Analisis Regresi Linier Berganda Pengujian Hipotesis

Tabel 4.10 Uji Multikolinieritas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Toleranc e VIF 1 Constant 10.918 5.714 1.911 .061 transformasion al .389 .186 .248 2.098 .040 .725 1.380 budayaorganis asi .412 .102 .477 4.034 .000 .725 1.380 a. Dependent Variable: kinerja Sumber: Hasil pengolahan SPSS for Windows, 2015 Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa : a. Nilai VIF dari gaya kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi adalah lebih kecil atau dibawah 5 VIF 5, ini berarti tidak terkena multikolinieritas antara variabel independen dalam model regresi. b. Nilai Tolerance gaya kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi adalah lebih besar dari 0,1 Tolerance 0,1, ini berarti tidak terdapat multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi.

4.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui berapa besar pengaruh variabel bebas gaya kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi terhadap variabel terikat kinerja karyawan. Analisis dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 22.0 dengan Metode regresi linear berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan SPSS for Windows. Tabel 4.11 Regresi Linier Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. 1 Constant 10.918 5.714 1.911 .061 transformasional .389 .186 .248 2.098 .040 budayaorganisasi .412 .102 .477 4.034 .000 a. Dependent Variable: kinerja Sumber: Hasil pengolahan SPSS for Windows, 2015 Persamaan Regresi Linier Berganda dapat diperoleh dari Tabel 4.11 sebagai berikut: Y = a+b1X 1 +b2X 2 + e Y = 10,918+ 0.389 X 1 + 0,412 X 2 + e Dimana: Y = Kinerja X 1 = Gaya Kepemimpinan Transformasional X 2 = Budaya Organisasi e = Variabel Pengganggu standard error Berdasarkan persamaan tersebut dapat diketahui bahwa : 1. Konstanta a = 10.918 menunjukkan nilai konstan, jika nilai variabel bebas gaya kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi = 0 maka kinerja karyawan Y akan tetap sebesar 10,918. 2. Koefisien b1 X1 = 0,389, menunjukkan bahwa variabel gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Dengan kata lain jika variabel gaya kepemimpinan transformasional ditingkatkan sebesar satu satuan maka kinerja karyawan akan meningkat sebesar 0,389. 3. Koefisien b2 X2 = 0,412, menunjukkan bahwa variabel budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Jika variabel budaya organisasi ditingkatkan sebesar satu satuan maka kinerja karyawan akan meningkat sebesar 0,412.

4.2.4. Pengujian Hipotesis

4.2.4.1. Uji Signifikan Simultan Uji F

Uji-F pada dasarnya menunjukkan semua variabel bebas X1,X2 gaya kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama serentak terhadap variabel terikat Y berupa kinerja karyawan. Cara yang digunakan adalah dengan membandingkan nilai F tabel dengan F hitung. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut : H0 : b1 = b2 = 0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel bebas X1, X2 yaitu gaya kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan sebagai variabel terikat Y. Ha : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya secara bersama–sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel bebas X1, X2, yaitu gaya kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan sebagai variabel terikat Y. Nilai F hitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan software spss for Windows, kemudian akan dibandingkan dengan nilai F tabel pada tingkat �=5 dengan kriteria sebagai berikut : H0 diterima jika F hitung F tabel pada α = 5 Ha diterima jika F hitung F tabel pada α = 5 Tabel 4.12 Hasil Uji Signifikan Simultan Uji F ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 278.604 2 139.302 20.385 .000 a Residual 396.347 58 6.834 Total 674.951 60 a. Predictors: Constant, budayaorganisasi, transformasional b. Dependent Variable: kinerja Sumber: Hasil pengolahan SPSS for Windows, 2015 Berdasarkan Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa F hitung = 20,385 dengan tingkat probability 0,000 0,05. Setelah mengetahui besarnya F hitung . Maka F hitung 20,385 F tabel 3,16. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel gaya kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT.Perkebunan Nusantara III Distrik Deli Serdang II Sei Karang.

4.2.4.2. Uji Signifikan Parsial Uji-t

Uji-t menentukan seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan transformasional X1, budaya organisasi X2, secara parsial individual terhadap kinerja karyawan Y pada PT.Perkebunan Nusantara III Distrik Deli Serdang II Sei Karang. H0 : b1 = b2 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel bebas X1, X2 yaitu gaya kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan sebagaivariabel terikat Y. Ha : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel bebas X1, X2 yaitu gaya kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan sebagai variabel terikat Y. Kriteria pengambilan keputusan adalah: H0 diterima jika t hitung t tabel pada α = 5 Ha diterima jika t hitung t tabel pada α = 5 Pengaruh secara parsial juga dapat diketahui dengan membandingkan nilai probabilitas signifikansi pada tabel hasil penelitian dengan � = 5. Suatu variabel bebas berpengaruh secara signifikan jika nilai sig.tabel 0,05. Hasil uji t dapat dilihat pada Tabel 4.13 dibawah ini: Tabel 4.13 Hasil Uji Signifikan Parsial Uji t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 10.918 5.714 1.911 .061 transformasional .389 .186 .248 2.098 .040 budayaorganisasi .412 .102 .477 4.034 .000 a. Dependent Variable: kinerja Sumber: Hasil pengolahan SPSS for Windows, 2015 Berdasarkan Tabel 4.13 hasil uji signifikan secara parsial dapat diambil kesimpulan yaitu: 1. Gaya Kepemimpinan Transformasional Gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT.Perkebunan Nusantara III Distrik Deli Serdang II Sei Karang, hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0,040 0,05, dan nilai t hitung 2,098 t tabel 2,00, artinya jika ditingkatkan variabel gaya kepemimpinan transformasional sebesar satu satuan maka kinerja karyawan akan meningkat sebesar 2,908 satuan, maka H a diterima. 2. Budaya Organisasi Budaya organisasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT.Perkebunan Nusantara III Distrik Deli Serdang II Sei Karang, hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0,000 0,05, dan nilai t hitung 4,034 t tabel 2,00, artinya jika ditingkatkan variabel budaya organisasi sebesar satu satuan maka kinerja karyawan akan meningkat sebesar 4,034 satuan, maka H a diterima.

4.2.4.3. Koefisien Determinasi R

2 Koefisien determinasi R 2 pada intinya mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R 2 semakin besar mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas X1, X2, adalah besar terhadap variabel terikat Y. Hal ini model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika R 2 semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas X 1 , X 2 terhadap variabel terikat Y semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.Secara umum dapat dikatakan besarnya koefisien determinasi berganda R2 berada diantara 0 dan 1 atau 0 ≤ R2 ≤ 1. Hasil Koefisien Determinasi R 2 menggunakan SPSS Statistic for Windows dapat dilihat pada Tabel 4.16 dibawah ini: Tabel 4.14 Koefisien Determinasi R 2 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .642 a .413 .393 2.61411 a. Predictors: Constant, budayaorganisasi, transformasional b. Dependent Variable: kinerja Sumber: Hasil pengolahan SPSS for Windows, 2015 Berdasarkan Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa: 1. R=0,642 berarti hubungan antara gaya kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan sebesar 64,2, artinya hubungannya erat. Untuk memastikan tipe hubungan antar variabel dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut : Tabel 4.15 Hubungan Antar Variabel Nilai Interpretasi 0,0 – 0,19 Sangat Tidak Erat 0,2 – 0,39 Tidak Erat 0,4 – 0,59 Cukup Erat 0,6 – 0,79 Erat 0,8 – 0,99 Sangat Erat Sumber : Situmorang Lufti 2014:163 2. Untuk regresi dengan lebih dari dua variabel bebas, digunakan Adjusted R Square sebagai koefisien determinasi. Nilai Adjusted R Square dapat naik atau turun apabila suatu variabel independen ditambahkan dalam model. Adjusted R Square sebesar 0,393 berarti 39,3 kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh gaya kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi. Sedangkan sisanya 60,7 dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini seperti , pelatihan SDM, kepribadian, kompetensi, stress kerja, motivasi kerja, lingkungan kerja ,dan lain sebagainya. 3. Standart Error of Estimated artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi. Standart Error of Estimated juga dapat disebut standar deviasi. Standart Error of Estimated dalam penelitian ini adalah 2,61411. Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik. 4.3 Pembahasan 4.3.1 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Terhadap Kinerja Karyawan Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT.Perkebunan Nusantara III Persero Distrik Deli Serdang 2 DSER2 Sei Karang. Berdasarkan deskripsi jawaban responden pada variabel gaya kepemimpinan transformasional butir pernyataan pertama dan kedua dari gaya kepemimpinan transformasional dari kuesoner yang disebar dan dianalisis terdapat 42 responden atau sekitar 68,9 dan 41 responden atau sekitar 67,2 menyatakan setuju bahwa pemimpin di perusahaan selalu menekankan pentingnya tujuan serta komitmen bekerja dan pemimpin di perusahaan selalu menjadi panutan kebanggaan dan loyalitas bekeja di mata karyawan, dapat disimpukan bahwa karyawan telah mendapatkan sosok pemimpin perusahaan yang diharapkan. Berdasarkan deskripsi jawaban responden pada variabel gaya kepemimpinan transformasional butir pernyataan kedelapan dari variabel gaya kepemimpinan transformasional dari kuesoner yang disebar dan dianalisis terdapat 1 responden atau sekitar 1,6 menyatakan kurang setuju bahwa pemimpin selalau mempertimbangkan segala kebutuhan karyawan, hal ini menjadi pertimbangan atau evaluasi kembali bagi pimpinan perusahaan untuk dapat benar-benar secara menyeluruh mempertimbangkan segala kebutuhan karyawan dan tidak pilih-pilih dalam realisasinya.

4.3.2 Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT.Perkebunan Nusantara III Persero Distrik Deli Serdang 2 DSER2 Sei Karang. Berdasarkan deskripsi jawaban responden pada variabel