan dikelompokkan atas: 1. Teori Kepuasan Content Theory yang memusatkan dengan apa yang dimotivasi
2. Teori Motivasi Proses Process Theory yang memusatkan bagaimananya motivasi.
3. Teori Pengukuhan Reinforcement Theory yang menitikberatkan pada cara dimana perilaku dipelajari Malayu, 2005
Berbeda dengan Handoko, pengelompokan teori motivasi menurut Nawawi 1998 dibagi menjadi 2, yaitu teori isi yang berfokus pada “apa” yang mendorong
Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
24
manusia melakukan kegiatan tertentu, dan teori proses yang berfokus pada “bagaimana” mendorong manusia agar berbuat sesuatu termasuk dalam bekerja di
sebuah organisasi. Teori isi terdiri dari teori kebutuhan dari Abraham Maslow, teori prestasi dari Davis McClelland 1961. Teori proses motivasi terdiri dari teori
penguatan, teori harapan dan teori tujuan sebagai motivasi. 2.1.4.1. Teori kebutuhan dari Abraham Maslow 1954
Teori motivasi ini dikenal sebagai “Abraham Maslow hierarchy of needs” dengan 5 tingkatan kebutuhan, yaitu :
1. Kebutuhan fisiologi
Menurut Maslow, kebutuhan fisik merupakan kebutuhan terendah yang harus dipenuhi dahulu. Kebutuhan itu yaitu kebutuhan makan, perumahan dan seks.
2. Kebutuhan keamanan
Kebutuhan akan keamanan jiwa yang sewaktu bekerja dan aman akan harta yang ditinggalkan sewaktu bekerja
3. Kebutuhan sosial
Kebutuhan sosial diwujudkan dalam perilaku keterlibatan emosional, rasa memiliki dan dimiliki, penerimaan dan persahabatan.
4. Kebutuhan penghargaan
Termasuk faktor-faktor yang penghargaan internal seperti harga diri, otonomi dan keberhasilan, dan faktor penghargaan eksternal seperti status, kekuasaan,
pengakuan dan perhatian.
Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
25
5. Aktualisasi diri
Dorongan untuk menjadi seseorang yang berarti dan mampu berbuat sesuatu seperti pertumbuhan professional, pencapaian potensi tertentu dan pencapaian
kepuasan diri. 2.1.4.2. Teori dua faktor teori motivasi Higiene dari Frederick Herzberg 1959
Pada teori dua faktor menunjukkan adanya 2 kelompok faktor yang mempengaruhi kerja seseorang dalam organisasi, yaitu faktor kepuasan satisfaction
factors atau motivator dan faktor bukan kepuasan dissatisfies sering disebut dengan pemeliharaan atau hygienic factors.
Faktor yang mempengaruhi motivator adalah prestasi, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, kemajuan, dan pengembangan potensi individu.
Sedangkan faktor higiene adalah terdiri dari kebijakan dan administrasi perusahaan, mutu pengendalian teknis, kondisi kerja, hubungan kerja, status kerja, keamanan
kerja, kehidupan pribadi dan penggajian Handoko, 1995. 2.1.4.3. Teori Prestasi dari David McClelland
McClelland dalam Handoko 1995 menemukan bahwa kebutuhan berprestasi dapat dikembangkan pada orang dewasa. Seseorang yang memiliki motivasi
berprestasi memiliki karakteristik tertentu yang dapat dikembangkan yaitu: 1.
Menyukai pengambilan resiko yang layak sebagai fungsi keterampilan, menyukai suatu tantangan dan menginginkan tanggung jawab pribadi bagi hasil yang
dicapai.
Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
26
2. Menyukai kecenderungan menetapkan tujuan prestasi yang layak dan menghadapi
resiko yang telah diperhitungkan. 3.
Memiliki kebutuhan terhadap umpan balik apa yang dikerjakan. 4.
Mempunyai keterampilan perencanaan jangka panjang dan memiliki kemampuan organisasi.
Teori McClelland
1961 ini berkaitan dengan kebutuhan tertinggi pada kebutuhan Maslow yaitu kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan ini mengharuskan
seseorang untuk belajar agar menguasai keterampilan yang memungkinkan seseorang mencapai prestasi.
2.1.4.4. Teori penguatan Teori penguatan ini didasarkan oleh 2 prinsip yaitu : prinsip hukum ganjaran
dan prinsip respon dan rangsangan. Berdasarkan prinsip pertama seseorang akan mengalami penguatan tingkah laku bila mendapat ganjaran positifmenyenangkan.
Seseorang yang merasa berhasil menunaikan pekerjaannyakewajibannya dengan sangat memuaskan, memperoleh dorongan positif untuk bekerja keras lagi di masa
yang akan datang sehingga meraih keberhasilan yang lebih besar dalam karir. Dalam hal ini terlihat motivasi bersifat positif.
Sebaliknya jika seseorang kurang berhasil melakukan kewajibannya tugasnya maka mendapat teguran dari atasannya, teguran merupakan faktor yang
negatif oleh yang bersangkutan yang dijadikan dorongan untuk memperbaiki
Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
27
kekurangan atau kesalahan sehingga di masa depan situasi kekurangberhasilan tidak terulang kembali.
2.1.4.5. Teori pengharapan Teori pengharapan ini dikenal dengan Vector Vroom 1971 dalam Muchlas,
1998 dikatakan bahwa kecenderungan untuk berperilaku dengan cara tertentu tergantung pengharapan, bahwa tindakan ini segera diikuti oleh sebuah hasil dan
tergantung pada daya tarik hasil tersebut kepada individu itu sendiri.
2.2. Kinerja Konselor ASI Eksklusif 2.2.1. Pengertian Kinerja