law of variable proportion faktor memberikan dasar untuk penggunaan sumber daya yang efesien dalam sebuah sistem produksi.
2.2 Fungsi produksi
Produksi adalah suatu proses mengubah input menjadi output, sehingga nilai barang tersebut bertambah. Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang
menunjukkan hubungan antara tingkat output dan tingkat penggunaan input-input Boediono, 2002.
Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan antara tingkat output dan tingkat penggunaan input-input.Setiap produsen
dalam teori dianggap mempunyai suatu fungsi produksi, yaitu : Q
= f
X1,X2,X3…Xn Q
= Tingkat
produksi output
X1,X2,X3,..Xn = Berbagai input yang digunakan
Fungsi produksi menggambarkan kombinasi penggunaan input yang dipakai oleh suatu perusahaan. Pada keadaan teknologi tertentu, hubungan antara input dan
output tercermin pada fungsi produksinya.Suatu fungsi produksi menggambarkan kombinasi input yang dipakai dalam proses produksi, yang menghasilkan output
tertentu dalam jumlah yang sama dapat digambarkan dengan kurva isoquant, yaitu kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi faktor produksi yang sama Joesran
dan Fathorrozi, 2003.
Doody S. Tumanggor : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Cokelat Di Kabupaten Dairi, 2009
Tujuan setiap perusahaan termasuk petani yang menggarap lahan dengan tenaganya sendiri adalah mengubah input menjadi output sehingga tercipta
produktivitas. Untuk mendapatkan outputnya, perusahaan harus menggunakan berbagai jenis input yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam dan sebagainya.
Karena input-input ini langka, sehingga mereka harus menggunakan ukuran biaya yang diasosiasikan dengan penggunaan input, seperti petani mengkombinasikan
tenaga mereka dengan bibit, tanah, hujan, pupuk dan peralatan mesin untuk memperoleh hasil panen Nicholson, 2002.
Boediono 1999 menyatakan bahwa meningkatkan output sebagai konsekuensi pertumbuhan ekonomi dapat dilakukan dengan meningkatkan
ketrampilan pekerja, penerapan sistem pembagian kerja yang tepat berdasarkan ketrampilan pekerja dan penggunaan mesin-mesin yang dapat memudahkan dan
mempercepat serta meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Lebih lanjut Boediono 1999 menggambarkan bahwa bentuk umum fungsi
produksi yang bisa menampung berbagai kemungkinan substitusi antara kapital K, tenaga kerja L, Sumber daya R dan teknologi T adalah sebagai berikut :
Q = f K, L, R, T Keterangan :
Q = Output atau keluaran K = Stok Kapital atau modal
L = Labor atau tenaga Kerja R= Resource Sumber daya
Doody S. Tumanggor : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Cokelat Di Kabupaten Dairi, 2009
T = Tingkat teknologi yang digunakan Persamaan di atas menunjukkan bahwa stok kapital, tenaga kerja, penggunaan
pupuk dan teknologi dapat meningkatkan output. Apabila output meningkat pada periode itu, maka sebagian kenaikan output akan diinvestasikan sehingga stok kapital
akan bertambah besar sebesar output yang diinvestasikan. Proses pertumbuhan output ini akan terus berulang pada periode berikutnya, sampai pada batas penggunaan
sumber daya alam dan sumber daya tenaga kerja mencapai tingkat yang optimal. Dari persamaan tersebut berarti bahwa besar kecilnya tingkat produksi suatu
barang tergantung kepada jumlah modal, jumlah tenaga kerja, jumlah kekayaan alam dan tingkat produksi yang digunakan. Jumlah produksi yang berbeda – beda tentunya
memerlukan faktor produksi yang berbeda pula. Tetapi ada juga bahwa jumlah produksi yang tidak sama akan dihasilkan oleh faktor produksi yang dianggap tetap,
biasanya adalah faktor produksi seperti modal, mesin, peralatannya serta bangunan perusahaan. Sedangkan faktor produksi yang mengalami perubahan adalah tenaga
kerja. Berkaitan dengan periode produksi, situasi produksi dimana perusahaan tidak dapat mengubah outputnya disebut jangka waktu yang sangat pendek sedangkan
situasi produksi dimana output dapat dirubah namun demikian ada sebagian faktor produksi yang bersifat tetap atau input tetap dan sebagian lagi faktor produksinya
dapat dirubah atau input variabel disebut produksi jangka pendek dan produksi jangka panjang yaitu suatu produksi tidak hanya output dapat berubah tetapi mungkin
semua input dapat diubah dan hanya teknologi dasar produksi yang tidak mengalami perubahan.
Doody S. Tumanggor : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Cokelat Di Kabupaten Dairi, 2009
Fungsi produksi menurut Soekartawi 2003 adalah hubungan fisik antara variabel yang dijelaskan Y dan variabel yang menjelaskan X. Variabel yang
dijelaskan biasanya berupa output dan variabel yang menjelaskan biasanya berupa input. Dalam pembahasan teori ekonomi produksi, maka telaahan yang banyak
diminati dan dianggap penting adalah telaahan fungsi produksi ini. Hal tersebut disebabkan karena beberapa hal, antara lain:
1. Dengan fungsi produksi, maka peneliti dapat mengetahui hubungan antara faktor
produksi input dan produksi output secara langsung dan hubungan tersebut dapat lebih mudah dimengerti,
2. Dengan fungsi produksi, maka peneliti dapat mengetahui hubungan antara
variabel yang dijelaskan dependent variable Y, dan variabel yang menjelaskan independent variable X, serta sekaligus mengetahui hubungan antarvariabel
penjelas. Secara matematis, hubungan ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
Y = f X
1
, X
2
, ..., X
3
, ...X
n
Dengan fungsi produksi seperti tersebut di atas, maka hubungan Y dan X dapat diketahui dan sekaligus hubungan X
1
...X
n
dan X lainnya juga dapat diketahui. Menurut Pappas 2003 fungsi produksi adalah suatu pernyataan deskriptif
yang mengkaitkan masukan dengan keluaran. Fungsi produksi menyatakan jumlah maksimum yang dapat di produksi dengan sejumlah masukan tertentu atau alternatif
lain, jumlah maksimum masukan yang diperlukan untuk memproduksi satu tingkat keluaran tertentu. Fungsi ditetapkan oleh teknologi yang tersedia yaitu hubungan
Doody S. Tumanggor : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Cokelat Di Kabupaten Dairi, 2009
masukankeluaran untuk setiap produksi adalah karakteristik teknologi, peralatatan, tenaga kerja, bahan dan sebagainya yang dipergunakan perusahaan.
Selanjutnya, Widayat 2001 menjelaskan bahwa proses produksi pada umumnya membutuhkan berbagai macam faktor produksi, misalnya tenaga kerja,
modal dan berbagai bahan mentah. Pada setiap proses produksi, faktor-faktor produksi tersebut digunakan dalam kombinasi tertentu. Misalnya dari faktor-faktor
produksi yang digunakan itu input X
1
, penggunaan terus ditambah sedangkan input yang lain tetap, maka fungsi produksi dianggap tunduk pada hukum yang disebut The
Law of Diminishing Returns. Hukum ini mengatakan bahwa “Bila satu macam input penggunaannya terus ditambah sedang input-input yang lain penggunaannya tidak
berubah, maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap tambahan satu unit input yang ditambahkan tadi mula-mula menaik akan tetapi kemudian menurun bila input
tersebut ditambah.Untuk selanjutnya, input yang berubah itu dinamakan input variabel. Tambahan output yang diperoleh karena adanya tambahan satu unit input
tersebut dinamakan Marginal Physical Product MPP. Kalau hubungan antara output dan input variabel digambarkan dalam suatu
grafik maka akan didapat suatu kurva yang dinamakan kurva Total Physical Product TPP. Kurva Total Physical Product TPP ini didefinisikan sebagai kurva yang
menunjukkan tingkat produksi total Q pada berbagai tingkat penggunaan input variabel dan input lainnya dianggap tetap, sehingga:
TPP = f X
1,
X
2,
... X
n
Doody S. Tumanggor : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Cokelat Di Kabupaten Dairi, 2009
Kurva lain yang dapat diturunkan dari kurva Total Physical Product TPP adalah kurva Marginal Physical Product MPP dan kurva Average Physical Product
APP. Kurva Marginal Physical Product MPP adalah kurva yang menunjukkan tambahan Total Physical Product TPP karena adanya tambahan penggunaan satu
input variabel. Secara matematis dapat ditulis: MPP =
∂TPP = ∂Q = ∂fX ∂X ∂X ∂X
Kurva Average Physical Product APP adalah kurva yang menunjukkan hasil rata-rata per unit input variabel pada berbagai tingkat penggunaan input tersebut,
dan ditulis secara matematis: APP = TPP = Q = fX
X X X Hubungan antara Marginal Physical Product MPP dan Average Physical
Product APP di atas selanjutnya dapat menjelaskan tentang elastisitas produksi. Dengan elastisitas produksi yang berbeda-beda, maka dapat diketahui apakah
pertanian tersebut dalam keadaan increasing atau decreasing. Apabila nilai elastisitas produksi lebih besar dari satu, bila produksi total menaik maka pertanian ada pada
daerah increasing, dan sebaliknya bila nilai elastisitas produksi lebih besar dari nol tetapi lebih kecil dari satu, maka pertanian tersebut ada pada daerah decreasing.
Elastisitas produksi Ep adalah persentase perubahan dari output sebagai akibat dari persentase perubahan dari input. Ep ini dapat dituliskan melalui rumus sebagai
berikut Soekartawi, 2003 :
Doody S. Tumanggor : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Cokelat Di Kabupaten Dairi, 2009
Ep = ∆Y ∆X
Y X Ep =
∆ Y . X ∆ X Y
Di mana : Y adalah hasil produksi output X adalah faktor produksi input maka,
MPP = YÚ X APP = YÚX
Ep = MPPÚAPP Akan tetapi karena besarnya koefisien elastisitas produksi dapat diketahui dari
hasil fungsi produksi Cobb Douglas hasil analisis OLS dan besarnya Average Physical Product APP dapat dihitung berdasarkan data yang tersedia, maka
Marginal Physical Product MPP juga dapat dihitung dengan menggunakan koefisien elastisitas produksi sebagai berikut :
MPPxi = Ep YÚXi = ai YÚXi
= ai . APP
2.3 Hukum Kenaikan Hasil yang Semakin Berkurang