16
yang bersenjata itu menjadi kalap dan tidak terkontrol. Mereka menembaki orang-orang yang sedang berdoa ya latif hingga tak terbatas. Orang-orang ketakutan dan kehilangan
amarah, mereka menembaki kerumunan jama’ah. Dalam beberapa detik saja, mayat- mayat bergelimpangan saling bertindihan di dalam mesjid, sedangkan pembacaan
tilawah terus menerus di dalam mesjid”.
Moral adalah ajaran baik buruk yang diterima mengenai perbuatan, maka pesan moral tersirat yang ingin disampaikan adalah membunuh atau menembaki manusia yang
tidak berdosa adalah perbuatan buruk yang mengakibatkan kematian. Tujuan pesan moral tersebut adalah agar pasukan Prancis dapat mengendalikan diri pada saat tidak
terkontrol yang dapat menyebabkan hal-hal diluar kendali.
2. Pesan Religius
Religius melihat aspek yang di lubuk hati, riak getaran nurani pribadi, totalitas kedalaman pribadi manusia. Dengan demikian, religius bersifat mengatasi, lebih dalam,
dan lebih luas dari agama yang tampak, formal dan resmi Mangunwijaya, 1982 dalam Nurgiyantoro, 2013:446. Agama dalam sebuah karya sastra merupakan salah satu
problem yang tidak bisa terlepas dari karya sastra. Sebagai salah satu gendre sastra, novel hadir dalam suasana lingkungan sosial yang sangat komplek tentunya karya sastra
tersebut membawa pesan religius atau agama yang merupakan repsentase dari kehidupan sosial pengarang.
Agama dalam pengertiannya dapat dikelompokkan pada dua bagian yaitu agama menurut bahasa dan agama menurut istilah. Menurut bahasa agama berasal dari bahasa
sangsekerta yang erat hubungannya dengan agama hindu dan budha yang berarti ‘’tidak pergi ”tetap di tempat,diwarisi turun temurun. Menurut istilah agama adalah undang-
undang atau peraturan-peraturan yang mengikat manusia dalam hubungannya dengan
Universitas Sumatera Utara
17
tuhannya dan hubungan manusia dengan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam http:arnulengaku.blogspot.companalisis-pesan-moral-dalam-novel-laskar.html.
Kehadiran unsur religius dan keagamaan dalam sastra adalah setua keberadaan sastra itu sendiri. Bahkan sastra tumbuh dari sesuatu yang bersirat religious. Pada awal
mula segala sastra adalah religious Mangunwijaya, 1982:11. Istilah “Religius” membawa konotasi pada makna agama.
http:woroseto.wordpress.com20131209unsur-dan-bentuk-penyampaian-moral-atau- amanat-dalam-novel-hamamah-salaam-karya-najib-al-kaelani.
Sebagai bahan perbandingan peneliti menggambarkan pada novel “Kemarau” yang berkaitan dengan pesan religius sebagai berikut:
a. Contoh pada novel lain berjudul “Kemarau” dalam Nurgiyantoro,2013:449
Pesan religius yang menggambarkan pernikahan yang tidak dibenarkan oleh hukum agama Islam. Maka, apapun yang terjadi jika itu melanggar kebenaran mutlak,
harus diluruskan. Seperti dalam novelnya berikut: “Walau apa katamu terhadapku, walau kau hina kau caci maki aku, kau
kutuki aku, aku terima. Tapi untuk membiarkan Masri dan Arni hidup sebagai suami istri, padahal Tuhan melarangnya, ooo, itu telah melanggar
prinsip hidup setiap orang yang percaya pada-Nya”. Kemarau,1977 dalam Nurgiyantoro,2013:449
Pesan religius yang tersirat dalam novel tersebut adalah dilema yang dihadapi sang
ayah tidak dapat memaksa kita untuk merenungi masalah kehidupan yang kadang tak terduga dan mengambil hikmah darinya. Sebagai manusia kita harus mentaati prinsip
hidup yang telah dibuat oleh yang MahaKuasa.
Universitas Sumatera Utara
18
b. Contoh dalam novel
ُﻡ َﻼْﺣَﺍ ِءﺎَﺴﱢﻨﻟﺍ
ِﻢﻳِﺮَﺤْﻟﺍ
a ḥlāmu an-nisāˋi al-ḥarīmi Bab 3
halaman 38: Pesan religius yang diangkat Fatima Mernissi adalah orang-orang muslim yang
menyuarakan doa pada saat bencana melanda. Seperti penggalan novel berikut:
ﻱﺬﻟﺍ ﻉﺰﺠﻟﺍ ءﺎﻋﺩ ﻥﻮﻠﺘﻳ ﺮﺸﺒﻟﺍ ﻑﻻﺁ ﻉﺮﺷﻭ ،ﺓﻼﺼﻟﺍ ﺔﻣﺎﻗﻹ ﺔﻜﻣ ﺏﻮﺻ ﺱﺎﻨﻟﺍ ﻪﺠﺗﺎﻓ ﻒﻴﻄﻟ ﺎﻳ :ﺔﺛﺮﻜﻟﺍ ﻉﻮﻗﻮﻟ ًﺎﺒﺸﺤﺗ ،ﺕﺎﻋﺎﺳ ﻯﺪﻣ ﻰﻠﻋ ﺭّﺮﻜﺗ ،ﻂﻘﻓ ٍﺓﺪﺣﺍﻭ ﺔﻤﻠﻛ ﻦﻣ ﻥّﻮﻜﺘﻳ
.. ...
ﻒﻴﻄﻟ ﺎﻳ..ﻒﻴﻄﻟ ﺎﻳ
Fātijahu al-nāsu ṣaubu makkatin li׳iqāmati al-ṣalati, wa syar’u al-āfi al- basyari
yatlūna du’aˋ in aljuz’i allażi yatakawwanu min kalimatin wāḥidatin faqa
ṭ, tukarriru ‘alā madā sā’āti, taḥassabān liwuqū’i alkarśati: Yā latīf Yā latīf Yā latīf “Orang-orang berjalan menuju Mekkah untuk mendirikan
shalat. Ribuan orang menyuarakan doa ratapan kesedihan
dengan mengucapkan satu kata secara berulang-ulang selama berjam-jam saat bencana
melanda: Ya Latif, Ya Latif, Ya Latif Wahai yang Maha Lembut”. Dari penggalan novel diatas, pesan tersirat adalah bahwa setiap saat kita
harus dekat kepadaNya, meminta, berkeluh kesah hanya padaNya. Ketika ditimpa bencana, sebaiknya hanya mengingat dan memujiNya karena hanya
Dialah yang dapat melindungi hambaNya. Tujuan yang ingin disampaikan adalah agar manusia lebih banyak bersyukur dalam memaknai hidup yang
diberikan oleh Tuhan yang Maha Esa.
3. Pesan Kritik Sosial