Pemberdayaan Masyarakat Desa dengan Studi tentang Program

2.4. Pemberdayaan Masyarakat Desa dengan Studi tentang Program

Bantuan Pembangunan Nagori Kelurahan BPN K Pada dasarnya banyak pemahaman terhadap konsep pemberdayaan empowerment masyarakat dalam pembangunan. Konsep pemberdayaan merupakan upaya mencari bentuk konsep pembangunan yang dianggap ideal setelah berbagai paradigma pembangunan sebelumnya, seperti growth, growth with equity basic need yang dianggap gagal memenuhi harapan sebagaian besar umat manusia di muka bumi. Konsep empowerment merupakan paradigma terakhir dari konsep pembangunan manusia yang kemunculannya disebabkan oleh karena adanya dua permasalahan yakni “kegagalan” dan “harapan” yaitu gagalnya model- model pembangunan ekonomi dalam menanggulangi masalah kemiskinan dan lingkungan yang berkelanjutan dengan harapan-harapan adanya model alternatif pembangunan yang memasukkan nilai-nilai demokratis, keberlangsungan, persamaan gender, persamaan antar generasi dan pertumbuhan ekonomi yang merata. Pendapat lain bahwa Friedmann dalam Kartasasmita, 1996:145 yang mengatakan bahwa : ” Konsep pemberdayaan sebagai suatu konsep Justina Nuriati Purba : Pemberdayaan Masyarakat Desa di Kecamatan Panombeian Panei Kabupaten…, 2008 USU e-Repository © 2008 alternatif pembangunan pada intinya memberi tekanan pada otonomi pengambilan keputusan dari suatu kelompok masyarakat yang berlandaskan pada sumber daya pribadi, langsung melalui partisipasi, demokratis dan pembelajaran sosial melalui pengalaman langsung.” Berkaitan dengan upaya pemberdayaan yang meningkatkan kemampuan masyarakat, Kartasasmita 1996:141 mengatakan sebagai berikut : Memberdayakan masyarakat berarti meningkatkan kemampuan masyarakat dengan cara mengembangkan dan mendinamisasikan potensi-potensi masyarakat dalam rangka meningkatkan harkat dan martabat seluruh lapisan masyarakat dengan menciptakan iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang. Pemberdayaan bukan hanya meliputi penguatan individu anggota masyarakat tetapi juga pranata-pranatanya. Menanamkan nilai- nilai budaya modern seperti kerja keras, hemat, keterbukaan, tanggung jawab adalah bagian pokok dari upaya pemberdayaan. Pemberdayaan berkaitan dengan pembangunan desa memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menyalurkan aspirasinya dan memahami problematika yang terjadi, sebagaimana dinyatakan Abe 2001:58 yakni : ”Perencanaan dengan pendekatan baru, terutama yang memungkinkan rakyat ambil bagian dan secara prinsip hendak berangkat dari aspirasi rakyat, merupakan wahana baru yang harus diwujudkan dan Justina Nuriati Purba : Pemberdayaan Masyarakat Desa di Kecamatan Panombeian Panei Kabupaten…, 2008 USU e-Repository © 2008 diperkuat, agar dari sana rakyat mempunyai media untuk meningkatkan keberdayaannya.” Penjelasan diatas menunjukkan bahwa pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan bertujuan supaya masyarakat memahami manfaat dan peranannya dalam program pembangunan serta mampu merumuskan kebutuhan dengan potensi sumber daya yang dimiliki, mampu menentukan prioritas masalah yang akan dipecahkan sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang dimiliki serta mampu menyusun rencana kegiatan untuk menangani atau menyelesaikan masalah yang dihadapi. Pemberdayaan merupakan proses yang disengaja dan terus-menerus, benar-benar direncanakan dan memiliki tujuan yaitu agar mereka yang diberdayakan memiliki akses untuk mendapatkan dan mengontrol sumber-sumber yang ada sehingga mereka mempunyai pengaruh terhadap proses dan hasil pembangunan. Berdasarkan tinjauan pustaka pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan serta fokus kajian Program Bantuan Pembangunan Nagori Kelurahan BPNK, sebagai berikut : Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pembangunan Justina Nuriati Purba : Pemberdayaan Masyarakat Desa di Kecamatan Panombeian Panei Kabupaten…, 2008 USU e-Repository © 2008 Desain Program BPNK Kondisi Masyarakat dan Birokrat Keterlibatan Masyarakat Desa Nagori Pembangunan yang sesuai dengan Kebutuhan masyarakat Mekanisme Pembangunan Gambar 2.2 Skema Kerangka Pemikiran Justina Nuriati Purba : Pemberdayaan Masyarakat Desa di Kecamatan Panombeian Panei Kabupaten…, 2008 USU e-Repository © 2008

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif yang mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan kegiatan-kegiatan, sikap-sikap dan pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Nazir 1988:63 mengemukakan pengertian metode deskriptif sebagai berikut: Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Untuk memperoleh informasi yang lebih detail mengenai gejala sosial yang terjadi digunakan pendekatan kualitatif. Alasannya karena metode kualitatif sebagaimana disebut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Moleong 2001:3, yaitu : Prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati yang diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik utuh, sehingga Justina Nuriati Purba : Pemberdayaan Masyarakat Desa di Kecamatan Panombeian Panei Kabupaten…, 2008 USU e-Repository © 2008