Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia BAPMI

BAB IV MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA ANTARA UNDERWRITER DAN EMITEN

A. Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia BAPMI

Pendirian Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia BAPMI tidak terlepas dari keinginan pelaku pasar modal Indonesia untuk mempunyai sebuah lembaga penyelesaian sengketa di luar pengadilan khusus di bidang pasar modal yang ditangani oleh orang orang yang memahami pasar modal, dengan proses yang cepat dan murah, keputusan yang final, mengikat serta memenuhi rasa keadilan. Keterangan umum mengenai BAPMI, yaitu: 133 1. Pendirian Dukungan Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam, selanjutnya PT Bursa Efek Jakarta BEJ, PT Bursa Efek Surabaya BES, PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia KPEI, dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia KSEI serta 17 asosiasi di lingkungan Pasar Modal Indonesia membuat kesepakatan bersama untuk mendirikan sebuah lembaga Arbitrase yang kemudian diberi nama BAPMI. Akta Pendirian BAPMI Akta No. 15, dibuat oleh Notaris Fathiah Helmy SH ditandatangani di Jakarta pada tanggal 9 Agustus 2002 disaksikan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dalam suatu upacara di Departemen Keuangan 133 Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia, http:www.bapmi.org , diakses pada tanggal 18 Mei 2009 Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009 Republik Indonesia. Selanjutnya BAPMI memperoleh pengesahan sebagai badan hukum melalui Keputusan Menteri Kehakiman HAM Republik Indonesia No.: C 2620 HT.01.03.TH 2002, tanggal 29 Agustus 2002. Pengesahan itu telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 18 Oktober 2002, Nomor: 842002, Tambahan Berita Negara Nomor: 5PN2002. Selama periode Agustus 2002 sampai dengan Januari 2003, BAPMI menerbitkan beberapa peraturan beracara, mengangkat sejumlah pakar di bidang pasar modal sebagai ArbiterMediator BAPMI, dan mengesahkan Dewan Kehormatan BAPMI. Sejak saat itu BAPMI resmi beroperasi secara penuh. 134 2. Pengurus Kegiatan operasional BAPMI sehari hari dikelola oleh Pengurus yang diangkat oleh Rapat Umum Anggota untuk masa jabatan 3 tahun. Pengurus BAPMI mempunyai kewenangan antara lain: mewakili dan bertindak untuk dan atas nama BAPMI; menetapkan peraturan beracara BAPMI; mengusulkan calon Dewan Kehormatan 135 kepada Rapat Umum 134 Bacelius Ruru, “Penyelesaian Sengketa di Pasar Modal Melalui Mekanisme Penyelesaian di Luar Pengadilan”, http:www.bapmi.org , diakses pada tanggal 30 Juni 2009 135 Dewan Kehormatan BAPMI diangkat oleh Rapat Umum Anggota untuk masa jabatan 3 tahun. Dewan Kehormatan mempunyai tugas antara lain: memberikan pendapat mengenai penafsiran ketentuan peraturan dan Anggaran Dasar BAPMI atas permintaan Pengurus; merumuskan Etika Perilaku Code of Conduct ArbiterMediator BAPMI untuk disahkan oleh Rapat Umum Anggota; menyelenggarakan sidang atas pengaduan pelanggaran Etika Perilaku Code of Conduct; dan menjatuhkan sanksi kepada ArbiterMediator yang terbukti melanggar Etika Perilaku Code of Conduct. Persyaratan untuk menjadi Dewan Kehormatan adalah: 1. berusia sekurang-kurangnya 35 tahun; 2.memiliki keahlianpengetahuanpengalaman di bidang yang terkait dengan pasar modal sekurang- kurangnya 15 tahun; 3.tidak berada dalam pelaranganpembatasan untuk melakukan tindakan tertentu di bidang pasar modal; Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009 Anggota; mengangkat dan memberhentikan ArbiterMediator BAPMI; memberikan Pendapat Mengikat atas permintaan para pihak yang bersengketa; dan menunjuk ArbiterMediator atas permintaan para pihak yang bersengketa. 3. Anggota Anggota BAPMI bukanlah dalam pengertian Pengguna BAPMI karena siapapun dapat memanfaatkan layanan jasa BAPMI sepanjang yang bersangkutan terlibat dalam persengketaan perdata di bidang pasar modal di Indonesia meskipun yang bersangkutan bukan Anggota BAPMI. Yang disebut sebagai Anggota BAPMI adalah pihak pihak yang ikut menandatangani Akta Pendirian BAPMI atau pihak pihak lain yang disahkan menjadi Anggota oleh Rapat Umum Anggota BAPMI. Anggota berhak melalui Rapat Umum Anggota untuk: mengeluarkan suara; menetapkan besarnya iuran anggota; mengangkat serta memberhentikan Pengurus dan Dewan Kehormatan; menerimamenolak anggota yang baru; mengesahkan serta mengubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga; mengesahkan Etika Perilaku Code of Conduct ArbiterMediator BAPMI; menerimamenolak pertanggungjawaban Pengurus; menunjuk akuntan yang akan mengaudit laporan keuangan BAPMI; dan membubarkan BAPMI. 4.tidak pernah dihukum karena suatu tindak kejahatan berdasarkan putusan yang telah mendapat kekuatan hukum pasti; 5. mempunyai pemahaman terhadap ketentuan perundang-undangan di pasar modal; 6.mempunyai komitmen terhadap pengembangan BAPMI dan pasar modal Indonesia. Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia, http:www.bapmi.org , diakses pada tanggal 18 Mei 2009 Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009 4. Lingkup Jasa BAPMI memberikan jasa penyelesaian sengketa apabila diminta oleh pihak pihak yang bersengketa melalui mekanisme penyelesaian di luar pengadilan out of court dispute settlement. Namun tidak semua persengketaan dapat diselesaikan melalui BAPMI. Adapun persengketaan yang bisa diselesaikan oleh BAPMI baik melalui Pendapat Mengikat, Mediasi maupun Arbitrase harus memenuhi syarat sebagai berikut: a. Hanyalah persengketaan perdata yang timbul di antara para pihak sehubungan dengan kegiatan di bidang pasar modal; b. Terdapat kesepakatan di antara para pihak yang bersengketa bahwa persengketaan akan diselesaikan melalui BAPMI; c. Terdapat permohonan tertulis dari pihak pihak yang bersengketa kepada BAPMI; d. Persengketaan tersebut bukan merupakan perkara pidana dan administrasi, seperti manipulasi pasar, insider trading, dan pembekuanpencabutan izin usaha. Para pihak yang akan mengajukan sengketa kepada BAPMI harus menyampaikan permohonan tertulis dengan mencantumkan: 136 1. kesepakatan sebagaimana dimaksud di atas; 2. nama dan alamat para pihak; 3. penjelasan mengenai masalah yang dipersengketakan; 136 Mas Abdurachim Husein, “Prosedur Penyelesaian Sengketa di BAPMI”, http:www.bapmi.org , diakses tanggal 18 Mei 2009, lihat juga Pasal 4 ayat 2, Pasal 11 ayat 3, Pasal 22 ayat 3 Keputusan BAPMI Nomor: Kep 01BAPMI07.2005 tentang Peraturan dan Acara BAPMI Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009 4. perjanjian dan dokumen yang relevan; 5. usulan nama mediator untuk mediasi atau arbiter untuk arbitrase; 6. khusus untuk arbitrase: tuntutan beserta rinciannya; dan daftar calon saksisaksi ahli harus sudah diajukan pada saat pendaftaran perkara; 7. membayar biaya pendaftaran; 8. pernyataan bahwa pemohon akan tunduk pada pendapat mengikat BAPMI, atau kesepakatan damai yang akan dicapai dalam mediasi, atau putusan arbitrase. BAPMI menawarkan 3 jenis penyelesaian sengketa di luar pengadilan yang dapat dipilih oleh para pihak yang bersengketa, yaitu: 137 1. Pendapat Mengikat. 2. Mediasi. 3. Arbitrase. Ad. 1. Pendapat Mengikat Pendapat mengikat BAPMI adalah pendapat yang diberikan oleh BAPMI atas dasar permintaan para pihak mengenai penafsiran suatu ketentuan yang kurang jelas di dalam perjanjian agar di antara para pihak tidak terjadi lagi perbedaan penafsiran yang bisa membuka perselisihan lebih jauh. Sesuai dengan namanya, pendapat ini bersifat final dan mengikat kepada para pihak. Setiap tindakan yang bertentangan dengan Pendapat Mengikat dianggap sebagai pelanggaran perjanjian. 137 BAPMI, “Alternatif Penyelesaian Sengketa Melalui BAPMI”, www. wikipedia.org, diakses tanggal 30 juni 2009 Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009 Berbeda dengan Mediasi dan Arbitrase yang dilakukan oleh MediatorArbiter BAPMI, pemberian Pendapat Mengikat dilakukan sendiri oleh BAPMI sebagai institusi, yang dalam hal ini diwakili oleh Pengurus BAPMI secara kolektif. Oleh karena itu di dalam proses Pendapat Mengikat di BAPMI tidak mengenal penunjukan pihak ketiga yang dianggap netral dan ahli oleh para pihak, melainkan dengan sendirinya pihak ketiga yang dimaksud adalah Pengurus BAPMI. Ada beberapa alasan mengapa para pihak memilih Pendapat Mengikat BAPMI untuk menyelesaikan beda pendapat yang dihadapinya: a. Para pihak tidak ingin beda pendapat yang muncul berkembang menjadi persengketaan yang lebih serius lagi; b. Para pihak masih ingin mempertahankan perjanjian; c. Para pihak menginginkan penafsiran yang paling benar terhadap ketentuan yang kurang jelas dan penafsiran tersebut mengikat serta final; d. Para pihak ingin mendapatkan jaminan bahwa orang yang diminta untuk memberikan Pendapat Mengikat benar benar memahami bidang pasar modal; e. Para pihak ingin menyelesaikan beda pendapat dengan cara yang lebih mudah, lebih cepat dan efisien; f. Para pihak ingin menyelesaikan beda pendapat melalui forum yang tertutup untuk umum. Apabila permohonan sudah memenuhi persyaratan, Pengurus BAPMI akan menyampaikan pemberitahuan kepada para pihak dalam waktu selambat lambatnya 7 hari Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009 kerja setelah pendaftaran bahwa permohonan dapat diterima dan akan diproses lebih lanjut. Setelah permohonan Pendapat Mengikat diterima oleh BAPMI, Pengurus BAPMI mulai melakukan pemeriksaan terhadap dokumen dan perjanjian yang telah disampaikan oleh para pihak. Peraturan dan Acara BAPMI mengatur bahwa pemeriksaan dalam proses Pendapat Mengikat berlangsung paling lama 30 hari kerja dan bersifat tertutup untuk umum. BAPMI memberikan Pendapat Mengikat secara tertulis dan ditandatangani oleh Ketua BAPMI selambat lambatnya dalam waktu 30 hari kerja setelah dimulainya pemeriksaan. 138 Pendapat Mengikat disampaikan kepada semua pihak yang mengalami beda pendapat melalui surat tercatat, tidak dalam suatu forum pertemuan. Pendapat Mengikat yang diberikan oleh BAPMI bersifat final dan mengikat para pihak yang memintanya, tidak dapat diajukan perlawanan atau bantahan. Pendapat Mengikat itu harus segera dilaksanakan dalam waktu 30 hari sejak diterbitkan. Setiap tindakan yang bertentangan dengan Pendapat Mengikat merupakan pelanggaran perjanjian. Apabila Pendapat Mengikat tidak dilaksanakan, maka: 139 a. Tindakan tersebut dianggap sebagai pelanggaran perjanjian; b. Pihak yang berkepentingan dapat menyampaikan pengaduan kepada pengurus dari asosiasiorganisasi dimana ia menjadi anggota; 138 Pasal 8 ayat 1 Keputusan BAPMI Nomor: Kep-01BAPMI07.2005 tentang Peraturan dan Acara BAPMI 139 Pasal 18 ayat 1 dan 2 Keputusan BAPMI Nomor: Kep-01BAPMI07.2005 tentang Peraturan dan Acara BAPMI Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009 c. Asosiasiorganisasi dimana pihak yang berkepentingan menjadi anggota dapat menyampaikan pengaduan kepada Bapepam dan asosiasiorganisasi dimana pihak yang tidak bersedia melaksanakan akta perjanjian menjadi anggota. BAPMI mengenakan biaya dan imbalan untuk setiap beda pendapat yang diselesaikan melalui Pendapat Mengikat BAPMI. Biaya dan imbalan Pendapat Mengikat menjadi tanggung jawab para pihak dengan pembagian beban yang disepakati di antara para pihak sendiri. 140 Ad. 2. Mediasi Mediasi BAPMI adalah cara penyelesaian masalah melalui perundingan di antara para pihak yang bersengketa dengan bantuan pihak ketiga yang netral dan independen yang disebut mediator yang bersifat fasilitator pertemuan guna membantu masing masing pihak memahami perspektif, posisi dan kepentingan pihak lain sehubungan dengan permasalahan yang tengah dihadapi dan bersama sama mencari solusi penyelesaiannya. Tujuan dari Mediasi adalah dicapainya perdamaian di antara para pihak yang bermasalah. Ada beberapa alasan mengapa para pihak memilih Mediasi BAPMI untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya: 140 Mengenai biaya dan imbalan jasa, lihat Keputusan BAPMI Nomor: Kep 01BAPMI07.2005 tentang Biaya dan Imbalan Penyelesaian Sengketa atau Beda Pendapat Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia. Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009 a. Para pihak masih yakin akan dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya berdasarkan kesepakatan win win solution di antara mereka; b. Para pihak masih ingin mempertahankan hubungan di saat ini dan di masa mendatang; c. Para pihak menginginkan solusi yang lebih mempertimbangkan kepentingan jangka panjang interest based procedureapproach dari pada benar salah menurut hukum right based procedureapproach; d. Para pihak ingin mendapatkan jaminan bahwa orang yang akan memfasilitasi perundingan Mediator benar benar memahami pasar modal dan mempunyai keahlian bermediasi; e. Para pihak ingin menyelesaikan permasalahan dengan cara yang lebih mudah, lebih cepat dan efisien; f. Para pihak ingin menyelesaikan permasalahan melalui forum yang tertutup untuk umum. Sebelum proses Mediasi BAPMI, para pihak harus menyepakati terlebih dahulu jumlah Mediator, apakah 1 satu atau lebih, dalam hal ini tidak ada keharusan untuk berjumlah ganjil. Penunjukan Mediator harus merupakan kesepakatan para pihak, jika para pihak tidak mencapai kesepakatan maka Mediator akan ditunjuk oleh BAPMI. Pada dasarnya yang bisa ditunjuk oleh para pihak sebagai Mediator untuk Mediasi BAPMI adalah mereka yang tercantum di dalam daftar ArbiterMediator BAPMI. Apabila para pihak bermaksud menunjuk seseorang dari luar daftar tersebut, harus memenuhi persyaratan tertentu dan mendapatkan persetujuan dari Pengurus BAPMI. Dalam menjalankan tugasnya, Mediator Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009 harus menjunjung tinggi kode etik, bersikap adil, netral dan mandiri serta bebas dari pengaruh dan tekanan pihak manapun, serta bebas dari benturan kepentingan dan afiliasi, baik dengan salah satu pihak maupun dengan permasalahan yang bersangkutan. Apabila hal hal tersebut di langgar, maka Mediator yang bersangkutan harus berhenti atau diberhentikan dari tugasnya. Jika Mediasi mengalami kegagalan dan dilanjutkan oleh para pihak ke jalur Arbitrase atau Pengadilan, Mediator yang bersangkutan dilarang untuk melakukan tindakan sebagai berikut: 141 a. Menjadi saksi dalam proses Arbitrase atau litigasi atas sengketa yang bersangkutan. b. Menjadi Arbiter atau Hakim atas sengketa yang bersangkutan. Apabila permohonan sudah memenuhi persyaratan, Pengurus BAPMI akan menyampaikan pemberitahuan kepada para pihak dalam waktu selambat lambatnya 14 hari kerja setelah pendaftaran bahwa permohonan diterima dan akan diproses lebih lanjut. Setelah permohonan Mediasi diterima oleh BAPMI, proses yang pertama kali akan dilakukan adalah memberikan kesempatan terlebih dahulu kepada para pihak untuk kembali melakukan perundingan langsung di antara mereka tanpa bantuan Mediator. Kesempatan ini diberikan kepada para pihak untuk tetap membuka kemungkinan terjadinya perdamaian sebelum permasalahan bergulir lebih jauh. Lamanya waktu yang diberikan oleh BAPMI kepada para pihak untuk melakukan perundingan sendiri adalah 14 hari kerja terhitung 141 Lihat Pasal 14 ayat 2 Keputusan BAPMI Nomor: Kep 01BAPMI07.2005 tentang Peraturan dan Acara BAPMI Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009 sejak pendaftaran permohonan Mediasi. Apabila perundingan berhasil, para pihak membuat akta perdamaian dan mencabut pendaftaran permohonan Mediasi. Namun apabila perundingan mengalami kegagalan, proses Mediasi dilanjutkan. Peraturan dan acara BAPMI mengatur bahwa proses Mediasi akan berlangsung selama 14 hari kerja dalam pertemuan hearing yang tertutup untuk umum. Pertemuan hearing dilaksanakan di tempat yang ditetapkan oleh BAPMI atau tempat lain yang disepakati oleh para pihak. 142 Secara garis besar tahapan dalam proses Mediasi adalah sebagai berikut: 1. Penunjukan Mediator; 2. Pertemuan pendahuluan untuk menyepakati aturan mainprosedur Mediasi dan jadwal pertemuan serta target dari masing masing pertemuan; 3. Pertemuan hearing dalam rangka mengumpulkan informasi dan mengidentifkasi masalah; 4. Pertemuan hearing dalam rangka mengeksplorasi perspektif, posisi dan kepentingan para pihak; 5. Pertemuan hearing dalam rangka menginventarisir dan mengembangkan opsi opsi penyelesaian; 6. Pertemuan hearing dalam rangka mengevaluasi opsi opsi penyelesaian; 7. Pertemuan hearing dalam rangka membuat kesimpulan; 8. Pertemuan terakhir final hearing dalam rangka membuat kesepakatan perdamaian. Akhir dari Mediasi ada 2 kemungkinan, yaitu: berhasil atau gagal. 142 Pasal 12 ayat 1, 2 dan 3, Pasal 15 ayat 1 dan 2 Keputusan BAPMI Nomor: Kep- 01BAPMI07.2005 tentang Peraturan dan Acara BAPMI Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009 a. Mediasi dikatakan berhasil apabila proses Mediasi berjalan dengan lancar dan berujung kepada ditandatanganinya akta perdamaian di antara para pihak. b. Mediasi dikatakan gagal apabila perundingan mengalami jalan buntu dead lock dan para pihak tidak mau melanjutkannya. Apabila kegagalan ini terjadi, maka proses penyelesaian diserahkan kembali kepada masing masing pihak, apakah selanjutnya akan memilih jalur Arbitrase atau Pengadilan. Perdamaian yang dicapai oleh para pihak melalui proses Mediasi BAPMI akan dituangkan ke dalam Akta Perdamaian yang berbentuk Berita Acara Penyelesaian Sengketa dan ditandatangani oleh para pihak. Kesepakatan yang dicapai oleh para pihak dalam proses Mediasi bersifat final dan mengikat. Akta Perdamaian harus didaftarkan kepada Pengadilan Negeri setempat paling lambat 30 hari setelah ditandatangani, dan harus segera dilaksanakan dalam jangka waktu 30 hari sejak didaftarkan. Apabila kesepakatan tidak dilaksanakan dalam jangka waktu tersebut di atas, maka: 143 1. Tindakan tersebut dianggap sebagai pelanggaran perjanjian; 2. Pihak yang berkepentingan dapat menyampaikan pengaduan kepada pengurus dari asosiasiorganisasi dimana ia menjadi anggota; 3. Asosiasiorganisasi dimana pihak yang berkepentingan menjadi anggota dapat menyampaikan pengaduan kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan asosiasiorganisasi dimana pihak yang tidak bersedia melaksanakan akta perdamaian menjadi anggota. 143 Pasal 18 ayat 1 dan 2 Keputusan BAPMI Nomor: Kep-01BAPMI07.2005 tentang Peraturan dan Acara BAPMI Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009 Kesepakatan Mediasi dapat dituangkan ke dalam bentuk: a. Salah satu pasal di dalam perjanjian yang dibuat oleh para pihak sebelum timbul masalah Klausula Mediasi; atau b. Perjanjian tersendiri yang dibuat para pihak setelah timbul masalah. BAPMI mengenakan biaya dan imbalan untuk setiap permasalahan yang diselesaikan melalui Mediasi BAPMI. Biaya dan imbalan Mediasi menjadi tanggung jawab para pihak dengan pembagian beban yang disepakati di antara para pihak sendiri. 144 Ad. 3. Arbitrase Arbitrase BAPMI adalah cara penyelesaian sengketa dengan cara menyerahkan kewenangan kepada pihak ketiga yang netral dan independen yang disebut Arbiter, untuk memeriksa dan mengadili perkara pada tingkat pertama dan terakhir. Keputusan yang dijatuhkan oleh Arbiter tersebut bersifat final dan mengikat bagi para pihak 145 , dan tidak dapat diajukan banding. Berdasarkan definisi tersebut maka dapat dikatakan bahwa Arbitrase BAPMI pada hakekatnya mirip dengan Pengadilan, dan Arbiter dalam proses Arbitrase adalah layaknya Hakim pada proses Litigasi, yang membedakannya adalah: 1. Arbitrase merupakan pilihan dan kesepakatan para pihak yang bersengketa; 144 Mengenai biaya dan imbalan jasa, lihat Keputusan BAPMI Nomor: Kep 01BAPMI07.2005 tentang Biaya dan Imbalan Penyelesaian Sengketa atau Beda Pendapat Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia. 145 Putusan Arbitrase bersifat final dan mempunyai kekuatan hukum tetap dan mengikat para pihak. Pasal 60 Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa. Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009 2. Proses Arbitrase baru dapat dilaksanakan setelah ada permohonan dari pihak yang bersengketa kepada BAPMI; 3. Para pihak berhak menentukan apakah Arbiter akan berjumlah satu Arbiter Tunggal atau lebih Majelis Arbitrase; 4. Para pihak bebas menentukan tempat Arbitrase; 5. Para pihak berhak memilih Arbiter; 6. Arbiter dipilih berdasarkan keahliannya; 7. Proses persidangan dilangsungkan menurut peraturan BAPMI; 8. Persidangan Arbitrase berlangsung tertutup untuk umum; 9. Putusan Arbitrase tidak mengenal preseden atau yurisprudensi; 10. Arbiter dapat mengambil keputusan atas dasar keadilan dan kepatutan ex aequo et bono, tidak semata mata atas dasar ketentuan hukum; dan 11. Putusan Arbitrase tidak dapat diajukan banding. Ada beberapa alasan mengapa para pihak yang bersengketa memilih Arbitrase BAPMI untuk menyelesaikan sengketanya: a. Para pihak yang bersengketa sudah tidak dapat lagi melanjutkan perundingan; b. Para pihak yang bersengketa menghendaki cara penyelesaian yang lebih mempertimbangkan benar salah menurut hukum right based procedureapproach; c. Para pihak yang bersengketa menginginkan putusan yang final dan mengikat, namun tidak ingin menempuh jalur litigasi karena akan memakan waktu yang lama dan biaya yang besar; Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009 d. Para pihak yang bersengketa menghendaki cara yang lebih mudah, lebih cepat dan lebih efisien; e. Para pihak yang bersengketa ingin mendapatkan jaminan bahwa orang yang akan memberikan putusan atas sengketa Arbiter benar benar memahami pasar modal dan mempunyai keahlian berarbitrase; f. Para pihak yang bersengketa ingin menyelesaikan sengketa melalui forum yang tertutup untuk umum. Pihak yang telah terikat dengan Perjanjian Arbitrase dan menghendaki menyelesaikan sengketa melalui Arbitrase BAPMI harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada BAPMI. Pihak yang mengajukan permohonan disebut Pemohon, atau istilah dalam Pengadilan sama dengan Penggugat. Sedangkan pihak lawannya disebut Termohon, atau dalam istilah Pengadilan sama dengan Tergugat. Apabila permohonan sudah memenuhi persyaratan, Pengurus BAPMI akan menyampaikan pemberitahuan kepada Pemohon dan Termohon dalam waktu selambat lambatnya 14 hari kerja setelah pendaftaran bahwa permohonan diterima dan akan diproses lebih lanjut. 146 Para pihak berhak menunjuk Arbiter, dan Arbiter pun berhak untuk menerima atau menolak penunjukan tersebut. 147 Dalam proses Arbitrase BAPMI, para pihak harus menyepakati terlebih dahulu bentuk Arbitrase, apakah akan berbentuk Arbiter 146 Lihat Pasal 25 ayat 2 Keputusan BAPMI Nomor: Kep 01BAPMI07.2005 tentang Peraturan dan Acara BAPMI 147 Lihat Pasal 25 ayat 3 Keputusan BAPMI Nomor: Kep 01BAPMI07.2005 tentang Peraturan dan Acara BAPMI Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009 Tunggal atau berbentuk Majelis berjumlah 3 atau lebih, dan harus berjumlah ganjil. Penunjukan Arbiter dilakukan dengan cara sebagai berikut: 148 a. Arbiter Tunggal: Penunjukan seseorang sebagai Arbiter Tunggal harus merupakan persetujuan Pemohon dan Termohon. Apabila Pemohon dan Termohon tidak mencapai kata sepakat, maka penunjukan Arbiter Tunggal ditetapkan oleh BAPMI. b. Majelis Arbitrase: Pemohon dan Termohon menunjuk Arbiternya masing masing, dan selanjutnya kedua Arbiter tersebut memilih Arbiter ketiga sebagai Ketua Majelis. Apabila kedua Arbiter tidak mencapai kata sepakat, penunjukan Ketua Majelis ditetapkan oleh BAPMI. Dalam keadaan dimana hanya salah satu pihak saja yang menunjuk Arbiter sedangkan pihak lain tidak melakukannya, maka Arbiter tersebut secara otomatis menjadi Arbiter Tunggal dan berwenang untuk memeriksa dan memutuskan persengketaan yang bersangkutan. Pada dasarnya yang bisa ditunjuk oleh Pemohon dan Termohon sebagai Arbiter di dalam Arbitrase BAPMI adalah mereka yang tercantum di dalam daftar Arbiter BAPMI. Apabila Pemohon danatau Termohon bermaksud menunjuk seseorang dari luar daftar tersebut, harus memenuhi persyaratan tertentu dan mendapatkan persetujuan dari Pengurus BAPMI. 149 Dalam menjalankan tugasnya, Arbiter harus menjunjung tinggi kode 148 Lihat Pasal 26 ayat 1 Keputusan BAPMI Nomor: Kep 01BAPMI07.2005 tentang Peraturan dan Acara BAPMI 149 Pasal 24 ayat 1 dan 2 Keputusan BAPMI Nomor: Kep-01BAPMI07.2005 tentang Peraturan dan Acara BAPMI Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009 etik, bersikap adil, netral dan mandiri, bebas dari pengaruh dan tekanan pihak manapun, serta bebas dari benturan kepentingan dan afiliasi 150 , baik dengan salah satu pihak yang bersengketa maupun dengan persengketaan yang bersangkutan. Apabila hal hal tersebut di langgar maka Arbiter yang bersangkutan harus berhenti atau diberhentikan dari tugasnya. Setelah Arbiter ditunjuk, Arbiter akan menyampaikan panggilan sidang kepada Pemohon dan Termohon dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Apabila Pemohon tidak hadir pada sidang pertama tanpa alasan yang sah, maka tuntutan Pemohon dinyatakan gugur; 2. Apabila Termohon tidak hadir pada sidang pertama tanpa alasan yang sah, Arbiter akan menyampaikan kembali panggilan; jika Termohon tetap tidak hadir tanpa alasan yang sah, maka sidang tetap dilanjutkan walaupun tanpa kehadiran Termohon; 3. Pada sidang pertama yang dihadiri oleh Pemohon dan Termohon, Arbiter akan menawarkan perdamaian; jika perdamaian tidak tercapai, persidangan Arbitrase dilanjutkan kembali. 150 Lihat Angka 4 Keputusan BAPMI Nomor: Kep 05BAPMI12.2002 tentang Pedoman Benturan Kepentingan dan Afiliasi Bagi Arbiter dan Mediator BAPMI yang menyatakan, bahwa yang mempengaruhi independensi seorang ArbiterMediator adalah adanya hubungan afiliasi dengan salah satu pihak yang bersengketa atau benturan kepentingan dengan masalah yang menjadi persengketaan, seperti: 1. hubungan keluarga; 2. hubungan pekerjaan; 3. hubungan pengendalian usaha; 4. memiliki kepentingan ekonomis terhadap permasalahan yang sedang menjadi sengketa. Lihat juga Angka 1 butir ke-4 Keputusan BAPMI Nomor: Kep-05BAPMI12.2002 tentang Pedoman Benturan Kepentingan dan Afiliasi Bagi Arbiter dan Mediator BAPMI. Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009 Proses Arbitrase BAPMI mirip dengan proses Pengadilan, dan dalam keadaan tertentu para pihak dapat meminta putusan sela kepada Arbiter dan pihak Termohon mengajukan tuntutan balik kepada Pemohon. Secara umum tahapan pemeriksaan dalam Arbitrase BAPMI adalah sebagai berikut: a. Sidang pertama dan upaya damai; b. Sidang membacakan atau mendengarkan jawaban Termohon; c. Sidang membacakan atau mendengarkan tanggapan Pemohon atas jawaban Termohon; d. Sidang pemeriksaan bukti; e. Sidang mendengar keterangan saksi dan saksi ahli; f. Sidang membacakan atau mendengarkan kesimpulan akhir para pihak; g. Sidang pembacaan putusan. Persidangan Arbitrase BAPMI berlangsung di tempat yang ditetapkan oleh BAPMI atau tempat lain yang telah ditentukan oleh Pemohon dan Termohon. Bahasa yang dipergunakan selama persidangan adalah Bahasa Indonesia, kecuali disepakati lain oleh Pemohon, Termohon dan Arbiter. Dalam persidangan para pihak mempunyai hak yang sama dalam mengemukakan dan mempertahankan pendapat serta kepentingannya. 151 Pemeriksaan dalam proses Arbitrase BAPMI akan berlangsung paling selama 180 hari kerja terhitung sejak Arbiter TunggalMajelis Arbitrase terbentuk. 152 Arbiter dapat memperpanjang jangka waktu tersebut dengan persetujuan Pemohon dan Termohon. 151 Pasal 32 ayat 1, Pasal 33 ayat 1, Pasal 34 ayat 2 Keputusan BAPMI Nomor: Kep- 01BAPMI07.2005 tentang Peraturan dan Acara BAPMI 152 Pasal 42 ayat 1 Keputusan BAPMI Nomor: Kep 01BAPMI07.2005 tentang Peraturan dan Acara BAPMI Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009 Apabila pemeriksaan sengketa telah selesai, pemeriksaan segera ditutup dan Arbiter menetapkan hari sidang untuk mengucapkan Putusan Arbitrase. Putusan Arbitrase akan diucapkan dalam sidang yang tertutup untuk umum dalam waktu paling lama 30 hari kerja setelah pemeriksaan ditutup, dengan atau tanpa dihadiri oleh para pihak yang bersengketa. Dalam mengambil keputusan: 153 1. Arbiter BAPMI bebas dari intervensi pihak manapun, termasuk Pengurus BAPMI atau otoritas di Pasar Modal Indonesia; 2. Arbiter BAPMI dapat mengambil keputusan atas atas dasar ketentuan hukum atau sesuai dengan rasa keadilan dan kepatutan ex aequo et bono; 3. Putusan Arbitrase BAPMI dalam suatu Majelis Arbitrase diputuskan atas dasar musyawarah untuk mufakat, jika tidak tercapai, putusan diambil atas dasar suara terbanyak. Apabila ada pihak yang tidak bersedia melaksanakan Putusan Arbitrase secara sukarela, maka: 154 a. Putusan Arbitrase akan dilaksanakan berdasarkan perintah eksekusi Ketua Pengadilan Negeri setempat atas permohonan salah satu pihak yang berkepentingan. b. Pihak yang berkepentingan dapat menyampaikan pengaduan kepada pengurus dari asosiasiorganisasi dimana ia menjadi anggota. 153 Pasal 47 ayat 1, 2 dan 3 Keputusan BAPMI Nomor: Kep 01BAPMI07.2005 tentang Peraturan dan Acara BAPMI 154 Pasal 49 ayat 1, 2 dan 3 Keputusan BAPMI Nomor: Kep 01BAPMI07.2005 tentang Peraturan dan Acara BAPMI Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009 c. Asosiasiorganisasi dimana pihak yang berkepentingan menjadi anggota dapat menyampaikan pengaduan kepada Bapepam dan asosiasiorganisasi dimana pihak yang tidak bersedia melaksanakan Putusan Arbitrase secara sukarela menjadi anggota. Dalam waktu paling lama 30 hari kalender sejak tanggal diucapkan, lembar aslisalinan otentik Putusan Arbitrase diserahkan dan didaftarkan oleh BAPMI kepada Panitera Pengadilan Negeri. Pendaftaran ini merupakan faktor terpenting di dalam pelaksanaan Putusan Arbitrase, tanpa pendaftaran akan berakibat putusan tidak dapat dilaksanakan. Dalam proses pendaftaran dan permohonan perintah eksekusi, Ketua Pengadilan Negeri tidak memeriksa kembali alasan atau pertimbangan dari Putusan Arbitrase. Hal ini merupakan perlindungan dan jaminan yang diberikan oleh undang undang agar Putusan Arbitrase tersebut benar benar mandiri, final dan mengikat. Syarat terpenting untuk dapat mengajukan permohonan penyelesaian sengketa kepada Arbitrase BAPMI adalah adanya terlebih dahulu suatu Perjanjian Arbitrase antara para pihak yang bersengketa. Tanpa adanya Perjanjian Arbitrase maka persengketaan tidak dapat diajukan kepada BAPMI. Yang dimaksud dengan Perjanjian Arbitrase adalah kesepakatan tertulis para pihak yang menyatakan bahwa setiap sengketa yang tidak dapat diselesaikan secara damai akan diselesaikan melalui arbitrase. Perjanjian Arbitrase dapat dituangkan ke dalam bentuk: 155 1. Salah satu pasal di dalam perjanjian yang dibuat oleh para pihak sebelum timbul sengketa Klausula Arbitrase; atau 155 Pasal 1 butir ke-3 Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa. Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009 2. Perjanjian tersendiri yang dibuat para pihak setelah timbul sengketa. Pengadilan tidak berwenang mengadili sengketa yang telah terikat dengan Perjanjian Arbitrase. Apabila para pihak sudah membuat perjanjian bahwa setiap sengketa akan diselesaikan melalui Arbitrase, maka sengketa itu tidak bisa diajukan ke pengadilan. Pengadilan harus menolak dan menyatakan tidak berwenang mengadili. Begitu pula sebaliknya, arbitrase tidak berwenang mengadili sengketa yang tidak mempunyai Perjanjian Arbitrase. 156 BAPMI mengenakan biaya dan imbalan untuk setiap sengketa yang diselesaikan melalui Arbitrase BAPMI. Pemohon dan Termohon dapat membuat kesepakatan terlebih dahulu mengenai siapa yang akan menanggung seluruh biaya dan imbalan Arbitrase. Namun apabila belum diperjanjikan, seluruh biaya dan imbalan Arbitrase akan dibebankan menurut cara sebagai berikut: 157 1. Jika tuntutan Pemohon dikabulkan seluruhnya, maka seluruh biaya dan imbalan Arbitrase menjadi beban Termohon; 2. Jika tuntutan Pemohon dikabulkan sebagian, maka biaya dan imbalan Arbitrase menjadi beban kedua belah pihak dengan pembagian yang dianggap adil oleh Arbiter; 3. Jika tuntutan Pemohon ditolak, maka seluruh biaya dan imbalan Arbitrase menjadi beban Pemohon. 156 Pasal 3 dan 11 Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaaian Sengketa. 157 Mengenai biaya dan imbalan jasa, lihat Keputusan BAPMI Nomor: Kep- 01BAPMI07.2005 tentang Biaya dan Imbalan Penyelesaian Sengketa atau Beda Pendapat Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia. Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009 5. ArbiterMediator Di dalam proses Arbitrase BAPMI dikenal 2 jenis Arbiter, yakni Arbiter tetap Arbiter BAPMI dan Arbiter tidak tetap Ad Hoc. Arbiter BAPMI diseleksi dan diangkat oleh Pengurus BAPMI berdasarkan integritas dan kompetensi di bidang Pasar Modal menurut latar belakang keahliannya masing masing, sebagian berlatar belakang praktisi, ahli hukum, akuntan dan akademisi. Sebagai Arbiter BAPMI, mereka dapat ditunjuk oleh para pihak yang bersengketa untuk menjadi Arbiter pada persengketaan persengketaan yang diajukan kepada BAPMI, dan mereka juga dapat serta layak ditunjuk sebagai Mediator dalam proses Mediasi di BAPMI. Ada kalanya pihak yang bersengketa menunjuk calon Arbiter yang tidak tercacat dalam daftar Arbiter BAPMI, atau Pengurus BAPMI memandang perlu untuk mengangkat ahli dari luar negeri sebagai Arbiter. Untuk itu Peraturan BAPMI membuka kemungkinan kepada Pengurus BAPMI untuk mengangkat Arbiter Ad Hoc dengan pembatasan sebagai berikut: 1. Pengangkatan Arbiter Ad Hoc hanya untuk satu kasus tertentu dan akan berakhir setelah proses Arbitrase atas kasus yang bersangkutan selesai; 2. Arbiter Ad Hoc tidak boleh ditunjuk untuk posisi sebagai Arbiter Tunggal atau Ketua Majelis Arbitrase. ArbiterMediator BAPMI terikat dengan Etika Perilaku Code of Conduct selama menyandang status sebagai ArbiterMediator BAPMI dan menjalankan tugas selaku Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009 ArbiterMediator yang ditunjuk dalam suatu kasus tertentu. 158 Dewan Kehormatan menerima, memeriksa dan memutus pengaduan mengenai dugaan pelanggaran Etika Perilaku Code of Conduct yang dilakukan oleh ArbiterMediator BAPMI sebagai instansi pertama dan terakhir. Pengaduan dapat disampaikan oleh Pengurus BAPMI, salah satu pihak yang bersengketa atau pihak lain yang berkepentingan. Pemeriksaan dilaksanakan oleh Dewan Kehormatan melalui sidang Etika Perilaku dengan memanggil dan mendengar keterangan dari pihak pengadu dan pihak teradu. Apabila ArbiterMediator BAPMI diputuskan tidak terbukti melakukan pelanggaran terhadap Etika Perilaku Code of Conduct, ArbiterMediator yang bersangkutan tetap dapat menjalankan tugasnya. Sedangkan jika diputuskan bersalah, sanksi atau hukuman dapat berupa: 159 a. Teguran, baik lisan maupun tertulis; b. Peringatan secara tertulis; c. Pemberhentian sementara sebagai ArbiterMediator BAPMI; d. Pemberhentian selamanya sebagai ArbiterMediator BAPMI. 6. Pendanaan 158 Mengenai Etika Perilaku Code of Conduct ini, lihat Peraturan Hasil Rapat Umum Anggota Tahunan BAPMI pada tanggal 30 Juni 2004 tentang Etika Perilaku Code of Conduct ArbiterMediator BAPMI 159 Pasal 4 ayat 3 Peratura Hasil Rapat Umum Anggota Tahunan BAPMI pada tanggal 30 Juni 2004 tentang Etika Perilaku Code of Conduct ArbiterMediator BAPMI Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009 BAPMI adalah organisasi yang bersifat swasta murni dan nir laba. Dalam menjalankan kegiatannya BAPMI independen, bebas dari pengaruh dan kontrol pihak lain. Sumber pendanaan untuk operasional BAPMI dipenuhi dari: a. Iuran Anggota BAPMI; b. Imbalankomisi dari jasa yang diberikan BAPMI imbalankomisi untuk pemberian Pendapat Mengikat serta penyelenggaraan Mediasi dan Arbitrase; c. Sumbangan atau bantuan dari pihak ketiga yang tidak mengikat; dan d. Pendapatan dari sumber lain yang sah. Setiap tahun Pengurus BAPMI menyampaikan laporan tahunan kepada Rapat Umum Anggota BAPMI. Laporan tahunan terdiri dari laporan mengenai jalannya organisasi beserta laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik.

B. Mekanisme Proses Penyelesaian Sengketa Antara Underwriter dan Emiten