Bentuk-Bentuk Pelanggaran Hak Asasi Manusia Menurut Hukum Internasional

Universitas Sumatera Utara BAB IV PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA DALAM PROGRAM PENAHANAN DAN INTEROGASI CIA CENTRAL INTELLIGENCE AGENCY TERHADAP TAHANAN TERORIS

A. Bentuk-Bentuk Pelanggaran Hak Asasi Manusia Menurut Hukum Internasional

Pelanggaran HAM adalah segala tindakan yang dilakukan, baik sengaja ataupun tidak, yang menghalangi, membatasi, atau mencabut HAM orang lain sehingga mengganggu ketentraman dan kenyamanan hidup orang tersebut. Secara konsep, ada 2 jenis pelanggaran HAM yaitu pelanggaran HAM ringan dan pelanggaran HAM berat. Pelanggaran HAM ringan adalah pelanggaran yang tidak mengancam jiwa seseorang namun merugikan orang tersebut dan apabila tidak ditanggulangi akan berbahaya, contohnya seperti perlakuan tidak adil selama persidangan di Pengadilan. Pelanggaran HAM berat adalah pelanggaran yang mengancam jiwa seseorang, contohnya seperti pembunuhan. Selama ini kasus pelanggaran HAM ditangani oleh Komisi HAM PBB dimana komisi ini menerima laporan pelanggaran HAM, baik dari individu, kelompok, maupun pemerintah, dan menerbitkan Year Book on Human Rights yang berisi gambaran HAM di dunia. 155 Namun, pada perkembangannya ada jenis pelanggaran HAM lainnya yaitu kejahatan paling serius yang menyangkut masyarakat internasional secara keseluruhan. Pada 1945, the Agreement for the Prosecution and Punishment of the 155 A. Masyhur Effendi. Op.Cit., halaman 114 Universitas Sumatera Utara Major War Criminals of the European Axis dan the Charter of the International Military Tribunal disusun untuk kebutuhan Pengadilan Nuremberg. Ketentuan tersebut berlaku terhadap pelaku yang melakukan satu atau lebih dari 3 kejahatan yang disebut, yaitu: 1. Kejahatan terhadap perdamaian yaitu perencanaan, persiapan, inisiasi, atau melancarkan perang agresi atau perang yang melanggar perjanjian internasional, perjanjian, atau jaminan, atau partisipasi dalam perencanaan atau konspirasi untuk mengancam perdamaian dan keamanan dunia. 2. Kejahatan perang yaitu pelanggaran atas hukum atau kebiasaan perang. Pelanggaran tersebut meliputi tapi tidak terbatas pada pembunuhan, penganiayaan, atau deportasi tenaga kerja budak, atau untuk tujuan lain terhadap penduduk sipil atau wilayah yang diduduki, pembunuhan atau penganiayaan terhadap tahanan perang atau orang-orang di laut, membunuh sandera, penjarahan harta benda milik publik atau swasta, perusakan yang tidak diperlukan terhadap ibukota , kota, atau desa, atau penghancuran yang tidak dibenarkan oleh kepentingan militer. 3. Kejahatan terhadap kemanusiaan yaitu, pembunuhan, pemusnahan, perbudakan, deportasi, dan tindakan-tindakan tidak manusiawi lainnya yang dilakukan terhadap penduduk sipil, baik sebelum atau selama perang, atau penganiayaan atas dasar politik, ras, atau agama dalam pelaksanaan atau sehubungan dengan kejahatan yang menjadi yurisdiksi Pengadilan, terlepas dari apakah kejahatan tersebut melanggar hukum nasional atau tidak. 156 Pada 17 Juli 1998, berdasarkan alasan bahwa jutaan orang telah mati akibat kejahatan yang keji dan paling serius yang mengancam keamanan, perdamaian, dan kesejahteraan dunia sehingga diperlukan instrumen hukum dalam mencegah dan menghadapi kejahatan tersebut serta menghukum pelaku kejahatan tersebut maka disahkan Rome Statute 1998 157 yang berisikan ketentuan- ketentuan yang berkaitan dengan kejahatan dan pembentukan Mahkamah sebagai lembaga Pengadilan yang kemudian disebut dengan Mahkamah Pidana Internasional. Menurut pasal 5 Statuta, yuridiksi Mahkamah hanya terbatas pada: 156 Michael Haas. Op.Cit., halaman 153 157 Adnan Buyung Nasution dan A. Patra M. Zen. Op.Cit., halaman 670-757 Universitas Sumatera Utara 1. Kejahatan genosida Genosida adalah satu atau beberapa perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan seluruh atau sebagian dari kelompok bangsa, etnis, ras, atau agama seperti: a. membunuh anggota kelompok b. menyebabkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota kelompok c. menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan kemusnahan secara fisik, baik seluruh atau sebagian, dengan sengaja d. memaksa tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran dalam suatu kelompok e. memindahkan secara paksa anak-anak dari satu kelompok ke kelompok lainnya. 158 2. Kejahatan terhadap kemanusiaan Perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang ditujukan kepada suatu kelompok penduduk sipil dan kelompok tersebut mengetahui terjadinya serangan tersebut. Perbuatan yang dimaksud meliputi: a. pembunuhan b. pemusnahan c. perbudakan d. pengusiran atau pemindahan secara paksa e. penahanan atau penghukuman yang berupa pengurangan kebebasan yang merupakan pelanggaran atas kaidah hukum yang fundamental. f. penyiksaan g. pemerkosaan atau penyalahgunaan seksual lainnya atau pemaksaan untuk melakukan prostitusi h. penganiayaan yang dilakukan terhadap kelompok manusia berdasarkan alasan politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama, gender, atau alasan lain yang serupa i. penghilangan secara paksa atas individu j. apartheid k. tindakan-tindakan lainnya yang tidak manusiawi atau tidak berperikemanusiaan atau tindakan-tindakan yang memiliki ciri- ciri yang serupa yang mengakibatkan penderitaan yang berat 158 Boer Mauna. Op.Cit., halaman 295 Universitas Sumatera Utara atau kerusakan yang serius terhadap badan, mental, atau kesehatan fisik 159 3. Kejahatan perang Kejahatan perang berarti pelanggaran serius terhadap orang-orang atau hak milik yang dilindungi berdasarkan ketentuan konvensi Jenewa 1949, pelanggaran serius lainnya terhadap hukum dan kebiasaan perang yang dapat diterapkan dalam sengketa bersenjata internasional, dan pelanggaran-pelanggaran serius terhadap ketentuan konvensi Jenewa dalam hal sengketa bersenjata yang bersifat non-internasional 4. Kejahatan agresi Mengenai kejahatan agresi, belum ada kesepakatan mengenai definisi dan tindakan-tindakan yang dapat dikualifikasikan sebagai kejahatan agresi. Namun, berdasarkan Piagam PBB kejahatan agresi dapat dikatakan sebagai tindakan yang mengancam perdamaian dan melanggar perdamaian Mahkamah hanya memiliki yurisdiksi apabila Pengadilan domestik tidak mampu, dan tidak berkehendak. Yuridiksi Mahkamah berlaku atas setiap individu, baik yang berkewarganegaraan dari negara pihak atau melakukan kejahatan yang diatur dalam Statuta di teritorial negara pihak, dimana individu tersebut harus bertanggung jawab apabila: 1. Melakukan kejahatan tersebut, baik secara individu, bekerja sama, atau melalui orang lain 2. Memerintahkan, mengajak, atau mendorong pelaksanaan kejahatan tersebut 3. Membantu, bersekongkol, membantu pelaksanaan, atau percobaan pelaksanaan kejahatan tersebut 160 159 I Wayan Parthiana. Op.Cit., halaman 25 160 Manfred Nowak. Op.Cit., halaman 318 Universitas Sumatera Utara Perihal strategi AS dalam memerangi terorisme, yang walaupun terorisme adalah suatu pelanggaran HAM namun perang melawan terorisme yang dilancarkan AS di seluruh dunia mungkin juga mengandung pelanggaran HAM. Mengobarkan perang pasti melibatkan adanya penahanan, termasuk perang global terhadap terorisme yang dilancarkan AS. Beberapa tahanan telah ditahan atas perintah dari pemerintah AS yang diadakan di fasilitas interogasi AS, baik yang berlokasi di AS maupun di luar negeri, seperti di Guantanamo Bay Kuba, Bagram Air Force Base Afghanistan atau Abu Ghraib Irak, dan lainnya. Kelompok pejuang HAM menyebutkan jumlah tahanan di fasilitas tersebut berjumlah 70.000 orang, namun menurut sumber yang diterbitkan jumlah tahanan berkisar antara 12.000-15.000 orang. Berapa pun jumlahnya, seharusnya penangkapan dan perlakuan tahanan dalam masa perang, seperti perang terhadap terorisme yang dilancarkan AS di berbagai negara, diatur oleh Konvensi Jenewa yang memuat standar bagi penangkapan, penahanan, perlakuan, dan pengadilan terhadap tahanan perang dan tahapan sipil. Konvensi tersebut menentukan bahwa tahanan harus diperlakukan secara manusiawi dan larangan tempat penahanan rahasia. Konvensi ini diratifikasi oleh banyak negara, termasuk AS sehingga AS berkewajiban untuk mematuhi ketentuan yang dimuat dalam Konvensi Jenewa. 161 Atas keberatan Menteri Luar Negeri AS, Colin Powell dan Penasihat Hukum Departemen Luar Negeri, William H. Taft, para pengacara di Departemen Kehakiman AS mengatakan bahwa AS harus mengabaikan ketentuan Konvensi Jenewa. Penasehat Presiden, Alberto Gonzales menyatakan bahwa perang melawan 161 Leila Nadya Sadat dan Henry H. Oberschelp. 2006. Ghost Prisoners and Black Sites: Extraordinary Rendition Under International Law. Washington University in St. Louis Faculty Working Papers Series . No. 06-02-01, halaman 1-2 Universitas Sumatera Utara terorisme merupakan perang jenis baru dimana perang tersebut bukanlah bentrokan tradisional antara negara yang berpegang pada ketentuan hukum perang. Argumen tersebut diterima Presiden Bush yang kemudian mengeluarkan memorandum untuk menolak penerapan Konvensi Jenewa, baik kepada tahanan al Qaeda maupun Taliban di tahanan AS, sehingga para tahanan tidak memiliki hak untuk menuntut penahanan dan perlakuan terhadap mereka. Pengoperasian pusat-pusat tahanan AS mengundang reaksi negatif dari masyarakat internasional, salah satunya oleh laporan tahunan Amnesti Internasional yang mengesankan bahwa pusat penahanan AS di Teluk Guantanamo telah menjadi gulag zaman sekarang. 162 Gulag adalah singkatan dari Glavnoye Upravleniye Lagerey merupakan cabang dari Badan Keamanan Negara Uni Soviet yang mengoperasikan sistem hukuman berupa kamp kerja paksa dan penjara-penjara terkait. Sistem tersebut berlaku bagi segala jenis penjahat, terutama sekali bagi tahanan politik dan pihak oposisi Uni Soviet. Pada perkembangannya, gulag akhirnya digunakan untuk merujuk sistem penahanan yang memiliki prosedur penindasan. 163

B. Pelanggaran Hak Asasi Manusia Terhadap Tahanan Teroris CIA

Dokumen yang terkait

Pelanggaran Hak Asasi Manusia Oleh Israel Terhadap Warga Sipil Palestina Ditinjau Dari Hukum Internasional

6 79 100

TINDAKAN HUKUM TERHADAP TERDUGA TERORIS DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM, HUKUM POSITIF, DAN HAK ASASI MANUSIA Tindakan Hukum Terhadap Terduga Teroris Dalam Perspektif Hukum Islam, Hukum Positif, dan Hak Asasi Manusia.

0 1 17

Pelanggaran Hak Asasi Manusia Dalam Program Penahanan Dan Interogasi Cia (Central Intelligence Agency) Terhadap Tahanan Teroris Menurut Hukum Internasional

0 0 11

Pelanggaran Hak Asasi Manusia Dalam Program Penahanan Dan Interogasi Cia (Central Intelligence Agency) Terhadap Tahanan Teroris Menurut Hukum Internasional

0 0 1

Pelanggaran Hak Asasi Manusia Dalam Program Penahanan Dan Interogasi Cia (Central Intelligence Agency) Terhadap Tahanan Teroris Menurut Hukum Internasional

0 0 22

Pelanggaran Hak Asasi Manusia Dalam Program Penahanan Dan Interogasi Cia (Central Intelligence Agency) Terhadap Tahanan Teroris Menurut Hukum Internasional

0 0 22

Pelanggaran Hak Asasi Manusia Dalam Program Penahanan Dan Interogasi Cia (Central Intelligence Agency) Terhadap Tahanan Teroris Menurut Hukum Internasional

0 1 4

PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA DALAM KONF

0 0 6

HUKUM HAK ASASI MANUSIA PELANGGARAN HAK

0 0 33

BAB II PENGATURAN HAK ASASI MANUSIA DALAM HUKUM INTERNASIONAL A. Sejarah Dan Perkembangan Hak Asasi Manusia Di Dunia a. Sejarah Hak Asasi Manusia - Perlindungan Terhadap Korban Hak Asasi Manusia (Ham) Berat Di Korea Utara Menurut Hukum Internasional

0 0 35