Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran Studi Pada PT. BANK SUMUT, 2009.
USU Repository © 2009
atas pelaksanaan program rekapitalisasi, secara jelas Pemerintah menyatakan tidak ikut serta dalam pengelolaan kegiatan usaha PT.Bank Sumut dan tidak menggunakan
hak suaranya dalam pemilihan anggota Direksi dan Dewan Komisaris. Jadi Pemerintah melepaskan haknya sebagai pemegang saham mayoritas.
146
2. Pengalihan Asset ke
AMU-BPPN
Berdasarkan Perjanjian Rekapitalisasi antara Pemerintah Republik Indonesia, Bank Indonesia dan Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara diatur bahwa BPD
wajib mengalihkan kreditasset secara hukum dalam waktu selambat-lambatnya 3 tiga hari kerja sejak penandatanganan ini kepada Asset Management Unit AMU di
Badan Penyehatan Perbankan Nasional BPPN dengan harga nihil, yaitu : a. Kredit yang tergolong macet;
b. Kredit yang semula tergolong macet namun telah direstrukturisasi; c. Asset yang sudah dihapusbukukan yang menjadi milik PT. Bank Sumut akibat
dari penyelesaian kredit, mengikuti dengan hasil due diligence dan segala tambahannya subsequent events yang terjadi setelah tanggal due diligence.
Memenuhi Perjanjian Rekapitalisasi di atas, PT. Bank Sumut telah melakukan pengalihan kredit macet posisi 31 Desember 1998 sebesar
Rp.321.111.463.624,- tiga ratus dua puluh satu miliar seratus sebelas juta empat
146
Perjanjian Rekapitalisasi Antara Pemerintah Republik Indonesia, Bank Indonesia dan Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara tanggal 7 Mei 1999 Pasal 20.
Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran Studi Pada PT. BANK SUMUT, 2009.
USU Repository © 2009
ratus enam puluh tiga ribu enam ratus dua puluh empat rupiah kepada AMU-BPPN pada tanggal 7 Mei 1999.
147
a. Pengawasan Selanjutnya pada waktu yang bersamaan dilakukan Perjanjian Pengelolaan
Aktiva Sementara antara PT. Bank Sumut dengan BPPN dalam rangka penunjukan PT. Bank Sumut sebagai Pengelola Aktiva Sementara yang bertindak untuk dan atas
nama BPPN. Jangka waktu pengelolaan berlaku untuk masa 6 enam bulan sejak tanggal perjanjian, dengan ketentuan masa perjanjian secara otomatis diperpanjang
untuk periode 6 enam bulan berikutnya apabila dalam 30 tiga puluh hari kalender sebelum akhir masa perjanjian BPPN tidak memberitahukan secara tertulis.
Tujuan umum dari pengelolaan aktiva yang dilakukan bank adalah untuk membantu BPPN guna mempertahankan dan meningkatkan kualitas dari aktiva
tersebut. Ruang lingkup pengelolaan assetaktiva oleh PT. Bank Sumut terdiri dari :
1. Melakukan identifikasi terhadap seluruh debitur, mencakup: keberadaan debitur secara hukum; kondisi jaminan yang diberikan
debitur; hal penting lainnya yang wajib diketahui secara umum dan wajar oleh bank selaku pengelola.
2. Melakukan komunikasi dengan debitur tentang perkembangan usahanya.
147
Perjanjian BPD Sumatera Utara dan Badan Penyehatan Perbankan Nasional mengenai Perjanjian Pengalihan Atas Piutang tanggal 7 Mei 1999.
Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran Studi Pada PT. BANK SUMUT, 2009.
USU Repository © 2009
3. Melaksanakan segala upaya sesuai hukum yang berlaku untuk memperoleh pengembalian hutang debitur.
4. Melaksanakan rencana penyelesaian hutang debitur yang telah disetujui oleh BPPN.
b. Pengurusan 1. Memberitahukan tugas pengurusan yang dilakukan Bank kepada
debitur. 2. Mengirimkan secara periodik tagihan kepada debitur.
3. Menerima pembayaran dari debitur. 4. Melakukan pemutakhiran data piutang.
5. Melakukan pembayaran pajak, biaya, tagihan telah jatuh tempo yang atas beban BPPN sesuai petunjuk teknis.
6. Melaporkan jumlah penerimaan yang berasal dari pembayaran debitur. 7. Memonitor dan melaporkan posisi hutang debitur kepada BPPN.
c. Penitipan 1. Menjaga keamanan, keutuhan dan kondisi dari dokumen, surat-surat
dan catatan berkaitan dengan piutang. 2. Menyediakan tempat yang terpisah dari dokumen dan barang-barang
lain milik bank. 3. Menyediakan tempat penitipan yang aman dan dalam kondisi baik.
Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran Studi Pada PT. BANK SUMUT, 2009.
USU Repository © 2009
4. Menutup asuransi yang cukup atas risiko kerugian yang mungkin timbul.
5. Menyimpan asli dokumen perkreditan di dalam khazanah. 6. Penitipan harus dilakukan sehingga memungkinkan untuk BPPN
melakukan pengecekan dan verifikasi dengan mudah dan cepat.
148
Hasil penagihan kredit dan penjualan asset setelah dikurangi biaya-biaya yang dikeluarkan PT. Bank Sumut menjadi hak Pemegang Saham Pengendali dalam hal ini
Pemerintah Propinsi Sumatera Utara. Hasil penagihan kredit di atas wajib digunakan untuk membeli saham milik Pemerintah Pusat dengan harga sebesar harga pembelian
oleh Pemerintah untuk saham yang ditawarkan ditambah premi yang ditetapkan oleh Pemerintah.
149
Penyerahan tersebut menyertakan kredit PT. Victor Jaya Raya PT.VJR, sementara di dalam perhitungan tambahan Modal Rekapitalisasi tidak turut
Selanjutnya pada tanggal 14 Januari 2000 PT. Bank Sumut memperbaiki kembali daftar penyerahan asset kepada AMU-BPPN posisi 31 Maret 1999 menjadi
sebesar Rp. 486.882 juta empat ratus delapan puluh enam miliar delapan ratus delapan puluh dua juta rupiah, dengan perincian kredit tergolong macet Rp.431.701
juta,eks kredit macet telah dihapusbuku Rp. 41.636 juta, dan rupa-rupa Aktiva berupa agunan diambil alih Rp. 13.545 juta.
148
Perjanjian BPD Sumatera Utara dan Badan Penyehatan Perbankan Nasional mengenai Perjanjian Pengelolaan Aktiva Sementara, Jakarta tanggal 7 Mei 1999.
149
Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia No.53KMK.0171999 dan 3112KEPGBI tentang Pelaksanaan Program Rekapitalisasi Bank Umum.
Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran Studi Pada PT. BANK SUMUT, 2009.
USU Repository © 2009
diperhitungkan. Oleh karena tambahan dana rekapitalisasi tidak mungkin diajukan lagi, maka PT.Bank Sumut mengusulkan untuk menyesuaikan asset yang diserahkan
dengan menarik kembali kredit PT. VJR.
150
b. Hapus Buku Atas Asset Yang Diserahkan ke
AMU-BPPN
Berlandaskan dengan hasil pertemuan antara Bank Indonesia, Departemen Keuangan Republik Indonesia, BPPN dan PT. Bank Sumut pada tanggal 29 Januari
2003 di Jakarta, maka pada tanggal 25 Februari 2003 PT. Bank Sumut memperbaiki kembali daftar penyerahan asset kepada AMU-BPPN menjadi sebesar Rp. 247.219
juta dua ratus empat puluh tujuh miliar dua ratus sembilan belas juta rupiah yang terdiri dari : kredit macet Rp. 192.038 juta, kredit macet yang telah dihapusbuku Rp.
41.636 juta, dan barang jaminan yang diambil alih Rp. 13.545 juta Koreksi terbesar adalah dengan mengeluarkan PT. Victor Jaya Raya PT.
VJR dan selanjutnya dipindahbukukan dari perkiraan Pinjaman Yang Diberikan ke perkiraan Rupa Rupa Aktiva-Agunan Yang Diambil Alih RRA-AYDA karena
sebelumnya telah diambil alih bank secara legal dengan membeli seluruh sahamnya agar tidak terlalu membebani NPLs.
Sesuai dengan ketentuan hapus buku atas asset yang telah diserahkan ke AMU-BPPN dilakukan bersamaan dengan pengalihan asset tersebut. Namun karena
tambahan modal ternyata kurang sebesar Rp. 320.215 juta maka hapus buku tidak
150
Wawancara dengan Staf Ahli Direksi PT.Bank Sumut pada tanggal 20 April 2009.
Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran Studi Pada PT. BANK SUMUT, 2009.
USU Repository © 2009
dilakukan sekaligus. Apabila dilakukan sekaligus maka CAR akan minus kembali sebesar - 28,09.
151
c. Rekening
Escrow
Akhirnya hapus buku dilakukan secara bertahap pada tahun-tahun berikutnya data lampiran-7 sesuai dengan kemampuan keuangan untuk memenuhi ketentuan
NPLs maksimum 5 yaitu pada tahun 2000sebesar Rp.18.927juta, tahun 2001 sebesar Rp. 109.598 juta, dan terakhir tahun 2002 sebesar Rp.77.645 juta.
Pada saat Program Rekapitalisasi dilaksanakan, PT. Bank Sumut tidak mampu untuk melaksanakan hapus buku terhadap kredit macet yang seharusnya telah
bersaldo nihil pada saat yang bersamaan dengan penyerahan kepada AMU-BPPN. Oleh karenanya penerimaan setoran dari debitur macet yang telah diserahkan kepada
AMU-BPPN tetap dibukukan pada masing-masing rekening debitur yang bersangkutan. Pembukuan ke rekening Escrow AMU-BPPN baru dilakukan setelah
kredit-kredit yang dimaksud dihapusbukukan. Pembentukan rekening escrow AMU-BPPN dari hasil penagihan kredit macet
yang telah diserahkan kepada AMU-BPPN pada dasarnya membebani laba tahun berjalan, karena harus melakukan write off kredit yang bersangkutan.
Hasil pengelolaanpenagihan asset PT. Bank Sumut yang telah diserahkan kepada AMU-BPPN sejak tanggal 1 April 1999 sampai dengan 31 Desember 2002
sebesar Rp.87.764 juta delapan puluh tujuh miliar tujuh ratus enam puluh empat juta
151
Hal ini disebabkan pada saat perhitungan dana kebutuhan rekapitalisasi posisi 31 Maret 2009 tidak memperhitungkan Pembentukan Penyisihan Aktiva Produktif PPAP kredit kepada PT.VJR.
Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran Studi Pada PT. BANK SUMUT, 2009.
USU Repository © 2009
rupiah yang terdiri dari :kredit macet Rp. 63.604 juta, kredit macet yang telah dihapusbuku Rp. 14.136 juta, dan hasil penjualan jaminan yang diambil alih Rp.
10.024 juta. Hasil pengelolaanpenagihan asset tersebut baru dilimpahkan ke rekening AMU-BPPN rekening escrow pada PT. Bank Sumut tahun 2003.
d. Penyelesaian Kredit Bermasalah
Persoalan terbesar yang membuat kinerja keuangan PT. Bank Sumut terpuruk dengan rugi yang sangat besar adalah karena beban kredit macet, oleh karenanya
perbaikan segera secara signifikan atas kinerja keuangan hanya dapat dilakukan dengan menyelesaikan kredit bermasalah sekaligus melakukan ekspansi kredit.
Penyelesaian kredit bermasalah dilakukan secara terfokus dengan terlebih dahulu mengidentifikasi setiap kredit bermasalah. Dari hasil identifikasi yang
dilakukan PT. Bank Sumut, maka penyelesaiannya tidak dapat dilakukan melalui restrukturisasi kredit karena tidak memenuhi persyaratan. Dengan demikian
penyelesaian kredit bermasalah hanya dapat dilakukan dengan penyetoran yang justru berdampak ganda. Disatu sisi langsung mengurangi NPLs, dan disisi lain tagihan
bunga akan menambah pendapatan bank serta setiap penerimaan setoran disalurkan kembali ke kredit baru untuk sektor produktif yang mendatangkan hasil kepada bank.
Untuk efektifitasnya penyelesaian maka seluruh berkas debitur-debitur macet yang tergolong besar ditarik ke Kantor Pusat untuk ditangani tim khusus Classified
Loan Committee CLC yang berada langsung di bawah pengawasan Direksi. Pejabat- pejabat yang terkait dengan pemberian kredit macet dimaksud juga ditarik ke Kantor
Didi Duharsa : Analisis Hukum Peranan Reorganisasi Perusahaan Dalam Menghindari Pembubaran Studi Pada PT. BANK SUMUT, 2009.
USU Repository © 2009
Pusat dan dimasukkan sebagai anggota tim khusus sebagai bentuk pertanggung jawaban dan dengan pertimbangan mereka lebih mengetahui kondisi kredit dan
debiturnya. Penyelesaian dilakukan dengan berbagai pendekatan :
1. Kepada debitur pemilik barang jaminan PBJ keluarganya Pendekatan ini dilakukan dengan mencari potensi debitur PBJ atau
keluarganya untuk menyetor atau menebus agunan. 2. Barang Jaminan
Penjualan sendiri oleh debitur PBJ atau di take over, atau pelelangan melalui Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang KPKNL.
Masing-masing Tim diberikan target saetiap bulan dan tahun serta diwajibkan membuat program kerja yang dievaluasi setiap minggu pada awal hari kerja.Hasil
penagihan CLC menunjukkan kinerja yang baik dan terus diupayakan bekerja maksimal untuk menarik dan menyelesaikan kredit yang wanprestasi dalam
memenuhi kewajibannya. Sebagaimana layaknya reorganisasi perusahaan, selain dilakukan reorganisasi
finansial yaitu dengan melakukan restrukurisasi dibidang keuangan, dibutuhkan juga reorganisasi struktural dan yuridis yaitu dengan melakukan restrukturisasi
kepegurusan, kegiatan usaha, organisasi, image citra dan pelayanan.
1. Restrukturisasi Kepengurusan