BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif yang mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi
tertentu, termasuk tentang hubungan kegiatan-kegiatan, sikap-sikap dan pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan
pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Nazir 1988:63 mengemukakan pengertian metode deskriptif sebagai
berikut: Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok
manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah
untuk membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang
diselidiki.
Untuk memperoleh informasi yang lebih detail mengenai gejala sosial yang terjadi digunakan pendekatan kualitatif. Alasannya karena metode kualitatif
sebagaimana disebut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Moleong 2001:3, yaitu :
Prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati yang
diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik utuh, sehingga
Justina Nuriati Purba : Pemberdayaan Masyarakat Desa di Kecamatan Panombeian Panei Kabupaten…, 2008 USU e-Repository © 2008
dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu
kesutuhan.
Menurut Kirk dan Miller dalam Moleong, 2001:3 menyebutkan bahwa penelitian kualitatif adalah sebagai berikut: “Tradisi tertentu dalam ilmu
pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang
tersebut dalam bahasa dan peristilahannya. Jadi, alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai instrumen kunci key instrument”.
3.2. Definisi Konsep
Keterkaitan proses pemberdayaan masyarakat desa dengan program bantuan pembangunan nagori kelurahan BPN K adalah keterlibatan masyarakat secara
nyata dan aktif sejak perencanaan, pelaksanaan, pengawasan evaluasi hingga pemeliharaan hasil-hasil program bantuan tersebut. Terutama sejak dari perencanaan
yang bertujuan melaksanakan perubahan yang terarah dan sesuai dengan apa yang sesungguhnya diharapkan atau dibutuhkan masyarakat itu sendiri. Setelah adanya
perencanaan yang matang dan membumi, maka akan menentukan tahapan pelaksanaan, pengawasan evaluasi. Sehingga tujuan program bantuan pembangunan
nagori kelurahan yang memberdayakan masyarakat akan tercapai dengan adanya kesempatan yang lebih luas bagi masyarakat.
Justina Nuriati Purba : Pemberdayaan Masyarakat Desa di Kecamatan Panombeian Panei Kabupaten…, 2008 USU e-Repository © 2008
Program Bantuan Pembangunan Nagori Kelurahan mempunyai arti yang sangat penting, karena dari masyarakat desa tersebut, seluruh permasalahan dan
kebutuhan diidentifikasikan untuk seterusnya direncanakan, dilaksanakan dan kepada mereka pula tujuan pembangunan. Sehingga merupakan suatu
konsekuensi logis, apabila perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan eveluasi dilaksanakan di tingkat desa, sebab dengan demikian mereka akan terlibat secara
sadar, memiliki dan komprehensif. Berangkat dari tumbuh kembangnya pemahaman yang sadar tersebut,
memberikan pengalaman yang mengandung pembelajaran Instructive Experiences bagi masyarakat agar mereka berdaya dalam menentukan dan
mengambil keputusan yang sesuai dengan kebutuhan mereka yang sebenarnya, disamping juga masyarakat dapat berdaya untuk memperoleh faktor-faktor
produksi. Dengan demikian essensi pemberdayaan masyarakat dalam program bantuan pembangunan nagori kelurahan mengandung arti penting yaitu
terciptanya kegunaan yang sebenarnya dalam pengguna yang juga sebenarnya intended uses in intended user
3.3. Informan