melakukan penomoran kembali terhadap aitem-aitem skala untuk dijadikan sebagai alat pengumpulan data penelitian yang sebenarnya.
E. Validitas Dan Reliabilitas Alat Ukur 1. Validitas Alat Ukur
Uji validitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji coba alat ukur dalam menjalankan fungsinya. Dalam penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan
tujuan untuk melihat seberapa jauh alat ukur skala self disclosure dapat mengukur atau mengungkap dengan tepat dan seberapa jauh alat ukur menunjukkan
kecermatan atau ketelitian pengukuran atau dengan kata lain dapat menunjukkan keadaan yang sebenarnya Azwar, 2007.
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi atau content validity, yaitu sejauh mana suatu tes yang merupakan seperangkat soal,
dilihat dari isinya benar-benar mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur Azwar, 2005. Validitas isi dalam penelitian ini diestimasi lewat pengujian
terhadap isi tes dengan analisis rasional kesesuaian dengan blue print yang telah disusun oleh peneliti dan diperkuat lewat professional judgement dalam hal ini
dilakukan oleh dosen pembimbing Azwar, 2000.
2. Reliabilitas alat ukur
Reliabilitas adalah sejauh mana hasil dari suatu pengukuran dapat dipercaya. Artinya dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap
kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama selama aspek dalam diri subyek yang diukur memang belum berubah Azwar, 2005. Uji
Universitas Sumatera Utara
reliabilitas untuk skala gambaran dilakukan dengan menguji konsistensi internal. Prosedurnya hanya memerlukan satu kali pengenaan tes kepada sekelompok
individu sebagai subjek penelitian. Pendekatan ini dipandang ekonomis, praktis, dan berefisiensi tinggi Azwar, 2005.
Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai dengan 1. Koefisien reliabilitas yang semakin mendekati
angka 1 menandakan semakin tinggi reliabilitas. Sebaliknya, koefisien yang semakin mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitas yang dimiliki.
Menurut Azwar 2005 pengukuran pada aspek-aspek sosial-psikologis yang mencapai angka koefisien reliabilitas 1 tidak pernah dijumpai, dikarenakan
manusia sebagai subjek pengukuran psikologis merupakan sumber eror yang potensial.
Menurut Triton 2006 kategori reliabilitas pengukuran terbagi atas 5 lima bagian, yaitu:
1. 0,00 sd 0,20 kurang reliabel 2. 0,20 sd 0,40 agak reliabel
3. 0,40 sd 0,60 cukup reliabel 4. 0,60 sd 0,80 reliabel
5. 0,80 sd 1,00 sangat reliabel Teknik yang digunakan adalah teknik koefisiensi alpha Cronbach.
Selanjutnya, pengujian realibilitas ini akan menghasilkan realibilitas dari skala gambaran. Uji reliabilitas alat ukur dilakukan dengan menggunakan program
SPSS for Windows Versi 17.0.
Universitas Sumatera Utara
3. Uji Daya Beda Aitem
Setelah skala gambaran persepsi self disclosure diuji coba pada sejumlah sampel, maka peneliti akan melakukan uji daya beda aitem untuk mendapatkan
aitem-aitem yang memenuhi persyaratan. Uji daya beda aitem adalah sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang
memiliki dan tidak memiliki atribut yang diukur. Prinsip kerja yang dijadikan dasar untuk melakukan seleksi aitem dalam hal ini adalah memilih aitem-aitem
yang fungsi ukurnya selaras atau sesuai dengan fungsi ukur tes sebagaimana yang dikehendaki oleh penyusunnya Azwar, 2000
Menurut Azwar 2000 semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal rix ≥ 0.300, daya pembedanya dianggap memuaskan. Semakin tinggi
harga kritik, maka aitem tersebut semakin baik. Untuk menguji daya beda dari aitem-aitem dalam skala gambaran, peneliti menggunakan formula koefesien
korelasi Pearson Product Moment. Prosedur pengujian ini menghasilkan koefesien korelasi aitem total yang dikenal dengan indeks daya beda aitem
Azwar, 2000. Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan dengan SPSS versi 17.0 for window akan diperoleh item-item yang memenuhi persyaratan.
Universitas Sumatera Utara
F. Hasil Uji Coba Alat Ukur