Pesan Kritik Sosial Landasan Teori

18 b. Contoh dalam novel ُﻡ َﻼْﺣَﺍ ِءﺎَﺴﱢﻨﻟﺍ ِﻢﻳِﺮَﺤْﻟﺍ a ḥlāmu an-nisāˋi al-ḥarīmi Bab 3 halaman 38: Pesan religius yang diangkat Fatima Mernissi adalah orang-orang muslim yang menyuarakan doa pada saat bencana melanda. Seperti penggalan novel berikut: ﻱﺬﻟﺍ ﻉﺰﺠﻟﺍ ءﺎﻋﺩ ﻥﻮﻠﺘﻳ ﺮﺸﺒﻟﺍ ﻑﻻﺁ ﻉﺮﺷﻭ ،ﺓﻼﺼﻟﺍ ﺔﻣﺎﻗﻹ ﺔﻜﻣ ﺏﻮﺻ ﺱﺎﻨﻟﺍ ﻪﺠﺗﺎﻓ ﻒﻴﻄﻟ ﺎﻳ :ﺔﺛﺮﻜﻟﺍ ﻉﻮﻗﻮﻟ ًﺎﺒﺸﺤﺗ ،ﺕﺎﻋﺎﺳ ﻯﺪﻣ ﻰﻠﻋ ﺭّﺮﻜﺗ ،ﻂﻘﻓ ٍﺓﺪﺣﺍﻭ ﺔﻤﻠﻛ ﻦﻣ ﻥّﻮﻜﺘﻳ .. ... ﻒﻴﻄﻟ ﺎﻳ..ﻒﻴﻄﻟ ﺎﻳ Fātijahu al-nāsu ṣaubu makkatin li׳iqāmati al-ṣalati, wa syar’u al-āfi al- basyari yatlūna du’aˋ in aljuz’i allażi yatakawwanu min kalimatin wāḥidatin faqa ṭ, tukarriru ‘alā madā sā’āti, taḥassabān liwuqū’i alkarśati: Yā latīf Yā latīf Yā latīf “Orang-orang berjalan menuju Mekkah untuk mendirikan shalat. Ribuan orang menyuarakan doa ratapan kesedihan dengan mengucapkan satu kata secara berulang-ulang selama berjam-jam saat bencana melanda: Ya Latif, Ya Latif, Ya Latif Wahai yang Maha Lembut”. Dari penggalan novel diatas, pesan tersirat adalah bahwa setiap saat kita harus dekat kepadaNya, meminta, berkeluh kesah hanya padaNya. Ketika ditimpa bencana, sebaiknya hanya mengingat dan memujiNya karena hanya Dialah yang dapat melindungi hambaNya. Tujuan yang ingin disampaikan adalah agar manusia lebih banyak bersyukur dalam memaknai hidup yang diberikan oleh Tuhan yang Maha Esa.

3. Pesan Kritik Sosial

Pesan kritik sosial akan ada pada novel jika seorang pengarang menjadi korban kekurang beresan lingkungan atau paling minimal pengarang mengamati ketidak beresan suatu lingkungan Nurgiyantoro,2013:456. Menurut Suyitno 2009: 1 kata kritik berasal dari bahasa Yunani Kuno krites untuk menyebut hakim. Kata benda krites itu berasal dari kata kerja krinein Universitas Sumatera Utara 19 yang berarti menghakimi. Kata krinein merupakan pangkal dari kata benda kriterion yang berarti dasar penghakiman. Kemudian timbul kata kritikos yang diartikan sebagai hakim karya sastra. Kritik sastra merupakan bidang studi sastra untuk “menghakimi” karya sastra, untuk memberi penilaian atau keputusan mengenai bermutu atau tidaknya suatu karya sastra Pradopo, 2002: 32 http:khaerulsobar.wordpress.compengetahuan-umumkritik-sosial- terhadap-karya-sastra. Kritik sosial merupakan alat atau mediasi antar golongan dalam masyarakat. Sebagaimana diungkapkan oleh Ratna 2008: 243, bahwa karya seni, khususnya sastra merupakan alat atau media untuk menyatukan individu, kelompok, suku, dan bahkan antar bangsa. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa kritik sosial dalam karya sastra merupakan upaya yang dilakukan seorang pengarang, dengan cara memberikan suatu tanggapan terhadap persoalan-persoalan yang ia lihat pada masyarakat. Kritik sosial meliputi beberapa aspek: a. Kritik Sosial terhadap PemerintahRajaRatu Pemerintah dalam hal ini memegang peranan penting karena dalam suatu negara pemerintah yang menetapkan, menyatakan dan menjalankan kemauan individu-individu yang tergabung dalam organisasi politik. Triwamwoto 2004: 4 mengemukakan pemerintah adalah alat untuk bertindak demi kepentingan rakyat, untuk mencapai tujuan suatu negara antara lain kesejahteraan, pertahanan, keamanan, tata tertib, keadilan, kesehatan. Kritik dari masyarakat berfungsi sebagai kontrol terhadap pemerintah untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Ketika pemerintah mampu menjalankan tugas Universitas Sumatera Utara 20 sesuai dengan fungsinya maka kehidupan dalam negara ini akan berjalan kondusif. Oleh karena itu pemerintah harus memperbaiki sistem-sistem yang belum sepenuhnya berpihak kepada rakyat. Sebagai bahan perbandingan peneliti menggambarkan kritik sosial pada novel “Maut dan Cinta” yang berkaitan dengan kritik sosial pemerintah. Contoh dalam novel lainnya “Maut dan Cinta” dalam Nurgiyantoro,2013:458. Kritik sosial dalam novel tersebut adalah terhadap penyelewengan-penyelewengan yang dilakukan pemimpin negara waktu itu yang terdapat dalam penggalan novel berikut: “”Menyeleweng” tukas Sadeli agak terkejut, “Oh, mana mungkin. Bangsa kita pada revolusi ini amat berbahagia punya pemimpin-pemimpin yang amat mengabdi pada kemerdekaan, pada demokrasi, pada keadilan, pada kebenaran, pada Tuhan” Maut dan Cinta,1977. Kritik sosial terhadap penggalan novel tersebut adalah semua tentara pejuang bahu-membahu dengan rakyat mempertahankan kemerdekaan dengan penuh pengorbanan dan tanpa pamrih, tampaknya tidak demikian keadaannya. Ada sejumlah tentara pejuang---mudah-mudahan tidak banyak---yang justru berlagak sebagai raja kecil di hadapan rakyat yang bodoh dan lugu. Contoh dalam novel ُﻡ َﻼْﺣَﺍ ِءﺎَﺴﱢﻨﻟﺍ ِﻢﻳِﺮَﺤْﻟﺍ a ḥlāmu an-nisāˋi al-ḥarīmi Bab 11 halaman 118: ﺎﻤﻛ ﺍﻮﻠﺼﺗ ﻥﺃ ﺎﻣﺇ :ﻢﻬﻟ ﺖﻟﺎﻗ ﻭ ءﺍﺮﻜﻧ ﺔﻤﻳﺰﻫ ﻢﻬﺑ ﺖﻘﺤﻟﺍ ﺪﻘﻟ ،ﺔّﻴﻜﻴﻟﻮﺛﺎﻜﻟﺍ ﻞﻴﺑﺰﻳﺇ ﻰﻋﺪﺗﻭ . ﺮﺤﺒﻟﺍ ﻲﻓ ﻢﻜﻴﻣﺮﻧ ﻭﺃ ﻲﻠﺼﻧ wa tad’ā īzābīl alkāśulīkiyyatu, laqad alḥaqtu bihim hazīmatun nukrā’i wa qālat la ḥum: immā an taṣallū kamā naṣlī aw naramīkum fī al -baḥri “Ratu Isabella Katolik, tidak pernah memberi mereka hak untuk memilih dan berkata: engkau sembahyang seperti yang kami lakukan atau kami akan membuang kalian ke laut”. Universitas Sumatera Utara 21 Pesan kritik sosial yang diangkat disini adalah seorang Ratu yang bertindak sesuka hatinya. Kepemimpinan yang dimiliknya disalah gunakan sesuai keiinginannya tanpa memikirkan rakyatnya. Tujuan yang ingin disampaikan adalah agar setiap RajaRatu memiliki rasa empati terhadap rakyatnya dan lebih memikirkan rakyatnya. b. Kritik terhadap Kekuasaan Soekarso 2015: 28 mengatakan bahwa kekuasaan merupakan kapasitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain kearah pencapaian tujuan. Kekuasaan adalah otoritas atau kekuatan untuk mempengaruhi perilaku individu atau kelompok dan sumber daya untuk mencapai tujuan. Ketika kekuasaan hanya mementingkan kepentingan pribadi tanpa memperdulikan kepentingan rakyat maka rakyat kecil akan semakin dikesampingkan. Hukum di Indonesia masih mengistimewakan seseorang yang mempunyai kekuasaan. Dalam hal ini kekuasaan bukan hanya dimiliki oleh para pejabat pemerintah. Namun, kekuasaan juga dimiliki oleh seseorang yang mempunyai taraf ekonomi tinggi. Banyak kasus hukum yang tidak tuntas dan tidak diketahui penyelesaiannya. Hal tersebut dikarenakan hukum yang masih ternilai dengan angka. Contoh dalam novel ُﻡ َﻼْﺣَﺍ ِءﺎَﺴﱢﻨﻟﺍ ِﻢﻳِﺮَﺤْﻟﺍ a ḥlāmu an-nisāˋi al-ḥarīmi Bab 8 halaman 87: ﻦﻣ ﺖِﻔﻄُﺘﺧﺍ ﻲﻬﻓ ؛ٍﺓﺮﻫﺎﻣ ٍﺔﺣﺎّﺒﺴﻛ ﺮﻬﻈﺗ ﻲﺘﻟﺍ ﺔﻛﻭﺮﺒﻣ ﻊﻗﻮﻤﺘﺗ ﺔﻠﺴﻠﺴﻟﺍ ﻩﺬﻫ ﺔﻳﺎﻬﻧ ﻲﻓ ﻭ ﺔﻣﻮﻜﺤﻟﺍ ﺏﺎﻴﻏ ﻭ ﺔﻴﻟﺎﻫﻷﺍ ﺏﺮﺤﻟﺍﻭ ﻰﺿﻮﻓ ﺎﺒﻴﺴﻟﺍ ﺓﺮﺘﻓ ﻝﻼﺧ ﺮﻳﺩﺎﻏﺃ ﺏﺮﻗ ٍﺔّﻴﻠﺣﺎﺳ ٍﺔﻳﺮﻗ ﺔﺣﺎﺒﺴﻟﺎﺑ ﺎﻬﺘﻟﻮﻔﻁ ﺖﻀﻣﺃ ﺪﻘﻓ ﻚﻟﺬﻟ ﺍًﺮﻈﻧﻭ ؛ﻲﺴﻧﺮﻔﻟﺍ ﻝﻼﺘﺣﻻﺍ ﺪﻴﻌﺑ ﺩﻼﺒﻟﺍ ﺔّﻤﻋ ﻲﺘﻟﺍ ﺔّﻳﺰﻛﺮﻤﻟﺍ . ﺔﻳﺮﺨﺼﻟﺍ ﻞﺣﺎﺴﻟﺍ ﻑﻭﺮﺟ ﻦﻣ ًﺍءﺪﺑ ﻂﻴﺤﻤﻟﺍ ﻩﺎﻴﻤﻟﺍ ﻲﻓ ﺲﻄﻐﻟﺍﻭ Universitas Sumatera Utara 22 wa fī nihāyati ḥażihi al-silsilatu tatamauqi’u mabrūkatu allatī taẓaru kasabbāḥatin māhiratin; fahiya ukhtuṭafit min qaryatin sāḥiliyyatin qaribun aghādīr khilalu fitratin sībā fauḍa wa al ḥarbu wa al-ahāliyah ghiyabu alḥukumati almarkaziyyatin allati ‘ammatu albilaladu ba’īda al-ihtilalu alfaransī;wa nadhrān lizalika faqad umudhat thufūlatuhā bil sibāḥati wal gaṭasī fī miyāhil maḥīthi bada’an min jurūfil as-sāḥili shakhuriyati “Akhirnya, Mabrouka, sang bintang renang, tampil di pentas. Mabrouka diculik dari sebuah desa dekat kota Pantai AgadirAl-Saba kekacauan dan perang saudara, tidak adanya pemerintah pusat setelah Prancis mengambil alih kekuasaan, dia menghabiskan masa kanak-kanaknya dengan berenang dan menyelam di laut”. Pesan kritik terhadap kekuasaan yang disampaikan Mernissi adalah bahwa kekuasaan itu tidak berhak merenggut dan mengatur jalan hidup setiap manusia dengan cara menculik seseorang. Manusia yang tidak memiliki kekuasaan sebenarnya juga memiliki berhak mengatur dimana ia akan tinggal. Tujuan yang ingin disampaikan adalah agar kekuasaan yang dimiliki tidak disalah gunakan oleh orang-orang yang memiliki kekuasaan dengan merenggut jalan hidup manusia lainnya. c. Kritik terhadap HAM hak asasi manusia Simanjuntak 2006: 46 mengatakan bahwa HAM hak asasi manusia adalah hak- hak dasar yang dimiliki oleh setiap manusia, yang melekat sejak lahir sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa. Jadi, hak asasi manusia tidak bersumber dari negara atau hukum, tetapi dari Tuhan sebagai pencipta alam semesta, sehingga hak asasi manusia harus dipenuhi dan tidak dapat diabaikan. Oleh karena itu, hak asasi manusia harus dihormati dan dijunjung tinggi oleh peyelenggara negara beserta warga negaranya tanpa terkecuali. Contoh dalam novel ُﻡ َﻼْﺣَﺍ ِءﺎَﺴﱢﻨﻟﺍ ِﻢﻳِﺮَﺤْﻟﺍ a ḥlāmu an-nisāˋi al-ḥarīmi Bab 5 halaman 58. Pesan kritik sosial yang coba diangkat Fatima Mernissi dibalik penulisan ini adalah mengenai hak asasi manusia, hak perempuan untuk memilih hidupnya yang selalu terkungkung dalam harem seperti penggalan novel berikut: Universitas Sumatera Utara 23 . ﺓﻮﺴﻨﻟﺍ ﻦﺠﺴﻟ ٍﻝﺎﻔﻗﺃ ﻭ ٍﺏﺍﻮﺑﺄﺑ ﺓﺩّﻭﺰﻣ ﻝﺯﺎﻨﻣ :ﻝﺯﺎﻨﻤﻟﺍ ءﺎﻨﺑ ﺓﺮﻜﻓ ﺕءﺎﺟ ﺎﻨﻫ hunā jāˋat fikra tun binaˋi al-munazili: munāzilu muzawwadatun biabwābīn wa aqfālin lisijni al-niswati “Dari sinilah kemudian muncul gagasan untuk membangun rumah semacam harem. Rumah dengan gerbang terkunci untuk menampung perempuan”. Dari penggalan tersebut menampilkan sosok perempuan-perempuan yang tinggal dalam kungkungan. Hak-hak perempuan diabaikan dan direbut sesuka hati. Tujuan yang disampaikan adalah agar setiap genre tidak dibedakan, laki- laki maupun perempuan berhak menikmati indahnya dunia. Universitas Sumatera Utara 24

BAB III PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

PESAN MORAL DALAM NOVEL MENEBUS IMPIAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Pesan Moral Dalam Novel Menebus Impian Karya Abidah El Khalieqy: Tinjauan Sosiologi Sastra.

0 14 21

CITRA TOKOH PEREMPUAN DALAM NOVEL PADA SEBUAH KAPAL KARYA NH. DINI (Kajian Sastra Feminis).

16 31 18

PERUBAHAN SOSIAL DALAM NOVEL NEGERI PEREMPUAN KARYA WISRAN HADI (TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA).

0 1 12

Tindak kekerasan dalam novel Perempuan Kembang Jepun karya Lan Fang ( analisis sosiologi sastra).

1 10 78

Novel-novel Karya Pengarang Perempuan Indonesia Tahun 2000-an (Kajian Sosiologi Sastra, Perspektif Gender, dan Nilai Pendidikan).

0 0 1

PEREMPUAN JAWA DALAM NOVEL BUMI MANUSIA KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER (KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN).

0 0 15

Cover Analisis Novel اَحْلَامُ النِّسَاءِ الْحَرِيمِ Ahlamu AnNisa΄I AlHarīmi ‘Impian PerempuanPerempuan Harem’ Karya Fatima Mernissi (Kajian Sosiologi Sastra)

0 1 9

Chapter I Analisis Novel اَحْلَامُ النِّسَاءِ الْحَرِيمِ Ahlamu AnNisa΄I AlHarīmi ‘Impian PerempuanPerempuan Harem’ Karya Fatima Mernissi (Kajian Sosiologi Sastra)

0 0 8

Chapter II Analisis Novel اَحْلَامُ النِّسَاءِ الْحَرِيمِ Ahlamu AnNisa΄I AlHarīmi ‘Impian PerempuanPerempuan Harem’ Karya Fatima Mernissi (Kajian Sosiologi Sastra)

0 2 15

CITRA PEREMPUAN DALAM NOVEL NYAI GOWOK KARYA BUDI SARDJONO: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA Repository - UNAIR REPOSITORY

0 1 16