Tamil, tanda kawin ini diganti dengan kalung emas khusus bagi mereka yang taraf hidupnya menengah ke atas Kumar, 2011.
Namun saat ini ciri-ciri tersebut tidak begitu tampak. Seiring berjalannya waktu terjadi pula perubahan pada diri etnik Tamil. Penyebabnya antara lain
karena terjadinya perkawinan campuran pada etnik lain, proses adaptasi sosial agar bisa berbaur dengan komunitas di luar Tamil dan lain sebagainya Kumar,
2011.
4. Budaya Tamil
Komunitas India yang tinggal di Jakarta biasanya berasal dari keturunan kelompok masyarakat Punjabi yang berasal dari India Utara. Kebanyakan dari
mereka adalah orang Sikh, yang bukan merupakan penganut agama Hindu, melainkan agama Sikh dengan guru besarnya, guru Nanak. Komunitas Punjabi
sendiri banyak terdapat di pesisir Jawa, terbanyak di Surabaya, dan beberapa di Bandung dan Yogyakarta. Kebanyakan profesi dari keturunan Punjabi adalah
pedagang, baik pedagang textile, export import, dan lain sebagainya. Raam Punjabi adalah salah seorang keturunan Punjab yang terkenal sebagai boss film
film di Indonesia Coats, 2010. Komunitas yang berdiam di Sumatera kebanyakan berasal dari India
Selatan atau daerah Tamil. Sebagian besar dari keturunan ini bekerja di sektor perkebunan. Tokoh yang terkenal dari keturunan Tamil adalah Marimutu
Sinivasan, boss kapas Indonesia. Komunitas India Utara dan India Selatan biasanya tidak bercampur satu sama lain. Budaya, Bahasa, Makanan, dan adat
istiadat mereka jauh berbeda. Arrange married atau pernikahan yang dijodohkan
Universitas Sumatera Utara
tabu diadakan antara India Utara dan Selatan. Mengapa demikian, karena komunitas India Utara yang kebanyakan adalah orang Sikh tidak mengenal
adanya pembagian kasta dan dawri Coats, 2010. Lain halnya dengan komunitas India Selatan, dimana hanya sesama kasta
yang boleh menikah, misalnya Brahmin dengan Brahmin, serta Kasatria dengan Kasatria. Daeri adalah mahar yang harus disediakan oleh pihak wanita, semakin
tinggi jabatan dan status social si pria maka semakin tinggi mahar yang harus disediakan oleh pihak wanita. Perjodohan dalam komunitas ini menggunakan
primbon dan hitungan lahir yang dinamakan dengan Rashi. Rashi orang India berbeda dengan Rasi atau bintang orang Cina atau Romawi. Rasi orang India
hanya bisa diketahui melalui ahli astrologi, biasanya dengan mengambil data-data kelahiran sang bayi seperti jam dan hari, letak rumahkamar tempat dia dilahirkan,
dan sebagainya. Para ahli astrologi ini tidak bisa sembarang pilih, ditentukan juga berdasarkan
sejarah orang
tuaketurunannya. Sekali
sang astrolog
memberitahukan rasi apa yang dibawa oleh seorang bayi yang baru lahir, sampai besar rasi itu dibawa sang bayi untuk: Mencari jodoh, mencari hari baik
pernikahan, berpergian, membeli barang, sampai dengan membangun rumah, dan menyewa rumah Coats, 2010.
Sistem kasta ini biasanya hanya dikenal oleh masyarakat india yang menganut agama hindu. Susunan kasta dimulai dari kasta Brahma yang menjadi
kasta tertinggi hingga kasta Sudra yang menjadi kasta terentah. Kasta Brahma biasanya diperuntukan bagi pendeta, kasta Ksathriya biasanya diperuntukan bagi
kaum pemerintahan, kasta Waisya biasanya terdiri dari kaum pedagang, dan kasta
Universitas Sumatera Utara
Sudra merupakan kasta bagi kaum rakyat jelata. Namun pada saat ini masyarakat India sudah dapat saling menghargai. Apabila diantara mereka terdapat perbedaan
kasta maka hal itu tidak mempengaruhi kehidupan sosial mereka Coats, 2010. D.
Self disclosure pada remaja etnis India Tamil
Self disclosure adalah merupakan salah satu bagian penting dari komunikasi interpersonal dimana seseorang memberikan informasi tentang
dirinya kepada orang lain, yang melibatkan tentang 1 nilai diri, kepercayaan, dan keininan, 2 perilaku, 3 kualitas diri atau karakteristik diri DeVito, 2001.
Berdasarkan perkembangan kehidupan individu, masalah penyesuaian sosial pada umumnya lebih banyak dirasakan pada usia remaja. Menurut Hurlock 1990,
masa remaja merupakan masa yang sulit dalam melakukan hubungan sosial dengan orang lain. Kesulitan yang dialami oleh individu antara lain kurang nya
self disclosure kepada orang lain. Salah satu faktor yang mempengaruhi self disclosure adalah faktor budaya.
Brehm 1992 menjelaskan bahwa kebudayaan memiliki peran yang besar dalam mendidik perilaku self disclosure seseorang. Budaya mempunyai fungsi yang
sangat besar bagi kehidupan seseorang, dengan budaya seseorang dapat melindungi dirinya dengan cara menciptakan kaidah-kaidah yang merupakan
petunjuk-petunjuk bagaimana individu harus bertindak dalam menciptakan hubungan dengan orang lain Gainau, 2008.
Matsumoto 2000 dalam Gainau, 2008, mengatakan self disclosure seseorang dipengaruhi budaya karena budaya mempengaruhi cara berpikir, dan
sikap seseorang terhadap lingkungannya. Budaya terdiri dari budaya
Universitas Sumatera Utara
individualistik dan budaya kolektivistik Triandis, 1994. Dalam budaya individualistik perilaku seseorang lebih menggambarkan sikap pribadi dari norma
sosial, sementara budaya kolektivistik lebih memerhatikan norma kelompok. Dalam budaya individualistik, individu memandang dirinya otonom, independen,
dan percaya bahwa mereka boleh melakukan apa saja tanpa mempedulikan keinginan kelompok. Sedangkan budaya kolektivis individu lebih mementingkan
tujuan kelompok daripada tujuan individu Triandis, 1994. Sue dan Sue 1990 menyatakan bangsa-bangsa Timur yang tinggal di
Amerika, seperti bangsa-bangsa Asia yang lebih bersifat menyembunyikan perasaan. Komunikasi mereka bersifat satu arah, yakni dari yang tua ke yang
muda, meyakini bahwa diam merupakan emas, lebih banyak mengharapkan nasehat dari orang yang dituakan, dan hidup dalam keluarga besar extended
familiy. Berbeda dengan masyarakat di negara barat yang cenderung lebih terbuka. India merupakan budaya Asia yang menganut budaya kolektivistik,
dimana mereka saling bergantung dan mencoba untuk menahan sifat-sifat unik dan mempertahankan harmoni dalam masyarakat. Mereka lebih menutup diri
dalam hal-hal tertentu. Begitu juga menurut Coats, 2010 orang-orang Indonesia keturunan India bersifat lebih menutup diri.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif merupakan metode yang bertujuan untuk
menggambarkan secara sistematik dan akurat, fakta, karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu. Dalam penelitian ini data yang
dikumpulkan semata-mata bersifat deskriptif, tidak bermaksud mencari penjelasan, menguji hipotesis, membuat prediksi maupun mempelajari implikasi
Hadi, 2002. Menurut Azwar 2007, penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerik angka yang diolah dengan
menggunakan metode statistik. Punch dalam Hasan 2002 menyatakan bahwa ada dua kegunaan
penelitian deskriptif. Pertama, untuk pengembangan teori dan area penelitian yang baru. Kedua, untuk mendapatkan deskripsi yang tepat mengenai proses-proses
sosial yang kompleks sehingga dapat membantu kita untuk memahami faktor apa saja yang mempengaruhi suatu variabel dan faktor apa yang perlu diteliti lebih
lanjut dalam penelitian berikutnya secara lebih mendalam. Jenis penelitian ini tidak mempersoalkan jalinan hubungan antar variabel,
dan tidak melakukan pengujian hipotesis. Pengolahan dan analisis data menggunakan pengolahan statistik yang bersifat deskriptif Hasan, 2003.
Universitas Sumatera Utara