dipengaruhi luas lahan,iklim,tekstur tanah,dan kondisi lingkungan lainnya, hasil observasi dilapangan dijumpai penggunaan pupuk dan pestisida yang terbanyak
masing-masing 3000 kg dan 10 liter per tahun, sedangkan petani yang paling sedikit menggunakan pupuk dan pestisida masing-masing adalah digunakan adalah 50 kg
dan 0,25 liter. Disamping pupuk dan pestisida produksi juga dipengaruhi oleh umur tanaman, dari observasi di lapangan dapat dilihat umur tanaman cokelat yang di
usahakan oleh petani cokelat di Kabupaten Dairi yang paling tinggi pada umur 15 tahun dan paling rendah pada umur 3 tahun.
4.4 Uji Kesesuaian
Test Goodness of Fit
Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi Y tanaman cokelat, maka dengan menggunakan sejumlah data yang telah dikumpulkan langsung
dari petani responden dilakukan pengolahan data dengan metode Ordinary Least Square yang menggunakan alat bantu program Evieews Versi 4.1.
Dari hasil pengolahan data tersebut diperoleh model persamaan pada Tabel 4.7. berikut ini :
Tabel 4.7. Hasil Estimasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi
Tanaman Cokelat di Kabupaten Dairi LogY =
0,670 + 0.203 logX1 + 0.607 logX2 + 0.048 logX3 + 0.160 logX4 + 0.668 logX5
Std. Error 0,112 0,142 0,066 0,070 0,118 t-stat 1,813
4.259 0,729 2.260
5,641 R² = 0,828
F-Stat = 85,766
Sumber: Lampiran 1
Doody S. Tumanggor : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Cokelat Di Kabupaten Dairi, 2009
Keterangan :
signifikan pada 1 signifikan pada 5
signifikan pada 10
Dari hasil estimasi pada Tabel 4.7. diatas diperoleh nilai koefisien determinasi R² sebesar 0,828 yang berarti variasi veriabel bebas luas lahan, waktu kerja,
pupuk,pestisida dan umur tanaman cokelat mampu menjelaskan variasi produksi tanaman cokelat di Kabupaten Dairi sebesar 82,8 persen dan sisanya sebesar 17,2
persen dijelaskan oleh veriabel lain yang tidak terdapat dalam model estimasi. Selanjutnya
dengan menganalisis
lebih mendalam, maka secara simultan bersamaan pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat produksi cokelat
adalah berpengaruh cukup signifikan secara statistik pada tingkat kepercayaan 99 persen. Hal ini dapat dilihat dari hasil estimasi F
stat
sebesar 85,766 yang lebih besar dari F
tabel
sebesar 3,34 pada tingkat 1 persen F
0,01
F
sta
t 85,766 F
tabel
3,34. Kemudian menguji secara parsial uji t-satistik, maka pengaruh masing-
masing variabel bebas yakni luas lahan, waktu kerja, pupuk, pestisida dan umur tanaman cokelat terhadap variabel terikat yakni produksi cokelat di Kabupaten Dairi
sebagai berikut : Berdasarkan hasil estimasi menunjukkan bahwa koefisien luas lahan X1
yang positif sebesar 0,203 menunjukkan jika luas lahan tanaman cokelat meningkat 1 persen maka produksi cokelat meningkat 0,203 persen, ceteris paribus. Hal ini
sesuai dengan teori bahwa luas lahan memiliki pengaruh yang positif terhadap produksi cokelat.
Doody S. Tumanggor : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Cokelat Di Kabupaten Dairi, 2009
Variabel luas lahan memiliki nilai t-hitung sebesar 1,813 nilai t–tabel 1,296 maka hipotesis diterima. Hal ini berarti bahwa luas lahan berpengaruh positif dan
signifikan secara parsial terhadap produksi cokelat di Kabupaten Dairi pada tingkat kepercayaan 90 persen. Dari nilai koefisien luas lahan menunjukkan tingkat
elastisitas terhadap produksi cokelat bersifat inelastis. Kesimpulan ini mendukung hasil penelitian Kebede 2005 yang menyatakan bahwa variabel luas lahan
berpengaruh signifikan terhadap produksi padi sawah di Nepal. Tingkat produksi cokelat dikabupaten Dairi tergantung dari luas lahan dan juga veriabel pendukung
lainnya. Dengan demikian penerimaan petani cokelat tergantung dari produksi cokelat tersebut.
Berdasarkan hasil estimasi menunjukkan bahwa koefisien waktu kerja X2 yang positif sebesar 0,607 menunjukkan jika waktu kerja berusaha tani tanaman
cokelat meningkat 1 persen maka produksi cokelat meningkat 0,607, persen ceteris paribus. Hal ini sesuai dengan teori bahwa waktu kerja memiliki pengaruh yang
positif terhadap produksi cokelat. Variabel waktu kerja memiliki nilai t-hitung sebesar 4,259 nilai t–tabel
1,296 maka hipotesis diterima. Hal ini berarti bahwa waktu kerja berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap produksi cokelat di Kabupaten Dairi pada
tingkat kepercayaan 99 persen. Dari nilai koefisien waktu kerja menunjukkan tingkat elastisitas terhadap produksi cokelat bersifat inelastis. Kesimpulan ini mendukung
hasil penelitian Panjaitan 2007 yang menyatakan bahwa variabel waktu kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi kopi di Kabupaten Dairi.
Doody S. Tumanggor : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Cokelat Di Kabupaten Dairi, 2009
Sehingga pertanian cokelat di Kabupaten Dairi merupakan usaha yang padat karya. Semakin besar waktu kerja yang digunakan untuk mengelola tanaman cokelat maka
produksi akan semakin meningkat, secara otomatis penerimaan petani akan semakin besar pula.
Berdasarkan hasil estimasi menunjukkan bahwa koefisien pupuk X3 yang positif sebesar 0,048 menunjukkan jika penggunaan pupuk untuk berusaha tani
tanaman cokelat meningkat 1 persen maka produksi cokelat meningkat 0,048, persen ceteris paribus. Hal ini sesuai dengan teori dimana pupuk memiliki pengaruh yang
positif terhadap produksi cokelat. Variabel pupuk memiliki nilai t-hitung sebesar 0,729 nilai t–tabel 1,296 .
Hal ini berarti bahwa pupuk berpengaruh positif dan tidak signifikan secara parsial terhadap produksi cokelat di Kabupaten Dairi. Dari nilai koefisien pupuk
menunjukkan tingkat elastisitas terhadap produksi cokelat bersifat inelastis. Hal ini disebabkan karena petani belum melakukan pemakaian pupuk yang tepat waktu dan
tepat sasaran atau belum melakukan pemakaian dosis pupuk yang seimbang. Hal ini dapat dilihat dari data tabulasi penelitian bahwa petani cokelat memberikan pupuk
organik pupuk kandang yang masih kecil rata-rata 694,84 kg ha, yang seharusnya 2 ton ha. Akibat dari kurangnya pemakian pupuk tersebut maka produksi cokelat
maupun penerimaan petanipun menjadi kecil. Kesimpulan ini mendukung hasil penelitian Kebede 2005 yang menyatakan bahwa pemberian pupuk tidak
berpengaruh signifikan terhadap produksi padi sawah di Nepal.
Doody S. Tumanggor : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Cokelat Di Kabupaten Dairi, 2009
Berdasarkan hasil estimasi menunjukkan bahwa koefisien pestisida X4 yang positif sebesar 0, 160 menunjukkan jika penggunaan pestisida untuk berusaha tani
tanaman cokelat meningkat 1 persen maka produksi cokelat meningkat 0,160, persen ceteris paribus. Hal ini sesuai dengan teori bahwa pestisida memiliki pengaruh yang
positif terhadap produksi cokelat. Variabel pestisida memiliki nilai t-hitung sebesar 2,260 nilai t–tabel 1,296
maka hipotesis diterima. Hal ini berarti bahwa pestisida berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap produksi cokelat di Kabupaten Dairi pada tingkat
kepercayaan 95 persen. Dari nilai koefisien pestisida menunjukkan tingkat elastisitas terhadap produksi cokelat bersifat inelastis. Dalam hal ini disebabkan karena petani
telah melakukan pengendalian organisme pengganggu tanaman berupa gulma, hama dan penyakit tanaman yang dapat memepengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman dengan baik, secara otomatis dapat mempengaruhi produksi cokelat. Besar kecilnya produksi cokelat mempengaruhi penerimaan petani cokelat.
Berdasarkan hasil estimasi menunjukkan bahwa koefisien umur tanaman X5 yang positif sebesar 0,668 menunjukkan jika umur tanaman cokelat meningkat
1 persen maka produksi cokelat meningkat 0,668 persen, ceteris paribus. Hal ini sesuai dengan teori bahwa umur tanaman memiliki pengaruh yang positif terhadap
produksi cokelat. Variabel umur tanaman memiliki nilai t-hitung sebesar 5,641 nilai t–tabel
1,296 maka hipotesis diterima. Hal ini berarti bahwa umur tanaman berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap produksi cokelat di Kabupaten Dairi
Doody S. Tumanggor : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Cokelat Di Kabupaten Dairi, 2009
pada tingkat kepercayaan 99 persen. Dari nilai koefisien umur tanaman menunjukkan tingkat elastisitas terhadap produksi cokelat bersifat inelastis. Dilihat dari data
tabulasi penelitian bahwa umur tanaman cokelat di Kabupaten Dairi rata-rata 6 tahun, yang merupakan tingkatan yang tepat untuk mencapai produksi yang tinggi.
Penerimaan petani cokelat di Kabupaten Dairi dipengaruhi oleh harga cokelat. Jika dilihat tingkatan harga cokelat di Kabupaten Dairi, yang masih rendah sebesar
Rp18.500, per kilogram.Yang memainkan peranan harga adalah pedangang pengumpul. Bargaining power dari petani cokelat sendiri sangat lemah, sehingga mau
mau tidak mau harga cokelat sangat ditentukan oleh pedagang pengumpul. Lemahnya Bargaining power petani cokelat disebabkan lemahnya kelompok-kelopok peteni dan
juga tidak berjalanya koperasi dengan baik. Berdasarkan analisis parsial, maka dapat diketahui bahwa variabel yang
berpengaruh signifikan terhadap tingkat produksi cokelat secara signifikan adalah luas lahan X1 pada tingkat keyakin an 90 variabel waktu kerja X2 signifikan
pada tingkat keyakinan 99, variabel pupuk X3 tidak signifikan, veriabel pestisida X4 signifikan pada tingkat keyakinan 95, veriabel umur tanaman X5 signifikan
pada tingkat keyakinan 99 Berdasarkan hasil estimasi tingkat produksi cokelat di Kabupaten Dairi di
peroleh hasil bahwa fungsi produksi berada pada kondisi Increasing Return to Scale jika dijumlahkan koefisien X1 + X2 + X3 + X4 + X5 lebih besar dari 1. Increasing
Return to Scale = 0,203 + 0,607 + 0,048 + 0.160 + 0,668 = 1,686. Increasing Return to Scale yang berarti bahwa persentase pertambahan kuantitas produksi lebih besar
Doody S. Tumanggor : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Cokelat Di Kabupaten Dairi, 2009
dengan pertambahan kuantitas faktor produksi luas lahan, waktu kerja, pupuk, pestisida dan umur tanaman. Elastisitas produksi lebih besar dari satu dicapai pada
waktu kurva produksi marjinal berada diatas kurva produksi rata-rata. Ini merupakan skala usaha yang menunjukkan kenaikan hasil yang bertambah. Setiap penambahan
1 input citeris paribus akan menyebabkan kenaikan output yang lebih besar dari 1. Oleh karena itu pada daerah increasing return to scale, keuntungan petani akan
selalu bisa ditingkatkan dengan cara menambah input dalam proporsi yang tetap. Jadi bila petani bertujuan mendapatkan keuntungan yang maksimum, petani
tersebut harus melakukan usaha taninya dengan cara menambah input yang digunakannya. Bila tidak petani tersebut dikatakan sebagai petani yang tidak rasional,
dengan demikian daerah increasing return to scale disebut dengan daerah yang tidak rasional untuk berproduksi.
Untuk mengukur Marginal product MP, Average Product AP dari penelitian adalah sebagai berikut :
Average Product AP dan Marginal Product MP
1. Luas Lahan X
1
a. Average Product AP AP
X1
= T P
X1
Dimana : AP
X1
= Average Product
X1
Average Product luas lahan T P
= Total Produksi
Doody S. Tumanggor : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Cokelat Di Kabupaten Dairi, 2009
X1
= Luas Lahan AP
X1
= T P = 74638 kg = 1.075,78 kgha
X1
69,38 ha Nilai AP
X1
Average Product Luas Lahan sebesar 1.075,78 kgha berarti apabila rata-rata luas lahan bertambah 1ha maka akan meningkatkan produksi rata-
rata sebesar 1.075,78 kg per tahun. b.
Marginal Product MP Ep
X1
= MP
X1
AP
X1
MP
X1
= Ep
X1 X
AP
X1
Dimana : MP
X1
= Marginal Product
X1
Marginal Product luas lahan Ep
X1
= Elastisitas
X1
Elastisitas luas lahan AP
X1
= Average Product
X1
Average Product luas lahan MP
X1
= Ep
X1 X
AP
X1
= 0,203 x 1.075,78 kgha = 218,383 kgha
Nilai MP
X1
Marginal Product Luas Lahan sebesar 218,383 kgha berarti apabila perubahan pertambahan luas lahan sebesar 1ha maka akan meningkatkan
perubahan pertambahan produksi sebesar 218,383 kg per tahun. 2. Waktu Kerja X
2
a. Average Product AP AP
X2
= T P = 74638 kg = 0,697 kgjam
Doody S. Tumanggor : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Cokelat Di Kabupaten Dairi, 2009
X2
106944 jam Nilai AP
X2
Average Product Waktu Kerja sebesar 0,697 kgjam berarti apabila rata-rata waktu kerja bertambah 1 jam maka akan meningkatkan produksi
rata-rata sebesar 0,697 kg. b.
Marginal Product MP Ep
X2
= MP
X2
AP
X2
MP
X2
= EpX
2 X
APX
2
= 0,607 x 0,697 kgjam = 0,423 kgjam
ilai MP
X2
Marginal Product Waktu Kerja sebesar 0,423 kgjam berarti apabila perubahan pertambahan waktu kerja sebesar 1 jam maka akan meningkatkan
perubahan pertambahan produksi sebesar 0,423 kg. 3. Pupuk X
3
a. Average Product AP AP
X3
= TPL = 74638 kg = 1,131 kgtahun
X3
66010 Nilai AP
X3
Average Product Pupuk sebesar 1,131 kgtahun berarti apabila rata-rata pupuk bertambah 1 kg maka akan meningkatkan rata-rata produksi sebesar
1,131 kg. b.
Marginal Product MP Ep
X3
= MP
X3
AP
X3
Doody S. Tumanggor : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Cokelat Di Kabupaten Dairi, 2009
MP
X3
= Ep
X3 X
AP
X3
= 0,048x 1,131 kgtahun = 0,054 kgtahun
Nilai MP
X3
Marginal Product Pupuk sebesar 0,054 kgtahun berarti apabila perubahan pertambahaan pupuk sebesar 1 kg maka akan meningkatkan perubahan
pertambahan produksi sebesar 0,054 kg. 4. Pestisida X
4
a. Average Product AP AP
X4
= T P = 74638 kg = 186,711 kg liter
X4
399,75 liter Nilai AP
X4
Average Product Pestisida sebesar 186,711 kgliter berarti apabila rata-rata pestisida bertambah 1 liter maka akan meningkatkan produksi rata-
rata sebesar 186,711 kg b.
Marginal Product MP Ep
X4
= MP
X4
AP
X4
MP
X4
= Ep
X4 X
AP
X4
= 0,160 x 186,711 kgliter = 29,873 kg liter
Nilai MP
X4
Marginal Product Pestisida sebesar 29,873 kgliter berarti apabila perubahan pertambahan pestisida sebesar 1 liter maka akan meningkatkan
perubahan pertambahan produksi sebesar 29,873 kg.
Doody S. Tumanggor : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Cokelat Di Kabupaten Dairi, 2009
5. Umur Tanaman X
5
a. Average Product AP AP
X5
= TPL = 74638 kg = 129,131 kgtahun
X5
578 Nilai AP
X5
Average Product Umur Tanaman sebesar 129,131 kgtahun berarti apabila rata-rata umur tanaman bertambah 1 tahun maka akan meningkatkan
rata-rata produksi sebesar 129,131 kg. c.
Marginal Product MP Ep
X5
= MP
X5
AP
X5
MP
X5
= Ep
X5 X
AP
X5
= 0,668 x 129,131 kgtahun = 86,259 kgtahun
Nilai MP
X5
Marginal Product Umur Tanaman sebesar 86,259 kgtahun berarti apabila perubahan pertambahaan umur tanaman sebesar 1 tahun maka akan
meningkatkan perubahan pertambahan produksi sebesar 86,259 kg
4.5 Uji Asumsi Klasik