Mekanisme Proses Penyelesaian Sengketa Antara Underwriter dan Emiten

BAPMI adalah organisasi yang bersifat swasta murni dan nir laba. Dalam menjalankan kegiatannya BAPMI independen, bebas dari pengaruh dan kontrol pihak lain. Sumber pendanaan untuk operasional BAPMI dipenuhi dari: a. Iuran Anggota BAPMI; b. Imbalankomisi dari jasa yang diberikan BAPMI imbalankomisi untuk pemberian Pendapat Mengikat serta penyelenggaraan Mediasi dan Arbitrase; c. Sumbangan atau bantuan dari pihak ketiga yang tidak mengikat; dan d. Pendapatan dari sumber lain yang sah. Setiap tahun Pengurus BAPMI menyampaikan laporan tahunan kepada Rapat Umum Anggota BAPMI. Laporan tahunan terdiri dari laporan mengenai jalannya organisasi beserta laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik.

B. Mekanisme Proses Penyelesaian Sengketa Antara Underwriter dan Emiten

Semua perselisihan antara para pihak dalam perjanjian penjaminan emisi efek harus diusahakan untuk diselesaikan secara musyawarah dan bilamana tidak tercapai persesuaian paham, maka perselisihan tersebut diajukan kepada Pengadilan Negeri atau diselesaikan melalui BAPMI dengan menggunakan peraturan BAPMI dan tunduk pada Undang Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa UU Arbitrase, kecuali secara tegas ditentukan lain dalam perjanjian penjaminan emisi efek. Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009 Adapun beberapa perbedaaan mendasar antara arbitrase dengan pengadilan: 160 1. persidangan pengadilan berlangsung terbuka untuk umum, sedangkan persidangan arbitrase bersifat tertutup; 2. tuntutan perkara ke arbitrase hanya bisa dilangsungkan jika para pihak yang bersengketa terikat dengan perjanjian arbitrase, sedangkan tuntutan perkara ke pengadilan bisa diajukan oleh siapapun; 3. proses beracara di pengadilan sangat formal, sangat kaku, sedangkan proses beracara di arbitrase tidak terlalu formal, tidak terlalu kaku; 4. arbiter dipilih berdasarkan keahliannya, sedangkan hakim pada umumnya adalah generalis; 5. pada beberapa sistem hukum tertentu hakim menganut preseden atau yurisprudensi, sedangkan arbiter tidak mengenal preseden; 6. putusan arbitrase adalah final dan mengikat, tidak dapat diajukan banding atau upaya hukum apapun, sedangkan putusan pengadilan bisa diajukan banding, kasasi dan bahkan peninjauan kembali. Undang undang mengamanatkan agar peradilan di Indonesia dilakukan dengan sederhana, cepat dan biaya ringan. Namun kenyataannya berperkara di pengadilan bisa memakan waktu yang sangat lama karena prosesnya sangat panjang banding, kasasi, PK dan menumpuknya perkara di tingkat banding dan kasasi. Akibatnya biaya berperkara menjadi sangat tinggi. Proses penyelesaian yang berlarut larut dan mahal menimbulkan 160 Felix O. Soebagjo, “Bentuk-Bentuk Alternatif Penyelesaian Sengketa”, http:www.bapmi.org , diakses pada tanggal 12 Juni 2009 Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009 risiko bagi masyarakat karena ada inefisiensi waktu dan biaya serta ada sebagian usahakegiatan menjadi terhalang untuk dikerjakan hingga kasusnya selesai. Di samping itu, proses beracara di pengadilan terasa sangat kompleks dan kaku. Keadaan tersebut mengakibatkan keterbatasan pengadilan memberikan layanan keadilan kepada masyarakat. Akses masyarakat kepada keadilan menjadi semakin jauh, tidak hanya dirasakan oleh masyarakat kecil tapi juga bagi hampir semua lapisan masyarakat. Dalam keadaan seperti itu masyarakat mencari alternatif selain pengadilan untuk menyelesaikan masalahnya. Alternatif Penyelesaian Sengketa APS kemudian sering kali dibahas dalam kerangka berpikir rivalitas terhadap pengadilan. Pada perkembangan terakhir, APS semakin berkembang tidak hanya karena secara konsep mempunyai kelebihan dibandingkan dengan pengadilan, tidak hanya karena secara praktek sudah terbukti menjadi solusi yang dapat diterima, dan tidak hanya karena pengadilan serta keadilan semakin susah dijangkau. Perkembangan APS ikut didorong dengan meningkatnya perhatian terhadap isu isu demokratisasi, reformasi hukum, masyarakat lemahkecil, kepentingan publik, keadilan, kepastian hukum, pertanggungjawaban publik, partisipasi masyarakat, dan tanggungjawab korporasi. 161 Mekanisme arbitrase dan mediasi dapat mengurangi resiko yang biasanya muncul dalam proses berlitigasi di pengadilan, antara lain: resiko waktu, reputasi dan biaya. Pada umumnya berperkara melalui arbitrase atau mediasi lebih cepat selesai daripada pengadilan, dan tahapan untuk mencapai keputusan akhir dan mengikat para pihak dapat 161 Bacelius Ruru, “Penyelesaian Sengketa di Pasar Modal Melalui Mekanisme Penyelesaian di Luar Pengadilan”, http:www.bapmi.org , diakses pada tanggal 12 Juni 2009 Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009 diukur dan diprediksi sehingga segala akibatnya terhadap kegiatan ekonomi bisa diantisipasi. Berlainan dengan pesidangan pengadilan yang bersifat terbuka bagi publik, proses arbitrase dan mediasi sangat menjaga kerahasiaan karena bagi pelaku bisnis reputasi merupakan faktor yang harus dijaga untuk meningkat kredibilitas dan kepercayaan, jangan sampai persengketaan komersial menjadi sorotan publik apalagi bila dimanfaatkan oleh pihak lain untuk pemberitaan negatif. Faktor biaya dalam arbitrase dan mediasi dapat diukur jauh jauh hari karena jenis dan jumlah biaya yang akan dikeluarkan transparan, sedangkan pada proses di pengadilan ada banyak faktor yang tak terduga yang dapat membangkrutkan pihak yang berperkara. 162 Ada beberapa keuntungan menyelesaikan perkara melalui Alternatif Dispute Resolution ADR dibandingkan dengan melalui pengadilan: 163 Sebagai suatu mekanisme yang bersifat alternatif, ADR berkembang karena adanya kebutuhan pencari keadilan yang tidak sepenuhnya didapatkan dari mekanisme pengadilan. Kebutuhan itu misalnya pencari keadilan membutuhkan: a. proses pengambilan keputusan yang cepat; b. keputusan yang final dan mengikat; c. keputusan diambil oleh orang yang ahli di bidangnya; d. kerahasiaan dalam proses penyelesaian; dan 162 Indra Safitri, “Alternatif Penyelesaian Sengketa, Kepastian dan Perlindungan Hukum” http:www.bapmi.org , diakses pada tanggal 12 Juni 2009 163 Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia, http:www.bapmi.org , diakses pada tanggal 12 Juni 2009 Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009 e. mekanisme penyelesaian yang spesifik, unik, sesuai dengan spesifikasi dan keunikan dari sengketanya. Itulah beberapa keuntungan yang diperoleh dari ADR yang tidak didapatkan dari pengadilan. Berdasarkan Pasal 24 angka 2 Perjanjian Penjaminan Emisi Efek PT.X Tbk. No.6, dinyatakan bahwa para pihak setuju bahwa pelaksanaan arbtirase akan dilakukan dengan cara sebagai berikut : a. Proses arbitrase diselenggarakan di Jakarta, Indonesia dan dalam bahasa Indonesia; b. Selambat-lambatnya dalam waktu 30 tiga puluh hari kalender sejak berakhirnya masa tenggang, masing-masing pihak yang berselisih harus menunjuk seorang arbiter; c. Kedua arbiter yang dipilih oleh masing masing pihak dalam waktu paling lambat 30 tiga puluh hari kalender tersebut, wajib menunjuk dan memilih arbiter ketiga yang akan bertindak sebagai ketua majelis arbiter; d. Apabila tidak tercapai kesepakatan dalam menunjuk arbiter ketiga tersebut, maka pemilihan dan penunjukan arbitermajelis arbitrase akan diserahkan kepada Ketua BAPMI sesuai dengan peraturan BAPMI; e. Para pihak dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Efek ini wajib membantu majelis arbitrase untuk memperoleh segala keterangan yang diperlukan untuk menyelesaikan perselisihan secara sebagaimana mestinya; f. Majelis arbitrase akan memeriksa perkara dan sengketa berdasarkan ketentuan dan penafsiran menurut hukum negara Republik Indonesia serta maksud dan tujuan Perjanjian Penjaminan Emisi Efek. Sesuai dengan ketentuan Pasal 60 UU Arbitrase, keputusan majelis arbitrase bersifat final dan mengikat pihak yang berselisih secara mutlak serta akan dilaksanakan dieksekusi di Jakarta atau tempat kedudukan pihak tergugat. Para pihak dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Efek setuju dan berjanji untuk tidak menggugat keputusan majelis arbitrase itu, ataupun menuntut pembatalan keputusan majelis arbitrase di pengadilan manapun juga; g. Untuk melaksanakan keputusan BAPMI, para pihak sepakat untuk memilih domisili tempat kedudukan hukum yang tetap dan tidak berubah di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat di Jakarta; h. Semua hak dan kewajiban para pihak berdasarkan Perjanjian Penjaminan Emisi Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009 Efek ini akan terus berlaku setama berlangsungnya proses arbitrase tersebut. Perjanjian arbitrase adalah kesepakatan tertulis para pihak yang menyatakan bahwa setiap sengketa yang tidak dapat diselesaikan secara damai akan diselesaikan melalui Arbitrase. Perjanjian Arbitrase dapat berupa klausula di dalam perjanjian atau berupa perjanjian tersendiri. Apabila perjanjian terlanjur mencantumkan pengadilan atau lembaga Arbitrase lain, maka harus terlebih dahulu diubah amendment jika ingin diselesaikan melalui BAPMI. Persyaratan adanya kesepakatan para pihak juga disyaratkan untuk penyelesaian sengketa melalui mediasi dan pendapat mengikat. Tanpa kesepakatan dimaksud, sengketa tidak dapat diselesaikan melalui BAPMI. Selain diatur undang undang, jurisdiksi BAPMI juga dibatasi oleh Anggaran Dasar BAPMI sendiri yang menyebutkan, bahwa BAPMI hanya menyelesaikan sengketa perdata di bidang pasar modal, di luar itu BAPMI tidak berwenang. 164 Undang undang Nomor 30 Tahun 1999 mewajibkan putusan arbitrase didaftarkan kepada Panitera Pengadilan Negeri setempat. Sejak didaftarkan itu putusan arbitrase mengikat dan bisa dilaksanakan, begitu pula sebaliknya jika tidak didaftarkan maka putusan arbitrase tidak mengikat dan tidak bisa dilaksanakan. BAPMI tidak mempunyai tangan untuk memaksakan pelaksanaan suatu putusan arbitrase, pihak yang mempunyai kekuasaan untuk melakukan hal tersebut adalah pengadilan. Oleh karena itu Undang undang mengatur apabila ada pihak yang tidak bersedia melaksanakan putusan arbitrase yang sudah didaftarkan, maka pihak yang 164 Mas Abdurachim Husein, “Prosedur Penyelesaian Sengketa di BAPMI”, http:www.bapmi.org , diakses tanggal 18 Mei 2009. Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009 berkepentingan dapat mengajukan permohonan eksekusi kepada Ketua Pengadilan Negeri setempat. Ketua Pengadilan Negeri membubuhkan perintah eksekusi pada lembar putusan arbitrase tanpa memeriksa kembali pokok perkara serta pertimbangan dalam putusan arbitrase, ia hanya memeriksa kewenangan arbitrase untuk memeriksa dan memutuskan perkara yang bersangkutan. Mega Kartika : Peran Dan Tanggung Jawab Underwriter Dalam Perjanjian Full Commitment Di Pasar Perdana, 2009 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan