Hukum Kenaikan Hasil yang Semakin Berkurang

Ep = ∆Y ∆X Y X Ep = ∆ Y . X ∆ X Y Di mana : Y adalah hasil produksi output X adalah faktor produksi input maka, MPP = YÚ X APP = YÚX Ep = MPPÚAPP Akan tetapi karena besarnya koefisien elastisitas produksi dapat diketahui dari hasil fungsi produksi Cobb Douglas hasil analisis OLS dan besarnya Average Physical Product APP dapat dihitung berdasarkan data yang tersedia, maka Marginal Physical Product MPP juga dapat dihitung dengan menggunakan koefisien elastisitas produksi sebagai berikut : MPPxi = Ep YÚXi = ai YÚXi = ai . APP

2.3 Hukum Kenaikan Hasil yang Semakin Berkurang

Hukum kenaikan hasil yang semakin berkurang menerangkan arah umum dan tingkat perubahan umum output perusahaan bila salah satu sumber yang digunakan Doody S. Tumanggor : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Cokelat Di Kabupaten Dairi, 2009 berubah – ubah jumlahnya. Hukum ini menerangkan jika salah satu input ditambah secara terus – menerus maka produksi total akan semakin meningkat sampai pada suatu tingkat tertentu titik maksimum dan apabila sudah pada tingkat maksimum tersebut faktor produksinya terus ditambah maka produksi total akan semakin menurun. Gambar 2.1. Kurva Hukum kenaikan hasil yang Semakin Berkurang Doody S. Tumanggor : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Cokelat Di Kabupaten Dairi, 2009 Keterangan : TP = Total produksi Titik A = MP maksimum L = Tenaga kerja Titik B = AP maksimum MP l = Marginal produk tenaga kerja L Titik C = MP = 0 AP l = Produksi rata-rata tenaga kerja L Produksi Total total product banyaknya produksi yang dihasilkan dari penggunaan total faktor produksi. Produksi Marginal marginal product adalah tambahan produksi karena penambahan penggunaan satu unit faktor produksi. Produksi rata-rata average product adalah rata-rata output yang dihasilkan perunit faktor produksi. Dimana : Total Produksi TP : fK,L Secara matematis TP akan maksimum apabila turunan pertama dari fungsi nilainya sama dengan nol. Turunan pertama TP adalah MP, maka TP maksimum pada saaat MP sama dengan nol. Produksi marjinal MP = ∂ TP ∂ L Perusahaan dapat terus menambah tenaga kerja selama MP 0. Jika MP sudah 0 penambahan tenaga kerja justru mengurangi produksi total. Penurunan nilai MP merupakan indikasi telah terjadinya hukum Pertambahan Hasil Yang Semakin Berkurang atau the Law of Diminishing Return LDR. Doody S. Tumanggor : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Cokelat Di Kabupaten Dairi, 2009 Produksi Rata-rata AP = TP L AP akan maksimum bila turunan pertama fungsi AP adalah 0 AP = 0. Dengan penjelasan matematis, AP maksimum tercapai pada saat AP = MP, dan MP akan memotong AP pada saat Nilai AP maksimum. Gambar 2.1 menunjukkan tiga tahap Produksi the htree stages of production yaitu sebagai berikut : 1. Tahap I, penmbahan tenaga kerja akan meningkatkan produksi total maupun produksi rata-rata. Karena itu hasil yang diperoleh dari tenaga kerja masih jauh lebih besar dari tambahan upah yang harus dibayarkan. Perusahaan rugi jika berhenti produksi pada tahap ini. Elastisitas produksi lebih besar dari satu dicapai pada waktu kurva produksi marjinal berada diatas kurva produksi rata-rata. Ini merupakan skala usaha yang menunjukkan kenaikan hasil yang bertambah. Setiap penambahan 1 input tetap dan variabel dalam perbandingan tetap akan menyebabkan kenaikan output yang lebih besar dari 1. Oleh karena itu pada daerah increasing return to scale, keuntungan perusahaan akan selalu bisa ditingkatkan dengan cara menambah input dalam proporsi yang tetap. Jadi bila pengusaha bertujuan mendapatkan keuntungan yang maksimum, pengusaha tersebut harus membayar usahanya dengan cara menambah input yang digunakannya. Bila tidak pengusaha tersebut dikatakan sebagai pengusaha yang tidak rasional, dengan demikian daerah increasing return to scale disebut dengan daerah yang tidak rasional. Doody S. Tumanggor : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Cokelat Di Kabupaten Dairi, 2009 2. Tahap II, berlakunya the Law of Diminishing Return LDR, produksi marjinal maupun produksi rata-rata mengalami penurunan. Namun demikian keduanya masih positif. Penambahan tenaga kerja akan akan tetap menambah produksi sampai mencapai nilai maksimum. Elastisitas produksi yang berada diantara non dan satu merupakan skala usaha yang berada diantara AP maksimum dan MP sama dengan nol. Di daerah ini kenaikan 1 input tetap dan input variabel dalam proporsi yang tetap akan menghasilkan kenaikan output diantara 0 sampai 1. Bila kita perhitungkan penerimaan dan biaya produksi, di daerah decreasing return scale pengusaha bisa untung dan bisa rugi. Jadi pengusaha harus memilih skala usaha setepat-tepatnya untuk mencapai keuntugan maksimum. Oleh karena itu pengusaha yang berusaha di daerah ini haruslah pengusaha-pengusaha rasional. 3. Tahap III, pengusaha tidak mungkin melanjutkan produksi, karena penambahan tenaga kerja justru menurunkan produksi total. Perusahaan mengalami kerugian, dengan demikian perusahaan sebaiknya berproduksi pada tahap II,secara matematis perusahaan kan berhenti menambah tenaga kerja pada saat tambahan biaya maginal cost yang harus dibayar adalah sama dengan tambahan pendapatan marginal revenue yang diterima. Elastisitas produksi lebih kecil dari nol dicapai pada waktu produk marjinalnya negatif. Didaerah ini kenaikan 1 input dan variabel dalam proporsi yang tetap akan menghasilkan kenaikan output yang negatif. Dengan demikian, pengusaha yang berusaha pada skala usaha ini merupakan pengusaha yang irrasioanl, karena selalu menderita kerugian. Prathama et al, 2002. Doody S. Tumanggor : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Cokelat Di Kabupaten Dairi, 2009

2.4 Faktor Produksi dan Pendapatan