Perpres Nomor 4 Tahun 2015 Sebagai Pedoman Tender Pengadaan

54 N = jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat ditangani pada saat bersamaan selama kurun waktu 5 lima tahun terakhir . j. Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan danatau direksi yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana, yang dibuktikan dengan surat pernyataan yang ditandatangani Penyedia BarangJasa. k. Sebagai wajib pajak sudah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun terakhir SPT Tahunan serta memiliki laporan bulanan PPh Pasal 21, PPh Pasal 23 bila ada transaksi,PPh Pasal 25Pasal 29 dan PPN bagi Pengusaha Kena Pajak paling kurang 3 tiga bulan terakhir dalam tahun berjalan. l. Secara hukum mempunyai kapasitas untuk mengikatkandiri pada kontrak. m. Tidak masuk dalam Daftar Hitam. n. Memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau dengan jasa pengiriman. o. Menandatangani Pakta Integritas.

C. Perpres Nomor 4 Tahun 2015 Sebagai Pedoman Tender Pengadaan

BarangJasa oleh Instansi Pemerintah. Secara umum pengertiaan Pengadaan barangjasa pemerintah adalah kegiatan pengadaan barangjasa yang dibiayai dengan APBNAPBD, baik yang dilaksanakan secara swakelola maupun secara tender oleh penyedia barangjasa. Sedangkan menurut Perpres Nomor 4 Tahun 2015 dalam pasal 1 ayat 1 Pengadaan BarangJasa Pemerintah yang selanjutnya disebut dengan Pengadaan BarangJasa adalah kegiatan untuk memperoleh BarangJasa oleh KementerianLembagaSatuan Kerja Perangkat DaerahInstitusi yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh BarangJasa. 55 Sistem swakelola menurut Pasal 1 angka 20 merupakan pengadaan barangjasa dimana pekerjaannya direncanakan, dikerjakan dan atau diawasi sendiri oleh KementrianLembagaSatuan Kerja Perangkat DaerahInstitusi lainnya sebagai penanggung jawab anggaran, instansi pemerintah lain danatau kelompok masyarakat. Didalam swakelola ada beberapa organisasi dalam pengadaan barangjasa, yang pertama adalah Pengguna AnggaranKuasa Pengguna Anggaran dimana dimaksud merupakan pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran KementrianLembagaSatuan Kerja Perangkat Daerah atau Pejabat yang disamakan pada Institusi lain pengguna APBNAPBD. Kemudian ada yang disebut dengan Pejabat Pembuat Komitmen, yang artinya pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan barangjasa. Dan yang terakhir adalah PanitiaPejabat Penerima Hasil Pekerjaan, yang ditetapkan oleh Pengguna AnggaranKuasa Pengguna Anggaran yang bertugas memeriksa dan menerima hasil pekerjaan. Tender Pelelangan adalah merupakan suatu proses pengajuan penawaran yang dilakukan oleh kontraktor yang akan dilaksanakan dilapangan sesuai dengan dokumen Tender. 18 18 Tim redaksi forum sahabat,Buku pintar pengadaan barang dan jasa pemerintah, Jakarta, 2011,hlm 12. Sedangkan menurut Pasal 1 ayat 39 menjelaskan tender dalam bentuk elektronik, yaitu E-Tendering adalah tata cara pemilihan PenyediaBarangJasa yang dilakukan secara terbuka dan dapat diikuti oleh semua Penyedia BarangJasa yang terdaftar pada sistem pengadaan secara elektronik dengan cara menyampaikan 1 satu kali penawaran dalam waktu yang telah ditentukan. 56 Dalam Perpres Nomor 4 tahun 2015 hal- hal yang menjadi pedoman dalam tender pengadaan barangjasa di jelaskan dalam pasal 109 dan 109A. Dalam pasal 109 di jelaskan sebagai berikut: 1.Ruang lingkup E-Tendering meliputi prosespengumuman Pengadaan BarangJasa sampai dengan pengumuman pemenang. 2. Para pihak yang terlibat dalam E-Tendering sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah PPK, ULPPejabat Pengadaan, dan Penyedia BarangJasa. 3.E-Tendering dilaksanakan dengan menggunakan sistem pengadaan secara elektronik yang diselenggarakan oleh LPSE. 4.Aplikasi E-Tendering sekurang-kurangnya memenuhi unsur perlindungan Hak atas Kekayaan Intelektual dan kerahasian dalam pertukaran dokumen, serta tersedianya sistem keamanan dan penyimpanan dokumen elektronik yang menjamin dokumen elektronik tersebut hanya dapat dibaca pada waktu yang telah ditentukan. 5. Sistem E-Tendering yang diselenggarakan oleh LPSE wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. mengacu pada standar yang meliputi interoperabilitas dan integrasi dengan sistem Pengadaan BarangJasa secara elektronik b. mengacu pada standar proses pengadaan secara elektronik c. tidak terikat pada lisensi tertentu free license. 6. ULPPejabat Pengadaan dapat menggunakan sistemPengadaan BarangJasa secara elektronik yang diselenggarakan oleh LPSE terdekat. 7. Dalam pelaksanaan E-Tendering dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: a. tidak diperlukan Jaminan Penawaran; b. tidak diperlukan sanggahan kualifikasi; c. apabila penawaran yang masuk kurang dari 3 tiga peserta, pemilihan penyedia dilanjutkan dengan dilakukan negosiasi teknis dan hargabiaya; d. tidak diperlukan sanggahan banding; e. untuk pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi: 1 daftar pendek berjumlah 3 tiga sampai 5 lima penyedia Jasa Konsultansi; 2 seleksi sederhana dilakukan dengan metode pascakualifikasi. 8. Ketentuan lebih lanjut mengenai E-Tendering ditetapkan oleh LKPP. Pasal 109A menjelaskan mengenai : 1. Percepatan pelaksanaan E-Tendering dilakukandengan memanfaatkan Informasi Kinerja PenyediaBarangJasa 2. Pelaksanaan E-Tendering sebagaimana dimaksud padaayat 1 dilakukan dengan hanya memasukanpenawaran harga untuk Pengadaan BarangJasa yangtidak memerlukan penilaian kualifikasi, administrasi,dan teknis, serta tidak ada sanggahan dan sanggahanbanding. 57 3. Tahapan E-Tendering sebagaimana dimaksud padaayat 1 paling kurang terdiri atas: a. undangan; b. pemasukan penawaran harga; c. pengumuman pemenang. 58

BAB IV PERJANJIAN KERJASAMA PEMBANGUNAN JEMBATAN SUDIRMAN

OLEH PEMENANG TENDER A. Proses Tender dalam Pembangunan Jembatan Sudirman Suatu perjanjian kerjasama yang dilakukan oleh pihak pemerintah dengan pihak penyedia barangjasa dalam hal ini pembangunan Jembatan Sudirman di kota Medan mempunyai syarat-syarat di masing-masing kedua pihak tersebut. Berbagai syarat tersebut telah dibentuk oleh pihak pejabat pembuat komitmen yang telah dijelaskan di bagian sebelumnya dan disetujui oleh pihak penyedia barangjasa. Syarat ini dibentuk agar setiap dari pekrjaan yang dilakukan dalam instansi pemerintahan ini dapat berjalan dengan baik dan tidak memiliki kendala saat pelaksanaanya, dan juga dapat mempercepat pembangunan di dalam kota. Terlebih dahulu sebelum sebuah perusahaan penyedia jasa melakukan perjanjian dengan pihak pemerintah dalam hal ini Dinas Bina Marga maka suatu perusahaan penyedia barangjasa wajib mengikuti tender pekerjaan dengan berbagai kualifikasi yang telah ditentukan. Dan ada beberapa hal yang harus dipenuhi oleh perusahaan penyedia barangjasa mengenai syarat dan mengikuti tender pekerjaan agar dapat melakukan perjanjian kerjasama yang lebih lanjut. Pertama, suatu perusahaan penyedia barangjasa harus memiliki Surat Izin Usaha pada bidang usaha yang dikeluarkan oleh Instansi Pemerintah yang berwenang dan masih berlaku Izin Usaha Jasa Konstruksi . 58

Dokumen yang terkait

Tanggung Jawab Direksi Perseroan Terbatas (PT) Menurut UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (Studi Pada PT. Indonesia Traning Company Medan)

4 50 81

Tanggung Jawab Hukum Pemborong Terhadap Pemerintah dalam Kontrak Pengadaan varang/Jasa Pemerintah (Studi Kasus Pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Medan)

4 71 82

Peranan Notaris Dalam Persekongkolan Tender Barang/Jasa Pemerintah Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

6 47 130

Prinsip Tanggung Jawab Pengangkut Dalam Pengangkutan Laut Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran

12 141 80

Tanggung Jawab Perusahaan Angkutan Barang Terhadap Barang Kiriman Menurut Undang-undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Studi Pada Perusahaan Angkutan CV. Sempurna)

0 39 85

Persekongkolan Tender Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Dalam Praktek Persaingan Usaha Tidak Sehat Di Kota Pematang Siantar Ditinjau Dari UU Nomor 5 Tahun 1999 (Studi Kasus RSU Kota Pematang Siantar)

2 83 190

Tanggung Jawab Perusahaan Pemenang Tender Pekerjaan Menurut Perpres No. 4 Tahun 2015 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

1 54 82

Prosedur Pelaksanaan Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah Berdasarkan Perpres No. 70 Tahun 2012 Di Tinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara

1 64 70

Tanya Jawab Perpres 54 Tahun 2010

0 4 43

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tanggung Jawab Hukum Pemborong Terhadap Pemerintah dalam Kontrak Pengadaan varang/Jasa Pemerintah (Studi Kasus Pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Medan)

0 1 19