Perkembangan Inflasi Perkembangan Variabel Yang Diteliti

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Perkembangan Variabel Yang Diteliti

4.1.1. Perkembangan Inflasi

Memasuki tahun 1980 – an perekonomian Indonesia mulai menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan berat yang mendorong pemerintah melakukan serangkaian langkah-langkah penyesuaian struktural guna mempertahankan dan mendorong perkembangan perekonomian secara berkesinambungan. Langkah pemerintah itu antara lain deregulasi sektor perbankan pada tahun 1983 dan dilanjutkan dengan deregulasi lanjutan tahun 1988 di bidang moneter, perbankan dan keuangan. Pada dekade 90-an gairah perekonomian begitu dirasakan. Tingkat pertumbuhan juga lumayan menggembirakan. Akan tetapi pada tahun 1997 tiba-tiba saja krisis keuangan melanda Indonesia. Krisis keuangan tahun 1997 bisa dikatakan sebagai awal bagi jatuhnya perekonomian Indonesia. Krisis yang berlangsung cukup lama tersebut nyaris menumbangkan segi-segi ekonomi bangsa. Jika sebelum krisis pertumbuhan ekonomi dapat mencapai diatas rata-rata dengan tingkat inflasi yang cukup rendah , maka pada puncak krisis tahun 1998, pertumbuhan ekonomi terjerembab mengalami kontraksi ke angka minus 13 dan inflasi meroket hingga mencapai 77,6 persen. 49 Inflasi adalah kenaikan harga harga secara umum akibat perubahan variabel yang mempengaruhi. Perkembangan inflasi Indonesia sejak tahun 1985 – 2007 disajikan pada gambar 4.1. Gambar 4.1. Perkembangan Inflasi Indonesia tahun 1985 – 2007 Pada tahun 1985 inflasi Indonesia mencapai 4,31 dan awal 90-an meningkat ke arah 9,53 . Kondisi ini terus bertahan dan bahkan terjadi kenaikan yang cukup signifikan dengan terjadinya krisis ekonomi tahun 1998 yaitu sebesar 77,63 . Angka ini adalah angka pencapaian inflasi yang dapat terjadi karena memang situasi dan kondisi yang terjadi pada saat itu. Yaitu terjadinya serentetan krisis yang terjadi di beberapa negara. Ketika itu nilai mata uang di beberapa negara Asia merosot tajam, khususnya terhadap dolar Amerika Serikat. Perbankan merupakan salah satu sektor yang paling parah terkena dampak krisis. Hampir sebagian besar bank nasional 50 mengalami kerugian dalam waktu yang relatif singkat. Hal ini makin memperparah kondisi ekonomi, keuangan dan perbankan ketika itu, serta makin memperpanjang masa krisis yang terjadi. Dengan disahkannya UU Bank Indonesia yang baru tahun 1999, kebijakan moneter Indonesia telah memasuki era baru dalam sejarah moneter di Indonesia. Dengan UU tersebut telah terjadi perubahan fundamental dalam kebijakan moneter Indonesia. Tujuan Bank Indonesia secara tegas dikemukakan adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Namun secara implisit tujuan kebijakan moneter di Indonesia adalah menjaga kestabilan harga atau inflasi. Dalam jargon ekonomi moneter, kebijakan moneter yang tujuan akhirnya adalah inflasi sering disebut dengan inflation targetting framework ITF. Akan tetapi, karena Bank Indonesia belum secara tegas menerapkan ITF tersebut, kerangka kebijakan moneter di Indonesia sejak tahun 1999 disebut light ITF. Namun, sejak 1 Juli 2005, Bank Indonesia telah secara penuh menerapkan ITF atau sering disebut full pledge ITF. Secara umum ITF dapat diartikan sebagai kerangka kerja kebijakan moneter yang diarahkan untuk mencapai sasaran inflasi beberapa tahun ke depan dan target inflasi tersebut secara eksplisit ditetapkan dan diumumkan kepada masyarakat. Dan memang sejak tahun 2000 sampai tahun 2005 terjadi fluktuasi pada tingkat inflasi di Indonesia. Dan sejak tahun 2006 inflasi sudah dalam kondisi terkendali. 51

4.1.2. Perkembangan Belanja Pegawai Pemerintah