4.1.2. Perkembangan Belanja Pegawai Pemerintah
Belanja pegawai pemerintah merupakan bagian dari pengeluaran pemerintah yang terdapat dalam APBN. Jenis pengeluaran ini selalu muncul setiap tahunnya.
Jenis belanja ini digunakan untuk membayar gaji, tunjangan, uang makan dan lain lain belanja pegawai pemerintah. Pada tahun 1985 belanja pegawai pemerintah
sebesar Rp. 3.929,7 milyar rupiah. Jumlah ini meningkat terus setiap tahunnya sehingga pada tahun 2007 mencapai Rp. 101.202,3 milyar rupiah seperti yang
ditunjukkan pada gambar 4.2.
Sempat terjadi penurunan belanja pegawai pemerintah yaitu pada tahun 2000 sebesar 9,49 . Hal ini terjadi karena secara keseluruhan jumlah APBN juga
menurun. Pada tahun 1999 jumlah belanja negara dalam APBN adalah Rp. 231.879 milyar rupiah, sedangkan pada tahun 2000 sebesar Rp. 221.466,7 milyar rupiah. Pada
tahun 2000 terjadi perubahan dalam struktur APBN dari yang semula berbentuk T- account menjadi I-account. Reformasi penganggaran juga terjadi dalam bentuk
penganggaran berbasis kinerja Performance Base Budgeting dimana kinerja menjadi tolok ukur dalam penentuan anggaran untuk setiap jenis belanja disetiap
lembaga negara. Selain itu terdapat kerangka kerja baru atas keuangan negara yaitu Medium Term Expenditure Framework MTEF dimana setiap kegiatan harus ada
kelanjutannya untuk tahun kedepan. Juga terdapat tuntutan atas otonomi daerah di Indonesia. Dan atas otonomi daerah ini diberikan perimbangan keuangan dari pusat
ke daerah. Oleh karena itu jumlah belanja pegawai dalam APBN juga menurun karena adanya perubahan pembiayaan dari pegawai pusat kepada pegawai daerah.
52
Untuk tahun-tahun berikutnya jumlah belanja pegawai pemerintah ini terus meningkat seiring dengan adanya tuntutan untuk hidup yang lebih layak bagi para
Pegawai Negeri Sipil. Sehingga dalam waktu tiga tahun terakhir terjadi kenaikan gaji bagi pegawai negeri lebih dari 15.
Gambar 4.2. Perkembangan Belanja Pegawai Pemerintah 1985 – 2007
4.1.3. Perkembangan Investasi
Dalam perkembangannya investasi di Indonesia bisa berasal dari sumber yang bermacam-macam. Dalam tesis ini digunakan nilai investasi yang berasal dari
Foreign Direct Investment FDI yang bersumber dari neraca pembayaran balance of payment Indonesia. Gambar 4.3. memperlihatkan perkembangan nilai FDI Indonesia
sejak tahun 1985 – 2007. Dari gambar tersebut dapat diperlihatkan terjadi fluktuasi tajam pada investasi di Indonesia. Terjadi peningkatan investasi secara tajam
53
menjelang awal 90-an yaitu mencapai angka Rp. 2.075,89 milyar rupiah
. J
umlah ini semakin meningkat sampai tahun 1997 yang mencapai Rp. 21,748.05 milyar rupiah.
Akan tetapi saat krisis terjadi di Indonesia jumlah FDI menurun tajam sebesar 86,86 atau sebesar Rp. 2,856.90 milyar rupiah. Penurunan investasi ini terjadi
karena adanya ketidakpastian hukum di Indonesia, juga karena faktor sulitnya birokrasi dan isu tenaga kerja. UU ketengakerjaan di Indonesia mensyaratkan
perusahaan membayar ganti rugi sebesar 108 minggu gaji jika ingin melakukan pemecatan, yang mana nilai ini merupakan nilai terbesar di Asia setelah Srilangka.
Kebijakan Upah Minimun Regional UMR juga memberatkan pengusaha. Pada periode awal tahun 2000-an investasi sempat mandeg karena terjadi
perubahan situasi politik di Indonesia. Para investor masih menunggu langkah politik yang diambil oleh penguasa baru. Suasana politik yang ada dan situasi keamanan
tidak menarik bagi investor untuk berinvestasi di Indonesia. Angka ini kemudian berangsur angsur naik pada periode berikutnya dan
mencapai peningkatan tertinggi pada tahun 2005 sebesar 240,82 atau sebesar Rp. 60,031.81 milyar rupiah. Dimana pada tahun 2005 terdapat jaminan keamanan dan
lebih menjamin kepastian hukum atas investasi yang dilakukan di Indonesia.
54
Gambar 4.3. Perkembangan Investasi tahun 1985 – 2007
4.1.4. Jumlah Uang Beredar