46
d. Melaksanakan cara menyusui melekatkan dan meletakkan yang baik dan benar
e. Bila bayi terpaksa dipisah dari ibu karena indikasi medik, bayi harus tetap
mendapat ASI dengan cara memerah ASI untuk mempertahankan agar produksi ASI tetap lancar.
f. Ibu nifas diberi kapsul vitamin A dosis tinggi 200.000 SI dalam waktu kurang
dari 30 hari setelah melahirkan Depkes RI, 2005.
2.2.3.7.4. Manajemen Laktasi Selanjutnya Post Neonatal
Manajemen laktasi selanjutnya adalah masa post neonatal pada masa setelah 30 hari bayi lahir. Menurut Departemen Kesehatan RI 2001, manajemen laktasi
selanjutnya meliputi : a.
Menyusui dilanjutkan secara eksklusif selama 6 bulan pertama usia bayi, yaitu hanya memberikan ASI saja tanpa makanan atau minuman lainnya.
b. Memperhatikan kecukupan gizi dan makanan ibu menyusui sehari-hari, dimana
pada saat menyusui, ibu perlu makanan sebanyak 1,5-2 kali lebih dari biasanya 4-6 piring dan minum rata-rata 10 gelas sehari 8-12 gelashari.
c. Cukup istirahat tidur siang berbaring 1-2 jam, menjaga ketenangan pikiran dan
menghindarkan ketenangan fisik yang berlebihan agar produksi ASI tidak terhambat.
d. Pengertian dan dukungan keluarga terutama suami penting untuk menunjang
keberhasilan menyusui. e.
Mengatasi bila ada masalah menyusui payudara bengkak, bayi tidak mau menyusu, puting lecet, dan lain-lain.
Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
47
f. Memperhatikan kecukupan gizi makanan bayi, terutama setelah berusia 6 bulan,
selain ASI berikan MP-ASI yang cukup, baik kualitas maupun kuantitas secara bertahap.
2.2.3.7.5. Persiapan Psikologis
Persiapan psikologis ibu untuk menyusui pada saat kehamilan sangat berarti, karena keputusan atau sikap ibu yang positif harus sudah terjadi pada saat kehamilan
atau bahkan jauh sebelumnya. Sikap ibu dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain: Adat kebiasaan kepercayaan menyusui di daerah masing-masing, pengalaman
menyusui sebelumnya atau pengalaman menyusui dalam keluarga kerabat, pengetahuan tentang manfaat ASI, kehamilan diinginkan atau tidak, dukungan dari
dokter petugas kesehatan, teman atau kerabat dekat, terutama pada ibu yang baru pertama hamil Soetjiningsih, 1997.
Penyuluhan, siaran radio, televisi video, artikel di majalah surat kabar dapat meningkatkan pengetahuan ibu, tapi tidak selalu dapat mengubah apa yang dilakukan
oleh ibu. Banyak ibu yang mempunyai masalah yang kadang tidak dapat diutarakan, atau tidak dapat diselesaikan oleh dokter tenaga kesehatan, karenanya seorang
dokter tenaga kesehatan harus dapat membuat ibu tertarik dan simpati serta berusaha mencari seseorang yang dekat atau berperan dalam kehidupan ibu, suami atau
anggota keluarga kerabat yang lain. Dokter tenaga kesehatan harus dapat memberikan perhatian dan memperlihatkan simpatinya. Langkah-langkah yang harus
diambil dalam mempersiapkan ibu secara kejiwaan untuk menyusui adalah
Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
48
mendorong setiap ibu untuk percaya dan yakin bahwa ia dapat sukses dalam menyusui bayinya, menjelaskan pada ibu bahwa persalinan dan menyusui adalah
proses alamiah yang hampir semua ibu berhasil menjalaninya, bila ada masalah maka dokter tenaga kesehatan akan menolong dengan senang hati Sidi, 2004.
Peran dokter tenaga kesehatan dalam mendukung ibu menyusui sangat penting karena dapat memberikan dukungan psikologis pada ibu, sehingga ibu mau
dan mampu menyusui bayinya. Hal yang diberikan pada ibu untuk mendukung psikologis ibu adalah :
a. Meyakinkan ibu akan keuntungan ASI dan kerugian susu buatan formula.
b. Memecahkan masalah yang timbul pada ibu yang mempunyai pengalaman
menyusui sebelumnya, pengalaman kerabat atau keluarga lainnya. c.
Mengikutsertakan suami atau anggota keluarga lain berperan dalam keluarga, ibu harus dapat beristirahat cukup untuk kesehatannya dan bayinya sehingga perlu
adanya pembagian tugas keluarga Depkes RI, 2001. Pelaksanaan manajemen laktasi tersebut dengan melakukan KIE pada ibu,
karena KIE merupakan salah satu bentuk pemberian informasi pada ibu yang berkaitan dengan menyusui. Tujuan KIE pada pelaksanaan manajemen laktasi, adalah
agar ibu mempunyai bekal pengetahuan tentang menyusui,. Seperti mengetahui cara- cara menyusui yang baik dan benar, tanda-tanda posisi menyusui yang benar,
mengeluarkan ASI dengan tangan, mengosongkan payudara dengan pompa, cara menyimpan ASI di rumah, masalah-masalah yang dihadapi ibu menyusui dan cara
mengatasinya, serta gizi yang diperlukan pada saat menyusui Depkes RI, 2005.
Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
49
2.3. Landasan Teoritis