perekonomian jangka pendek, tetapi dalam jangka panjang pengaruh uang akan netral. Mazhab yang satu lagi, yang paling banyak ditelan logikanya, mengatakan,
dalam jangka pendek pun uang tidak berpengaruh. Dalam literatur ekonomi, hipotesis tentang netralitas uang money neutrality
lebih banyak digaungkan oleh ekonom dari aliran klasik. Walaupun aliran klasik tetap bersikukuh bahwa hipotesis ini berlaku baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang, terdapat konsensus di antara semua aliran ekonomi bahwa money neutrality adalah fenomena jangka panjang.
Adanya peningkatan peredaran uang dan aktivitas di sektor keuangan tidak lagi berkaitan dengan sektor riil. Di sinilah netralitas uang berlaku, kelebihan uang
tidak mampu menggerakkan sektor riil.
2.4.5. Pengaturan Jumlah Uang beredar
Aulia Pohan 2008 mengatakan ada beberapa instrumen utama yang digunakan untuk mengatur jumlah uang beredar, yaitu:
1. Reserve Requirement RR
Reserve Requirement adalah ketentuan bank sentral yang mewajibkan bank- bank untuk memelihara sejumlah alat-alat likuid reserve sebesar presentase
tertentu dari kewajiban lancarnya. Semakin kecil presentase tersebut, semakin besar kemampuan bank memanfaatkan reserve- nya untuk memberikan
pinjaman dalam jumlah yang lebih besar kepada masyarakat. Sebaliknya semakin besar persentase, semakin berkurang kemampuan bank untuk
22
memberikan pinjaman. Oleh karena itu, pinjaman perbankan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi uang beredar. Disinilah posisi RR yang dapat
menjadi alat untuk menambah atau mengurangi jumlah uang beredar. Saat ini ketentuan mengenai RR yang juga dikenal dengan cadangan wajib atau Giro
Wajib Minimum GWM adalah sebesar 5 dari dana pihak ketiga yang diterima bank, yang wajib dipelihara dalam rekening bank yang bersangkutan
di Bank Indonesia. 2.
Operasi Pasar Terbuka Operasi pasar terbuka adalah kegiatan jual beli surat-surat berharga oleh bank
sentral. Dalam kaitan ini penjualan surat-surat berharga oleh bank sentral akan mempunyai dampak kontraksi moneter karena pengurangan alat-alat likuid
bank-bank akan memperkecil kemampuan bank-bank memberikan pinjaman. Sebaliknya pembelian surat-surat berharga oleh bank sentral akan membawa
dampak ekspansi moneter karena peningkatan alat-alat likuid bank-bank akan memperbesar kemampuannya dalam pemberian pinjaman.
Jika ingin mengurangi jumlah uang beredar, maka pemerintah menjual surat- surat berharga open market selling. Dengan demikian uang yang ada di
masyarakat menglir ke otoritas moneter, sehingga jumlah uang beredar berkurang. Jika ingin menambah jumlah uang beredar, maka pemerintah
membeli kembali surat-surat berharga tersebut guna lebih mengefektifkan operasi pasar terbuka ini.
23
Di Indonesia, operasi pasar terbuka dilakukan dengan menjual atau membeli sertifikat Bank Indonesia SBI dan Surat Berharga Pasar Uang SBPU. Jika
ingin mengurangi jumlah uang beredar, pemerintah menjual SBI dan atau SBPU. Melalui penjualan SBISBPU uang yang ada dalam masyarakat
ditarik, sehingga jumlah uang beredar berkurang. Bila pemerintah melihat jumlah uang beredar perlu ditambah, agar perbankan lebih mampu
memberikan kredit yang akan memacu pertumbuhan ekonomi, maka SBI dan SBPU yang telah dijual dibeli kembali. Melalui pembelian itu pemerintah
mengeluarkan uang sehingga menambah jumlah uang beredar. 3.
Fasilitas Diskonto Fasilitas diskonto adalah kebijakan moneter bank sentral untuk mempengaruhi
jumlah uang beredar melalui penetapan diskonto pinjaman bank sentral kepada bank-bank. Dengan menetapkan tingkat diskonto yang tinggi
diharapkan bank-bank akan mengurangi permintaan kredit dari bank sentral, yang pada gilirannya akan mengurangi jumlah uang beredar. Sebaliknya
penetapan diskonto yang rendah akan mendorong bank-bank meningkatkan permintaan pinjaman bank sentral yang selanjutnya akan menambah jumlah
uang beredar. 4.
Foreign Exchange Intervention Intervensi valuta asing adalah kebijakan bank sentral untuk mempengaruhi
jumlah uang beredar atau likuiditas di pasar uang melalui jual beli valuta asing atau cadangan devisa. Dalam hal bank sentral ingin mengetatkan
24
likuiditas rupiah di pasar uang, bank sentral akan menjual cadangan devisanya. Sebaliknya, pembelian valuta asing oleh bank sentral akan
meningkatkan likuiditas rupiah di pasar uang. 5.
Moral Suasion Selain instrumen diatas, bank sentral juga dapat melakukan imbauan kepada
bank-bank untuk melakukan kebijakan tertentu. Imbauan ini bersifat tidak mengikat, tetapi sebagai lembaga yang kredibel imbauan bank sentral
biasanya memiliki dampak yang cukup efektif dalam kebijakan moneter.
2.5. Teori inflasi 2.5.1.