BAB IV
MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA
ANTARA UNDERWRITER DAN EMITEN
A. Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia BAPMI
Pendirian Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia BAPMI tidak terlepas dari
keinginan pelaku pasar modal Indonesia untuk mempunyai sebuah lembaga penyelesaian
sengketa di luar pengadilan khusus di bidang pasar modal yang ditangani oleh orang orang
yang memahami pasar modal, dengan proses yang cepat dan murah, keputusan yang final,
mengikat serta memenuhi rasa keadilan. Keterangan umum mengenai BAPMI, yaitu:
133
1. Pendirian
Dukungan Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam, selanjutnya PT Bursa Efek
Jakarta BEJ, PT Bursa Efek Surabaya BES, PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia KPEI, dan
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia KSEI serta 17 asosiasi di lingkungan Pasar Modal
Indonesia membuat kesepakatan bersama untuk mendirikan sebuah lembaga Arbitrase
yang kemudian diberi nama BAPMI. Akta Pendirian BAPMI Akta No. 15, dibuat oleh Notaris
Fathiah Helmy SH ditandatangani di Jakarta pada tanggal 9 Agustus 2002 disaksikan oleh
Menteri Keuangan Republik Indonesia dalam suatu upacara di Departemen Keuangan
133
Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia, http:www.bapmi.org
, diakses pada tanggal 18 Mei 2009
Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009
Republik Indonesia. Selanjutnya BAPMI memperoleh pengesahan sebagai badan hukum
melalui Keputusan Menteri Kehakiman HAM Republik Indonesia No.: C 2620 HT.01.03.TH
2002, tanggal 29 Agustus 2002. Pengesahan itu telah diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia tanggal 18 Oktober 2002, Nomor: 842002, Tambahan Berita Negara
Nomor: 5PN2002. Selama periode Agustus 2002 sampai dengan Januari 2003, BAPMI
menerbitkan beberapa peraturan beracara, mengangkat sejumlah pakar di bidang pasar
modal sebagai ArbiterMediator BAPMI, dan mengesahkan Dewan Kehormatan BAPMI.
Sejak saat itu BAPMI resmi beroperasi secara penuh.
134
2. Pengurus
Kegiatan operasional BAPMI sehari hari dikelola oleh Pengurus yang diangkat oleh
Rapat Umum Anggota untuk masa jabatan 3 tahun. Pengurus BAPMI mempunyai
kewenangan antara lain: mewakili dan bertindak untuk dan atas nama BAPMI; menetapkan
peraturan beracara BAPMI; mengusulkan calon Dewan Kehormatan
135
kepada Rapat Umum
134
Bacelius Ruru, “Penyelesaian Sengketa di Pasar Modal Melalui Mekanisme Penyelesaian di Luar Pengadilan”,
http:www.bapmi.org , diakses pada tanggal 30 Juni 2009
135
Dewan Kehormatan BAPMI diangkat oleh Rapat Umum Anggota untuk masa jabatan 3 tahun. Dewan Kehormatan mempunyai tugas antara lain: memberikan pendapat mengenai penafsiran
ketentuan peraturan dan Anggaran Dasar BAPMI atas permintaan Pengurus; merumuskan Etika Perilaku Code of Conduct ArbiterMediator BAPMI untuk disahkan oleh Rapat Umum Anggota;
menyelenggarakan sidang atas pengaduan pelanggaran Etika Perilaku Code of Conduct; dan menjatuhkan sanksi kepada ArbiterMediator yang terbukti melanggar Etika Perilaku Code of
Conduct. Persyaratan untuk menjadi Dewan Kehormatan adalah:
1. berusia sekurang-kurangnya 35 tahun; 2.memiliki keahlianpengetahuanpengalaman di bidang yang terkait dengan pasar modal sekurang-
kurangnya 15 tahun; 3.tidak berada dalam pelaranganpembatasan untuk melakukan tindakan tertentu di bidang pasar
modal;
Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009
Anggota; mengangkat dan memberhentikan ArbiterMediator BAPMI; memberikan
Pendapat Mengikat atas permintaan para pihak yang bersengketa; dan menunjuk
ArbiterMediator atas permintaan para pihak yang bersengketa.
3. Anggota
Anggota BAPMI bukanlah dalam pengertian Pengguna BAPMI karena siapapun
dapat memanfaatkan layanan jasa BAPMI sepanjang yang bersangkutan terlibat dalam
persengketaan perdata di bidang pasar modal di Indonesia meskipun yang bersangkutan
bukan Anggota BAPMI. Yang disebut sebagai Anggota BAPMI adalah pihak pihak yang ikut
menandatangani Akta Pendirian BAPMI atau pihak pihak lain yang disahkan menjadi
Anggota oleh Rapat Umum Anggota BAPMI.
Anggota berhak melalui Rapat Umum Anggota untuk: mengeluarkan suara;
menetapkan besarnya iuran anggota; mengangkat serta memberhentikan Pengurus dan
Dewan Kehormatan; menerimamenolak anggota yang baru; mengesahkan serta mengubah
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga; mengesahkan Etika Perilaku Code of
Conduct ArbiterMediator BAPMI; menerimamenolak pertanggungjawaban Pengurus;
menunjuk akuntan yang akan mengaudit laporan keuangan BAPMI; dan membubarkan
BAPMI. 4.tidak pernah dihukum karena suatu tindak kejahatan berdasarkan putusan yang telah mendapat
kekuatan hukum pasti; 5. mempunyai pemahaman terhadap ketentuan perundang-undangan di pasar modal;
6.mempunyai komitmen terhadap pengembangan BAPMI dan pasar modal Indonesia. Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia,
http:www.bapmi.org , diakses pada tanggal 18 Mei 2009
Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009
4. Lingkup
Jasa BAPMI
memberikan jasa penyelesaian sengketa apabila diminta oleh pihak pihak yang
bersengketa melalui mekanisme penyelesaian di luar pengadilan out of court dispute settlement.
Namun tidak semua persengketaan dapat diselesaikan melalui BAPMI. Adapun persengketaan
yang bisa diselesaikan oleh BAPMI baik melalui Pendapat Mengikat, Mediasi maupun
Arbitrase harus memenuhi syarat sebagai berikut: a.
Hanyalah persengketaan perdata yang timbul di antara para pihak sehubungan dengan
kegiatan di bidang pasar modal;
b. Terdapat
kesepakatan di antara para pihak yang bersengketa bahwa persengketaan akan
diselesaikan melalui BAPMI; c.
Terdapat permohonan tertulis dari pihak pihak yang bersengketa kepada BAPMI;
d. Persengketaan
tersebut bukan merupakan perkara pidana dan administrasi, seperti manipulasi
pasar, insider trading, dan pembekuanpencabutan izin usaha. Para
pihak yang akan mengajukan sengketa kepada BAPMI harus menyampaikan permohonan
tertulis dengan mencantumkan:
136
1. kesepakatan
sebagaimana dimaksud di atas; 2.
nama dan alamat para pihak;
3. penjelasan
mengenai masalah yang dipersengketakan;
136
Mas Abdurachim Husein, “Prosedur Penyelesaian Sengketa di BAPMI”, http:www.bapmi.org
, diakses tanggal 18 Mei 2009, lihat juga Pasal 4 ayat 2, Pasal 11 ayat 3,
Pasal
22 ayat 3 Keputusan BAPMI Nomor: Kep 01BAPMI07.2005 tentang Peraturan dan Acara
BAPMI
Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009
4. perjanjian
dan dokumen yang relevan; 5.
usulan nama mediator untuk mediasi atau arbiter untuk arbitrase;
6. khusus
untuk arbitrase: tuntutan beserta rinciannya; dan daftar calon saksisaksi ahli harus
sudah diajukan pada saat pendaftaran perkara; 7.
membayar biaya pendaftaran;
8. pernyataan
bahwa pemohon akan tunduk pada pendapat mengikat BAPMI, atau kesepakatan
damai yang akan dicapai dalam mediasi, atau putusan arbitrase. BAPMI
menawarkan 3 jenis penyelesaian sengketa di luar pengadilan yang dapat dipilih
oleh para pihak yang bersengketa, yaitu:
137
1. Pendapat
Mengikat. 2.
Mediasi. 3.
Arbitrase. Ad.
1. Pendapat Mengikat Pendapat
mengikat BAPMI adalah pendapat yang diberikan oleh BAPMI atas dasar permintaan
para pihak mengenai penafsiran suatu ketentuan yang kurang jelas di dalam perjanjian
agar di antara para pihak tidak terjadi lagi perbedaan penafsiran yang bisa membuka
perselisihan lebih jauh. Sesuai dengan namanya, pendapat ini bersifat final dan mengikat
kepada para pihak. Setiap tindakan yang bertentangan dengan Pendapat Mengikat
dianggap sebagai pelanggaran perjanjian.
137
BAPMI, “Alternatif Penyelesaian Sengketa Melalui BAPMI”, www. wikipedia.org, diakses tanggal 30 juni 2009
Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009
Berbeda dengan Mediasi dan Arbitrase yang dilakukan oleh MediatorArbiter
BAPMI, pemberian Pendapat Mengikat dilakukan sendiri oleh BAPMI sebagai institusi, yang
dalam hal ini diwakili oleh Pengurus BAPMI secara kolektif. Oleh karena itu di dalam proses
Pendapat Mengikat di BAPMI tidak mengenal penunjukan pihak ketiga yang dianggap netral
dan ahli oleh para pihak, melainkan dengan sendirinya pihak ketiga yang dimaksud adalah
Pengurus BAPMI.
Ada beberapa alasan mengapa para pihak memilih Pendapat Mengikat BAPMI untuk
menyelesaikan beda pendapat yang dihadapinya:
a. Para
pihak tidak ingin beda pendapat yang muncul berkembang menjadi persengketaan yang
lebih serius lagi; b.
Para pihak masih ingin mempertahankan perjanjian;
c. Para
pihak menginginkan penafsiran yang paling benar terhadap ketentuan yang kurang jelas
dan penafsiran tersebut mengikat serta final; d.
Para pihak ingin mendapatkan jaminan bahwa orang yang diminta untuk memberikan
Pendapat Mengikat benar benar memahami bidang pasar modal;
e. Para
pihak ingin menyelesaikan beda pendapat dengan cara yang lebih mudah, lebih cepat
dan efisien; f.
Para pihak ingin menyelesaikan beda pendapat melalui forum yang tertutup untuk
umum. Apabila
permohonan sudah memenuhi persyaratan, Pengurus BAPMI akan menyampaikan
pemberitahuan kepada para pihak dalam waktu selambat lambatnya 7 hari
Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009
kerja setelah pendaftaran bahwa permohonan dapat diterima dan akan diproses lebih
lanjut. Setelah permohonan Pendapat Mengikat diterima oleh BAPMI, Pengurus BAPMI
mulai melakukan pemeriksaan terhadap dokumen dan perjanjian yang telah disampaikan
oleh para pihak. Peraturan dan Acara BAPMI mengatur bahwa pemeriksaan dalam proses
Pendapat Mengikat berlangsung paling lama 30 hari kerja dan bersifat tertutup untuk
umum. BAPMI
memberikan Pendapat Mengikat secara tertulis dan ditandatangani oleh Ketua
BAPMI selambat lambatnya dalam waktu 30 hari kerja setelah dimulainya pemeriksaan.
138
Pendapat Mengikat disampaikan kepada semua pihak yang mengalami beda
pendapat melalui surat tercatat, tidak dalam suatu forum pertemuan. Pendapat Mengikat
yang diberikan oleh BAPMI bersifat final dan mengikat para pihak yang memintanya,
tidak dapat diajukan perlawanan atau bantahan. Pendapat Mengikat itu harus segera
dilaksanakan dalam waktu 30 hari sejak diterbitkan. Setiap tindakan yang bertentangan
dengan Pendapat Mengikat merupakan pelanggaran perjanjian. Apabila
Pendapat Mengikat tidak dilaksanakan, maka:
139
a. Tindakan
tersebut dianggap sebagai pelanggaran perjanjian; b.
Pihak yang berkepentingan dapat menyampaikan pengaduan kepada pengurus dari
asosiasiorganisasi dimana ia menjadi anggota;
138
Pasal 8 ayat 1 Keputusan BAPMI Nomor: Kep-01BAPMI07.2005 tentang Peraturan
dan Acara BAPMI
139
Pasal 18 ayat 1 dan 2 Keputusan BAPMI Nomor: Kep-01BAPMI07.2005 tentang
Peraturan dan Acara BAPMI
Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009
c. Asosiasiorganisasi
dimana pihak yang berkepentingan menjadi anggota dapat menyampaikan
pengaduan kepada Bapepam dan asosiasiorganisasi dimana pihak yang tidak
bersedia melaksanakan akta perjanjian menjadi anggota. BAPMI
mengenakan biaya dan imbalan untuk setiap beda pendapat yang diselesaikan
melalui Pendapat Mengikat BAPMI. Biaya dan imbalan Pendapat Mengikat menjadi
tanggung jawab para pihak dengan pembagian beban yang disepakati di antara para
pihak sendiri.
140
Ad. 2. Mediasi
Mediasi BAPMI adalah cara penyelesaian masalah melalui perundingan di antara
para pihak yang bersengketa dengan bantuan pihak ketiga yang netral dan independen yang
disebut mediator
yang bersifat fasilitator pertemuan guna membantu masing masing pihak memahami
perspektif, posisi dan kepentingan pihak lain sehubungan dengan permasalahan yang
tengah dihadapi dan bersama sama mencari solusi penyelesaiannya. Tujuan dari Mediasi
adalah dicapainya perdamaian di antara para pihak yang bermasalah. Ada
beberapa alasan mengapa para pihak memilih Mediasi BAPMI untuk menyelesaikan
permasalahan yang dihadapinya:
140
Mengenai biaya dan imbalan jasa, lihat Keputusan BAPMI Nomor: Kep 01BAPMI07.2005
tentang Biaya dan Imbalan Penyelesaian Sengketa atau Beda Pendapat Badan Arbitrase Pasar Modal
Indonesia.
Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009
a. Para
pihak masih yakin akan dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya berdasarkan
kesepakatan win win solution di antara mereka; b.
Para pihak masih ingin mempertahankan hubungan di saat ini dan di masa
mendatang; c.
Para pihak menginginkan solusi yang lebih mempertimbangkan kepentingan jangka
panjang interest based procedureapproach dari pada benar salah menurut hukum
right based procedureapproach;
d. Para
pihak ingin mendapatkan jaminan bahwa orang yang akan memfasilitasi perundingan
Mediator benar benar memahami pasar modal dan mempunyai keahlian
bermediasi; e.
Para pihak ingin menyelesaikan permasalahan dengan cara yang lebih mudah, lebih
cepat dan efisien;
f. Para
pihak ingin menyelesaikan permasalahan melalui forum yang tertutup untuk umum.
Sebelum proses Mediasi BAPMI, para pihak harus menyepakati terlebih dahulu
jumlah Mediator, apakah 1 satu atau lebih, dalam hal ini tidak ada keharusan untuk
berjumlah ganjil. Penunjukan Mediator harus merupakan kesepakatan para pihak, jika para
pihak tidak mencapai kesepakatan maka Mediator akan ditunjuk oleh BAPMI. Pada dasarnya
yang bisa ditunjuk oleh para pihak sebagai Mediator untuk Mediasi BAPMI adalah mereka
yang tercantum di dalam daftar ArbiterMediator BAPMI. Apabila para pihak bermaksud
menunjuk seseorang dari luar daftar tersebut, harus memenuhi persyaratan tertentu dan
mendapatkan persetujuan dari Pengurus BAPMI. Dalam menjalankan tugasnya, Mediator
Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009
harus menjunjung tinggi kode etik, bersikap adil, netral dan mandiri serta bebas dari
pengaruh dan tekanan pihak manapun, serta bebas dari benturan kepentingan dan afiliasi,
baik dengan salah satu pihak maupun dengan permasalahan yang bersangkutan. Apabila
hal hal tersebut di langgar, maka Mediator yang bersangkutan harus berhenti atau
diberhentikan dari tugasnya.
Jika Mediasi mengalami kegagalan dan dilanjutkan oleh para pihak ke jalur Arbitrase
atau Pengadilan, Mediator yang bersangkutan dilarang untuk melakukan tindakan sebagai
berikut:
141
a. Menjadi
saksi dalam proses Arbitrase atau litigasi atas sengketa yang bersangkutan. b.
Menjadi Arbiter atau Hakim atas sengketa yang bersangkutan.
Apabila permohonan sudah memenuhi persyaratan, Pengurus BAPMI akan
menyampaikan pemberitahuan kepada para pihak dalam waktu selambat lambatnya 14 hari
kerja setelah pendaftaran bahwa permohonan diterima dan akan diproses lebih lanjut.
Setelah permohonan Mediasi diterima oleh BAPMI, proses yang pertama kali akan dilakukan
adalah memberikan kesempatan terlebih dahulu kepada para pihak untuk kembali
melakukan perundingan langsung di antara mereka tanpa bantuan Mediator. Kesempatan
ini diberikan kepada para pihak untuk tetap membuka kemungkinan terjadinya perdamaian
sebelum permasalahan bergulir lebih jauh. Lamanya waktu yang diberikan oleh BAPMI
kepada para pihak untuk melakukan perundingan sendiri adalah 14 hari kerja terhitung
141
Lihat Pasal 14 ayat 2 Keputusan BAPMI Nomor: Kep 01BAPMI07.2005 tentang
Peraturan dan Acara BAPMI
Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009
sejak pendaftaran permohonan Mediasi. Apabila perundingan berhasil, para pihak membuat
akta perdamaian dan mencabut pendaftaran permohonan Mediasi. Namun apabila
perundingan mengalami kegagalan, proses Mediasi dilanjutkan. Peraturan dan acara BAPMI
mengatur bahwa proses Mediasi akan berlangsung selama 14 hari kerja dalam pertemuan
hearing yang tertutup untuk umum. Pertemuan hearing dilaksanakan di tempat yang
ditetapkan oleh BAPMI atau tempat lain yang disepakati oleh para pihak.
142
Secara garis besar tahapan dalam proses Mediasi adalah sebagai berikut:
1. Penunjukan
Mediator; 2.
Pertemuan pendahuluan untuk menyepakati aturan mainprosedur Mediasi dan jadwal
pertemuan serta target dari masing masing pertemuan;
3. Pertemuan
hearing dalam rangka mengumpulkan informasi dan mengidentifkasi masalah;
4. Pertemuan
hearing dalam rangka mengeksplorasi perspektif, posisi dan kepentingan para
pihak; 5.
Pertemuan hearing dalam rangka menginventarisir dan mengembangkan opsi opsi
penyelesaian; 6.
Pertemuan hearing dalam rangka mengevaluasi opsi opsi penyelesaian;
7. Pertemuan
hearing dalam rangka membuat kesimpulan; 8.
Pertemuan terakhir final hearing dalam rangka membuat kesepakatan perdamaian.
Akhir dari Mediasi ada 2 kemungkinan, yaitu: berhasil atau gagal.
142
Pasal 12 ayat 1, 2 dan 3, Pasal 15 ayat 1 dan 2 Keputusan BAPMI Nomor: Kep-
01BAPMI07.2005 tentang Peraturan dan Acara BAPMI
Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009
a. Mediasi
dikatakan berhasil apabila proses Mediasi berjalan dengan lancar dan berujung kepada
ditandatanganinya akta perdamaian di antara para pihak. b.
Mediasi dikatakan gagal apabila perundingan mengalami jalan buntu dead lock dan
para pihak tidak mau melanjutkannya. Apabila kegagalan ini terjadi, maka proses
penyelesaian diserahkan kembali kepada masing masing pihak, apakah selanjutnya akan
memilih jalur Arbitrase atau Pengadilan.
Perdamaian yang dicapai oleh para pihak melalui proses Mediasi BAPMI akan
dituangkan ke dalam Akta Perdamaian yang berbentuk Berita Acara Penyelesaian Sengketa
dan ditandatangani oleh para pihak. Kesepakatan yang dicapai oleh para pihak dalam proses
Mediasi bersifat final dan mengikat. Akta Perdamaian harus didaftarkan kepada Pengadilan
Negeri setempat paling lambat 30 hari setelah ditandatangani, dan harus segera
dilaksanakan dalam jangka waktu 30 hari sejak didaftarkan. Apabila kesepakatan tidak
dilaksanakan dalam jangka waktu tersebut di atas, maka:
143
1. Tindakan
tersebut dianggap sebagai pelanggaran perjanjian; 2.
Pihak yang berkepentingan dapat menyampaikan pengaduan kepada pengurus dari
asosiasiorganisasi dimana ia menjadi anggota;
3. Asosiasiorganisasi
dimana pihak yang berkepentingan menjadi anggota dapat menyampaikan
pengaduan kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan asosiasiorganisasi
dimana pihak yang tidak bersedia melaksanakan akta perdamaian menjadi
anggota.
143
Pasal 18 ayat 1 dan 2 Keputusan BAPMI Nomor: Kep-01BAPMI07.2005 tentang
Peraturan dan Acara BAPMI
Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009
Kesepakatan Mediasi dapat dituangkan ke dalam bentuk:
a. Salah
satu pasal di dalam perjanjian yang dibuat oleh para pihak sebelum timbul masalah
Klausula Mediasi; atau b.
Perjanjian tersendiri yang dibuat para pihak setelah timbul masalah.
BAPMI mengenakan biaya dan imbalan untuk setiap permasalahan yang
diselesaikan melalui Mediasi BAPMI. Biaya dan imbalan Mediasi menjadi tanggung jawab
para pihak dengan pembagian beban yang disepakati di antara para pihak sendiri.
144
Ad. 3. Arbitrase
Arbitrase BAPMI adalah cara penyelesaian sengketa dengan cara menyerahkan
kewenangan kepada pihak ketiga yang netral dan independen yang disebut Arbiter, untuk
memeriksa dan mengadili perkara pada tingkat pertama dan terakhir. Keputusan yang
dijatuhkan oleh Arbiter tersebut bersifat final dan mengikat bagi para pihak
145
, dan tidak
dapat diajukan banding. Berdasarkan definisi tersebut maka dapat dikatakan bahwa
Arbitrase BAPMI pada hakekatnya mirip dengan Pengadilan, dan Arbiter dalam proses
Arbitrase adalah layaknya Hakim pada proses Litigasi, yang membedakannya adalah:
1. Arbitrase
merupakan pilihan dan kesepakatan para pihak yang bersengketa;
144
Mengenai biaya dan imbalan jasa, lihat Keputusan BAPMI Nomor: Kep 01BAPMI07.2005
tentang Biaya dan Imbalan Penyelesaian Sengketa atau Beda Pendapat Badan Arbitrase
Pasar Modal Indonesia.
145
Putusan Arbitrase bersifat final dan mempunyai kekuatan hukum tetap dan mengikat para pihak. Pasal 60 Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian
Sengketa.
Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009
2. Proses
Arbitrase baru dapat dilaksanakan setelah ada permohonan dari pihak yang bersengketa
kepada BAPMI; 3.
Para pihak berhak menentukan apakah Arbiter akan berjumlah satu Arbiter Tunggal
atau lebih Majelis Arbitrase;
4. Para
pihak bebas menentukan tempat Arbitrase; 5.
Para pihak berhak memilih Arbiter;
6. Arbiter
dipilih berdasarkan keahliannya; 7.
Proses persidangan dilangsungkan menurut peraturan BAPMI;
8. Persidangan
Arbitrase berlangsung tertutup untuk umum; 9.
Putusan Arbitrase tidak mengenal preseden atau yurisprudensi;
10. Arbiter
dapat mengambil keputusan atas dasar keadilan dan kepatutan ex aequo et bono,
tidak semata mata atas dasar ketentuan hukum; dan 11.
Putusan Arbitrase tidak dapat diajukan banding.
Ada beberapa alasan mengapa para pihak yang bersengketa memilih Arbitrase
BAPMI untuk menyelesaikan sengketanya:
a. Para
pihak yang bersengketa sudah tidak dapat lagi melanjutkan perundingan; b.
Para pihak yang bersengketa menghendaki cara penyelesaian yang lebih
mempertimbangkan benar salah menurut hukum right based procedureapproach;
c. Para
pihak yang bersengketa menginginkan putusan yang final dan mengikat, namun tidak
ingin menempuh jalur litigasi karena akan memakan waktu yang lama dan biaya yang
besar;
Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009
d. Para
pihak yang bersengketa menghendaki cara yang lebih mudah, lebih cepat dan lebih efisien;
e. Para
pihak yang bersengketa ingin mendapatkan jaminan bahwa orang yang akan memberikan
putusan atas sengketa Arbiter benar benar memahami pasar modal dan mempunyai
keahlian berarbitrase; f.
Para pihak yang bersengketa ingin menyelesaikan sengketa melalui forum yang tertutup
untuk umum.
Pihak yang telah terikat dengan Perjanjian Arbitrase dan menghendaki
menyelesaikan sengketa melalui Arbitrase BAPMI harus mengajukan permohonan secara
tertulis kepada BAPMI. Pihak yang mengajukan permohonan disebut Pemohon, atau
istilah dalam Pengadilan sama dengan Penggugat. Sedangkan pihak lawannya disebut
Termohon, atau dalam istilah Pengadilan sama dengan Tergugat.
Apabila permohonan sudah memenuhi persyaratan, Pengurus BAPMI akan
menyampaikan pemberitahuan kepada Pemohon dan Termohon dalam waktu selambat
lambatnya 14 hari kerja setelah pendaftaran bahwa permohonan diterima dan akan
diproses lebih lanjut.
146
Para pihak berhak menunjuk Arbiter, dan Arbiter pun berhak untuk menerima
atau menolak penunjukan tersebut.
147
Dalam proses Arbitrase BAPMI, para pihak harus
menyepakati terlebih dahulu bentuk Arbitrase, apakah akan berbentuk Arbiter
146
Lihat Pasal 25 ayat 2 Keputusan BAPMI Nomor: Kep 01BAPMI07.2005 tentang
Peraturan dan Acara BAPMI
147
Lihat Pasal 25 ayat 3 Keputusan BAPMI Nomor: Kep 01BAPMI07.2005 tentang
Peraturan dan Acara BAPMI
Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009
Tunggal atau berbentuk Majelis berjumlah 3 atau lebih, dan harus berjumlah ganjil.
Penunjukan Arbiter dilakukan dengan cara sebagai berikut:
148
a. Arbiter
Tunggal: Penunjukan
seseorang sebagai Arbiter Tunggal harus merupakan persetujuan Pemohon dan Termohon.
Apabila Pemohon dan Termohon tidak mencapai kata sepakat, maka penunjukan
Arbiter Tunggal ditetapkan oleh BAPMI. b.
Majelis Arbitrase:
Pemohon dan Termohon menunjuk Arbiternya masing masing, dan selanjutnya kedua
Arbiter tersebut memilih Arbiter ketiga sebagai Ketua Majelis. Apabila kedua Arbiter tidak
mencapai kata sepakat, penunjukan Ketua Majelis ditetapkan oleh BAPMI. Dalam keadaan
dimana hanya salah satu pihak saja yang menunjuk Arbiter sedangkan pihak lain tidak
melakukannya, maka Arbiter tersebut secara otomatis menjadi Arbiter Tunggal dan
berwenang untuk memeriksa dan memutuskan persengketaan yang bersangkutan.
Pada dasarnya yang bisa ditunjuk oleh Pemohon dan Termohon sebagai Arbiter di
dalam Arbitrase BAPMI adalah mereka yang tercantum di dalam daftar Arbiter BAPMI.
Apabila Pemohon danatau Termohon bermaksud menunjuk seseorang dari luar daftar
tersebut, harus memenuhi persyaratan tertentu dan mendapatkan persetujuan dari
Pengurus BAPMI.
149
Dalam menjalankan tugasnya, Arbiter harus menjunjung tinggi kode
148
Lihat Pasal 26 ayat 1 Keputusan BAPMI Nomor: Kep 01BAPMI07.2005 tentang
Peraturan dan Acara BAPMI
149
Pasal 24 ayat 1 dan 2 Keputusan BAPMI Nomor: Kep-01BAPMI07.2005 tentang
Peraturan dan Acara BAPMI
Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009
etik, bersikap adil, netral dan mandiri, bebas dari pengaruh dan tekanan pihak manapun,
serta bebas dari benturan kepentingan dan afiliasi
150
, baik dengan salah satu pihak yang
bersengketa maupun dengan persengketaan yang bersangkutan. Apabila hal hal tersebut di
langgar maka Arbiter yang bersangkutan harus berhenti atau diberhentikan dari tugasnya.
Setelah Arbiter ditunjuk, Arbiter akan menyampaikan panggilan sidang kepada
Pemohon dan Termohon dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Apabila
Pemohon tidak hadir pada sidang pertama tanpa alasan yang sah, maka tuntutan
Pemohon dinyatakan gugur; 2.
Apabila Termohon tidak hadir pada sidang pertama tanpa alasan yang sah, Arbiter akan
menyampaikan kembali panggilan; jika Termohon tetap tidak hadir tanpa alasan yang
sah, maka sidang tetap dilanjutkan walaupun tanpa kehadiran Termohon;
3. Pada
sidang pertama yang dihadiri oleh Pemohon dan Termohon, Arbiter akan menawarkan
perdamaian; jika perdamaian tidak tercapai, persidangan Arbitrase dilanjutkan
kembali.
150
Lihat Angka 4 Keputusan BAPMI Nomor: Kep 05BAPMI12.2002 tentang Pedoman Benturan
Kepentingan dan Afiliasi Bagi Arbiter dan Mediator BAPMI yang menyatakan, bahwa yang mempengaruhi
independensi seorang ArbiterMediator adalah adanya hubungan afiliasi dengan salah
satu pihak yang bersengketa atau benturan kepentingan dengan masalah yang menjadi persengketaan,
seperti: 1.
hubungan keluarga; 2.
hubungan pekerjaan; 3.
hubungan pengendalian usaha; 4.
memiliki kepentingan ekonomis terhadap permasalahan yang sedang menjadi sengketa. Lihat juga Angka 1 butir ke-4 Keputusan BAPMI Nomor: Kep-05BAPMI12.2002 tentang Pedoman
Benturan Kepentingan dan Afiliasi Bagi Arbiter dan Mediator BAPMI.
Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009
Proses Arbitrase BAPMI mirip dengan proses Pengadilan, dan dalam keadaan
tertentu para pihak dapat meminta putusan sela kepada Arbiter dan pihak Termohon
mengajukan tuntutan balik kepada Pemohon. Secara umum tahapan pemeriksaan dalam
Arbitrase BAPMI adalah sebagai berikut:
a. Sidang
pertama dan upaya damai; b.
Sidang membacakan atau mendengarkan jawaban Termohon;
c. Sidang
membacakan atau mendengarkan tanggapan Pemohon atas jawaban Termohon; d.
Sidang pemeriksaan bukti;
e. Sidang
mendengar keterangan saksi dan saksi ahli; f.
Sidang membacakan atau mendengarkan kesimpulan akhir para pihak;
g. Sidang
pembacaan putusan. Persidangan
Arbitrase BAPMI berlangsung di tempat yang ditetapkan oleh BAPMI atau
tempat lain yang telah ditentukan oleh Pemohon dan Termohon. Bahasa yang dipergunakan
selama persidangan adalah Bahasa Indonesia, kecuali disepakati lain oleh Pemohon,
Termohon dan Arbiter. Dalam persidangan para pihak mempunyai hak yang sama dalam
mengemukakan dan mempertahankan pendapat serta kepentingannya.
151
Pemeriksaan dalam proses Arbitrase BAPMI akan berlangsung paling selama 180
hari kerja terhitung sejak Arbiter TunggalMajelis Arbitrase terbentuk.
152
Arbiter dapat memperpanjang
jangka waktu tersebut dengan persetujuan Pemohon dan Termohon.
151
Pasal 32 ayat 1, Pasal 33 ayat 1, Pasal 34 ayat 2 Keputusan BAPMI Nomor: Kep-
01BAPMI07.2005 tentang Peraturan dan Acara BAPMI
152
Pasal 42 ayat 1 Keputusan BAPMI Nomor: Kep 01BAPMI07.2005 tentang Peraturan
dan Acara BAPMI
Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009
Apabila pemeriksaan sengketa telah selesai, pemeriksaan segera ditutup dan Arbiter
menetapkan hari sidang untuk mengucapkan Putusan Arbitrase. Putusan Arbitrase akan
diucapkan dalam sidang yang tertutup untuk umum dalam waktu paling lama 30 hari kerja
setelah pemeriksaan ditutup, dengan atau tanpa dihadiri oleh para pihak yang bersengketa.
Dalam mengambil keputusan:
153
1. Arbiter
BAPMI bebas dari intervensi pihak manapun, termasuk Pengurus BAPMI atau otoritas
di Pasar Modal Indonesia; 2.
Arbiter BAPMI dapat mengambil keputusan atas atas dasar ketentuan hukum atau
sesuai dengan rasa keadilan dan kepatutan ex aequo et bono;
3. Putusan
Arbitrase BAPMI dalam suatu Majelis Arbitrase diputuskan atas dasar musyawarah
untuk mufakat, jika tidak tercapai, putusan diambil atas dasar suara terbanyak.
Apabila ada pihak yang tidak bersedia melaksanakan Putusan Arbitrase secara
sukarela, maka:
154
a. Putusan
Arbitrase akan dilaksanakan berdasarkan perintah eksekusi Ketua Pengadilan Negeri
setempat atas permohonan salah satu pihak yang berkepentingan. b.
Pihak yang berkepentingan dapat menyampaikan pengaduan kepada pengurus dari
asosiasiorganisasi dimana ia menjadi anggota.
153
Pasal 47 ayat 1, 2 dan 3 Keputusan BAPMI Nomor: Kep 01BAPMI07.2005 tentang Peraturan
dan Acara BAPMI
154
Pasal 49 ayat 1, 2 dan 3 Keputusan BAPMI Nomor: Kep 01BAPMI07.2005 tentang Peraturan
dan Acara BAPMI
Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009
c. Asosiasiorganisasi
dimana pihak yang berkepentingan menjadi anggota dapat menyampaikan
pengaduan kepada Bapepam dan asosiasiorganisasi dimana pihak yang tidak
bersedia melaksanakan Putusan Arbitrase secara sukarela menjadi anggota. Dalam
waktu paling lama 30 hari kalender sejak tanggal diucapkan, lembar aslisalinan
otentik Putusan Arbitrase diserahkan dan didaftarkan oleh BAPMI kepada Panitera
Pengadilan Negeri. Pendaftaran ini merupakan faktor terpenting di dalam pelaksanaan
Putusan Arbitrase, tanpa pendaftaran akan berakibat putusan tidak dapat dilaksanakan.
Dalam proses pendaftaran dan permohonan perintah eksekusi, Ketua Pengadilan
Negeri tidak memeriksa kembali alasan atau pertimbangan dari Putusan Arbitrase.
Hal ini merupakan perlindungan dan jaminan yang diberikan oleh undang undang agar
Putusan Arbitrase tersebut benar benar mandiri, final dan mengikat. Syarat
terpenting untuk dapat mengajukan permohonan penyelesaian sengketa kepada
Arbitrase BAPMI adalah adanya terlebih dahulu suatu Perjanjian Arbitrase antara para
pihak yang bersengketa. Tanpa adanya Perjanjian Arbitrase maka persengketaan tidak dapat
diajukan kepada BAPMI. Yang dimaksud dengan Perjanjian Arbitrase adalah kesepakatan
tertulis para pihak yang menyatakan bahwa setiap sengketa yang tidak dapat diselesaikan
secara damai akan diselesaikan melalui arbitrase. Perjanjian Arbitrase dapat dituangkan
ke dalam bentuk:
155
1. Salah
satu pasal di dalam perjanjian yang dibuat oleh para pihak sebelum timbul sengketa
Klausula Arbitrase; atau
155
Pasal 1 butir ke-3 Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa.
Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009
2. Perjanjian
tersendiri yang dibuat para pihak setelah timbul sengketa. Pengadilan
tidak berwenang mengadili sengketa yang telah terikat dengan Perjanjian
Arbitrase. Apabila para pihak sudah membuat perjanjian bahwa setiap sengketa akan
diselesaikan melalui Arbitrase, maka sengketa itu tidak bisa diajukan ke pengadilan. Pengadilan
harus menolak dan menyatakan tidak berwenang mengadili. Begitu pula sebaliknya,
arbitrase tidak berwenang mengadili sengketa yang tidak mempunyai Perjanjian Arbitrase.
156
BAPMI mengenakan biaya dan imbalan untuk setiap sengketa yang diselesaikan
melalui Arbitrase BAPMI. Pemohon dan Termohon dapat membuat kesepakatan terlebih
dahulu mengenai siapa yang akan menanggung seluruh biaya dan imbalan Arbitrase. Namun
apabila belum diperjanjikan, seluruh biaya dan imbalan Arbitrase akan dibebankan menurut
cara sebagai berikut:
157
1. Jika
tuntutan Pemohon dikabulkan seluruhnya, maka seluruh biaya dan imbalan Arbitrase
menjadi beban Termohon; 2.
Jika tuntutan Pemohon dikabulkan sebagian, maka biaya dan imbalan Arbitrase menjadi
beban kedua belah pihak dengan pembagian yang dianggap adil oleh Arbiter;
3. Jika
tuntutan Pemohon ditolak, maka seluruh biaya dan imbalan Arbitrase menjadi beban
Pemohon.
156
Pasal 3 dan 11 Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaaian Sengketa.
157
Mengenai biaya dan imbalan jasa, lihat Keputusan BAPMI Nomor: Kep- 01BAPMI07.2005 tentang Biaya dan Imbalan Penyelesaian Sengketa atau Beda Pendapat Badan
Arbitrase Pasar Modal Indonesia.
Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009
5. ArbiterMediator
Di dalam proses Arbitrase BAPMI dikenal 2 jenis Arbiter, yakni Arbiter tetap Arbiter
BAPMI dan Arbiter tidak tetap Ad Hoc. Arbiter BAPMI diseleksi dan diangkat oleh
Pengurus BAPMI berdasarkan integritas dan kompetensi di bidang Pasar Modal menurut
latar belakang keahliannya masing masing, sebagian berlatar belakang praktisi, ahli hukum,
akuntan dan akademisi. Sebagai Arbiter BAPMI, mereka dapat ditunjuk oleh para pihak yang
bersengketa untuk menjadi Arbiter pada persengketaan persengketaan yang diajukan
kepada BAPMI, dan mereka juga dapat serta layak ditunjuk sebagai Mediator dalam proses
Mediasi di BAPMI.
Ada kalanya pihak yang bersengketa menunjuk calon Arbiter yang tidak tercacat
dalam daftar Arbiter BAPMI, atau Pengurus BAPMI memandang perlu untuk mengangkat
ahli dari luar negeri sebagai Arbiter. Untuk itu Peraturan BAPMI membuka kemungkinan
kepada Pengurus BAPMI untuk mengangkat Arbiter Ad Hoc dengan pembatasan sebagai
berikut: 1.
Pengangkatan Arbiter Ad Hoc hanya untuk satu kasus tertentu dan akan berakhir
setelah proses Arbitrase atas kasus yang bersangkutan selesai;
2. Arbiter
Ad Hoc tidak boleh ditunjuk untuk posisi sebagai Arbiter Tunggal atau Ketua Majelis
Arbitrase. ArbiterMediator
BAPMI terikat dengan Etika Perilaku Code of Conduct selama menyandang
status sebagai ArbiterMediator BAPMI dan menjalankan tugas selaku
Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009
ArbiterMediator yang ditunjuk dalam suatu kasus tertentu.
158
Dewan Kehormatan menerima,
memeriksa dan memutus pengaduan mengenai dugaan pelanggaran Etika Perilaku
Code of Conduct yang dilakukan oleh ArbiterMediator BAPMI sebagai instansi pertama
dan terakhir. Pengaduan dapat disampaikan oleh Pengurus BAPMI, salah satu pihak yang
bersengketa atau pihak lain yang berkepentingan. Pemeriksaan dilaksanakan oleh Dewan
Kehormatan melalui sidang Etika Perilaku dengan memanggil dan mendengar keterangan
dari pihak pengadu dan pihak teradu. Apabila
ArbiterMediator BAPMI diputuskan tidak terbukti melakukan pelanggaran terhadap
Etika Perilaku Code of Conduct, ArbiterMediator yang bersangkutan tetap dapat menjalankan
tugasnya. Sedangkan jika diputuskan bersalah, sanksi atau hukuman dapat berupa:
159
a. Teguran,
baik lisan maupun tertulis; b.
Peringatan secara tertulis;
c. Pemberhentian
sementara sebagai ArbiterMediator BAPMI; d.
Pemberhentian selamanya sebagai ArbiterMediator BAPMI.
6. Pendanaan
158
Mengenai Etika Perilaku Code of Conduct ini, lihat Peraturan Hasil Rapat Umum Anggota Tahunan BAPMI pada tanggal 30 Juni 2004 tentang Etika Perilaku Code of Conduct
ArbiterMediator BAPMI
159
Pasal 4 ayat 3 Peratura Hasil Rapat Umum Anggota Tahunan BAPMI pada tanggal 30 Juni 2004 tentang Etika Perilaku Code of Conduct ArbiterMediator BAPMI
Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009
BAPMI adalah organisasi yang bersifat swasta murni dan nir laba. Dalam
menjalankan kegiatannya BAPMI independen, bebas dari pengaruh dan kontrol pihak lain.
Sumber pendanaan untuk operasional BAPMI dipenuhi dari:
a. Iuran
Anggota BAPMI; b.
Imbalankomisi dari jasa yang diberikan BAPMI imbalankomisi untuk pemberian
Pendapat Mengikat serta penyelenggaraan Mediasi dan Arbitrase;
c. Sumbangan
atau bantuan dari pihak ketiga yang tidak mengikat; dan d.
Pendapatan dari sumber lain yang sah.
Setiap tahun Pengurus BAPMI menyampaikan laporan tahunan kepada Rapat
Umum Anggota BAPMI. Laporan tahunan terdiri dari laporan mengenai jalannya organisasi
beserta laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik.
B. Mekanisme Proses Penyelesaian Sengketa Antara Underwriter dan Emiten