BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengeluaran Pemerintah
Murni 2006 mengatakan pemerintah sebagai salah satu pelaku ekonomi suatu negara mempunyai peran sebagai berikut:
a. Mengatur kegiatan ekonomi melalui perundang-undangan dan peradilan.
b. Mengendalikan kestabilan ekonomi dalam arti mengendalikan ketersediaan
barang kebutuhan masyarakat. c.
Menjaga keamanan dan ketahanan suatu negara baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
d. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Agar peranan pemerintah tersebut dapat terwujud, pemerintah harus menyelenggarakan beberapa fungsi yaitu berupa fungsi alokasi, fungsi distribusi dan
fungsi stabilisasi. Fungsi alokasi berkaitan dengan tugas pemerintah untuk mengalokasikan sumber daya yang ada dalam suatu negara agar ketersediaan barang
kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi. Fungsi distribusi merupakan tugas pemerintah mengadakan penataan dan penyesuaian terhadap distribusi pendapatan dan kekayaan
masyarakat pada suatu keadaan yang adil dan merata. Fungsi stabilisasi merupakan tugas pemerintah untuk menjaga kondisi perekonomian yang stabil. Misalnya tingkat
harga yang relatif stabil, ketersediaan barang kebutuhan dan kesempatan kerja yang berimbang sesuai dengan kebutuhan.
7
Muana Nanga 2005 mengatakan dalam perekonomian pengeluaran pemerintah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan agregat.
Permintaan agregat adalah jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan di dalam perekonomian yang diminta pada berbagai tingkat harga. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan agregat dalam suatu perekonomian adalah : a.
Pendapatan disposabel Yd atau pengeluaran konsumsi C b.
Tingkat bunga i c.
Kepercayaan dunia bisnis atau investasi I d.
Jumlah uang beredar Ms e.
Pengeluaran pemerintah G f.
Pajak T g.
Pendapatan luar negeri Yf h.
Harga luar negeri Pf i.
Nilai tukar riil ER Kenaikan dalam pendapatan disposabel, pengeluaran konsumsi, pengeluaran
investasi, penawaran uang riil, pengeluaran pemerintah, pendapatan luar negeri, tingkat harga luar negeri dan penurunan dalam tingkat bunga, pajak, nilai tukar akan
membawa kenaikan dalam permintaan agregat. Muana Nanga, 2005 Pengeluaran pemerintah di Indonesia dilakukan melalui Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara APBN. APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN berisi daftar
sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara 8
selama satu tahun anggaran 1 Januari - 31 Desember. APBN merupakan instrumen untuk mengatur pengeluaran dan pendapatan negara dalam rangka membiayai
pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pembangunan, mencapai pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan nasional, mencapai stabilitas perekonomian, dan
menentukan arah serta prioritas pembangunan secara umum. Sejak tahun 2000 struktur APBN terdiri dari tiga bagian besar yaitu
pendapatan negara , belanja negara dan pembiayaan. Hal ini karena Indonesia masih menganut prinsip anggaran defisit sehingga diperlukan pembiayaan untuk menutup
defisitnya. Struktur APBN adalah sebagai berikut :
Tabel 2.2. Struktur APBN A. Pendapatan Negara dan Hibah
I. Penerimaan Dalam Negeri
1. Penerimaan Perpajakan a. Pajak Dalam Negeri
i. Pajak Penghasilan 1.
Migas 2. Non Migas
ii. Pajak Pertambahan Nilai iii.
PBB iv.
BPHTB v.
Cukai vi. Pajak Lainnya
b. Pajak Perdagangan Internasional i. Bea Masuk
ii. Pajak Ekspor 2. Penerimaan Negara Bukan Pajak
a. Penerimaan SDA i. Minyak Bumi
ii.GasAlam 9
Lanjutan Tabel 2.2. Struktur APBN iii. Pertambangan Umum
iv. Kehutanan
v. Perikanan
b. Bagian Pemerintah Atas Laba BUMN c. PNBP Lainnya
II. Hibah
B. Belanja Negara I. Belanja Pemerintah Pusat
1. Belanja Pegawai 2. Belanja Barang
3. Belanja
Modal 4. Pembayaran Bunga Hutang
a. Hutang Dalam Negeri b. Hutang Luar Negeri
5. Subsidi
a. Subsidi BBM b. Subsidi non BBM
6. Belanja Hibah 7.
Bantuan Sosial
8. Belanja Lain-lain II. Transfer ke Daerah
1.Dana Perimbangan
a. Dana Bagi Hasil b. Dana Alokasi Umum
c. Dana Alokasi Khusus 2. Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian
C. Keseimbangan Primer D. Surplus Defisit Anggaran A-B
E. Pembiayaan
I. Pembiayaan Dalam Negeri 1. Perbankan Dalam Negeri
2. Non Perbankan Dalam Negeri a.
Privatisasi b. Penjualan Aset Program Restrukturisasi
Perbankan c. Obligasi Negara Neto
i. Penerbitan Obligasi Pemerintah ii. Pembiayaan Cicilan Hutang
Pokok Obligasi DalamNegeri
10
Lanjutan Tabel 2.2. Struktur APBN II. Pembiayaan Luar Negeri Neto
1. Penarikan Pinjaman Luar Negeri a. Pinjaman Program
b. Pinjaman Proyek 2. Pembayaran Cicilan Pokok Hutang Luar Negeri
Sumber : RAPBN 2009 Belanja negara adalah semua pengeluaran negara yang digunakan
untuk membiayai belanja pemerintah pusat dan belanja daerah. Belanja pemerintah pusat menurut jenis adalah semua pengeluaran negara yang digunakan untuk
membiayai belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, pembayaran bunga utang, subsidi, belanja hibah, bantuan sosial, dan belanja lain-lain.
Belanja pegawai merupakan salah satu jenis pengeluaran pemerintah yang tertuang dalam APBN. Setiap tahun jenis pengeluaran ini selalu ada dalam APBN.
Dalam APBN belanja pegawai termasuk dalam kategori belanja pemerintah pusat dari jenis belanja negara.
Belanja pegawai adalah semua pengeluaran negara yang digunakan untuk membiayai kompensasi dalam bentuk uang atau barang yang diberikan kepada
pegawai pemerintah pusat, pensiunan, anggota Tentara Nasional Indonesia Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan pejabat negara, baik yang bertugas di
dalam negeri maupun di luar negeri, sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan, kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal.
Belanja pegawai dapat berupa : a.
gaji
11
b. pensiun
c. tunjangan beras, uang makan
d. lain-lain belanja pegawai.
Dalam belanja pegawai ini termasuk juga pengeluaran dalam rangka meningkatkan kualitas aparatur pemerintahan, agar pegawai negeri dapat
meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
2.2. Announcement Effect