Unit Layanan Pengadaan ULPPejabat Pengadaan, dan

45 Di samping itu Pejabat Pembuat Komitmen juga memiliki tugas dan tanggung jawab dalam pelaksanaan pembayaran atas pengadaan barangjasa yaitu: 1. Membuat dan menandatangani dokumen kontrakperikatan; 2. Membuat dan menandatangani dokumen pembayaran; 3. Membuat Surat Permintaan Pembayaran SPP untuk diajukan ke Pejabat Penguji dan Penerbit SPM; 4. Menatausahakan seluruh dokumen pendukung sebagai bukti pembayaran yang akan dilampirkan pada Surat Permintaan Pembayaran; 5. Menandatangani Kuitansi, Berita Acara Pemeriksaan PekerjaanKemajuan Pekerjaan, dan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan dan Berita Acara Pembayaran; 6. Menghitung dan menetapkan nilai pembayaran dan segala kewajiban penyedia barangjasa atas pembayaran yang diterimanya berdasarkan penyelesaian pekerjaan; 7. Membebankan pengeluaran pada mata anggaran yang tercantum dalam dokumen anggaran.

3. Unit Layanan Pengadaan ULPPejabat Pengadaan, dan

PanitiaPejabat Penerima Hasil Pekerjaan. Unit Layanan Pengadaan ULP adalah unit yang dibentuk oleh MenteriPimpinan LembagaKepala DaerahPimpinan Institusi yang dapat memberikan pelayanan dan pembinaan dibidang Pengadaaan BarangJasa. Paket Pengadaan Jasa Konsultansi yang bernilai paling tinggi Rp50.000.000,00 lima puluh juta rupiah dapat dilaksanakan oleh ULP atau 1 satu orang Pejabat Pengadaan. Sedangkan Pengadaan Langsung dilaksanakan oleh 1 satu orang Pejabat Pengadaan. Pemilihan Penyedia BarangJasa dalam ULP dilakukan oleh Kelompok Kerja di mana anggota Kelompok Kerja tersebut berjumlah gasal dengan beranggotakan paling kurang 3 tiga orang dan dapat ditambah sesuai dengan 46 kompleksitas pekerjaan serta dapat dibantu oleh tim atau tenaga ahli pemberi penjelasan teknis aanwijzer . Anggota ULPPejabat Pengadaan berasal dari pegawai negeri baik instansi sendiri maupun instansi lainnya, kecuali LembagaInstitusi Pengguna APBNAPBD yang memiliki keterbatasan pegawai yang berstatus Pegawai Negeri, Kepala ULPanggota Pokja ULP dapat berasal dari pegawai tetap LembagaInstitusi Pengguna APBNAPBD yang bukan Pegawai Negeri, dan juga untuk Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola, Kepala ULPanggota Kelompok Kerja ULP dapat berasal dari bukan Pegawai Negeri. Apabila Pengadaaan BarangJasa bersifat khusus sehingga memerlukan keahlian khusus, maka ULPPajabat Pengadaan dapat menggunakan tenaga ahli yang berasal dari pegawai negeri atau swasta. PegawaiPejabat yang ditunjuk sebagai Kepala ULPanggota kelompok kerja ULPPejabat Pengadaan tersebut harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Memiliki integritas, disiplin dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas; 2. Memahami pekerjaan yang akan diadakan; 3. Memahami jenis pekerjaan tertentu yang menjadi tugas ULPPejabat Pengadaan yang bersangkutan; 4. Memahami isi dokumen, metode dan prosedur Pengadaan; 5. Tidak mempunyai hubungan keluarga dengan Pejabat yang menetapkannya sebagai anggota ULPPejabat Pengadaan; 6. Memiliki Sertifikat Keahlian Pengadaan BarangJasa sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan; dan 7. Menandatangani Pakta Integritas. Adapun tugas pokok dan kewenangan Kepala ULP meliputi: 1. memimpin dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan ULP; 2. menyusun program kerja dan anggaran ULP; 47 3. mengawasi seluruh kegiatan pengadaan barangjasa di ULP dan melaporkan apabila ada penyimpangan danatau indikasi penyimpangan; 4. membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan pengadaan barangjasa kepada MenteriPimpinan LembagaKepala DaerahPimpinan Institusi; 5. melaksanakan pengembangan dan pembinaan Sumber Daya Manusia ULP; 6. menugaskan menempatkan memindahkan anggota Pokja sesuai dengan beban kerja masing-masing Pokja ULP; 7. mengusulkan pemberhentian anggota Pokja yang ditugaskan di ULP kepada PAKPAKepala Daerah; dan 8. menetapkan Staf Pendukung ULP sesuai dengan kebutuhan. Adapun tugas pokok dan wewenang kelompok kerja ULPPejabat Pengadaan meliputi: 1. Menyusun rencana pemilihan Penyedia BarangJasa. 2. Menetapkan Dokumen Pengadaan. 3. Menetapkan besaran nominal Jaminan Penawaran. 4. Mengumumkan pelaksanaan Pengadaan BarangJasa di website KLDI masing-masing dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat serta menyampaikan ke LPSE untuk diumumkan dalam Portal Pengadaan Nasional. 5. Menilai kualifikasi Penyedia BarangJasa melalui prakualifikasi atau pascakualifikasi. 6. Melakukan evaluasi administrasi, teknis dan harga terhadap penawaran yang masuk. 7. Membuat laporan mengenai proses dan hasil Pengadaan kepada MenteriPimpinan LembagaKepala Daerah Pimpinan Institusi. 8. Memberikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan Pengadaan BarangJasa kepada PAKPA. Selain tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagaimana tersebut di atas, kelompok kerja ULP juga mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut: 1. Menjawab sanggahan; 2. Menetapkan Penyedia BarangJasa untuk: a. Pelelangan atau Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan BarangPekerjaan Konstruksi Jasa Lainnya yang bernilai paling tinggi Rp100.000.000.000,00 dalam draft perubahan Perpres 54 Tahun 2010 tanggal 28 Maret 2012 nilainya paling tinggi Rp200.000.000.000; atau 48 b. Seleksi atau Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan Jasa Konsultansi yang bernilai paling tinggi Rp10.000.000.000,00 sepuluh miliar rupiah; 3. Menyerahkan salinan Dokumen Pemilihan Penyedia BarangJasa kepada PPK; 4. Menyimpan dokumen asli pemilihan Penyedia BarangJasa. Selain tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagaimana tersebut di atas, Pejabat Pengadaan juga mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut: 1. Menetapkan Penyedia BarangJasa untuk: a. Penunjukan Langsung atau Pengadaan Langsung untuk paket Pengadaan BarangPekerjaan KonstruksiJasa Lainnya yang bernilai paling tinggi Rp100.000.000,00 dalam draft perubahan Perpres 54 Tahun 2010 tanggal 28 Maret 2012 nilainya paling tinggi Rp200.000.000, danatau b. Penunjukan Langsung atau Pengadaan Langsung untuk paket Pengadaan Jasa Konsultansi yang bernilai paling tinggi Rp50.000.000,00 lima puluh juta rupiah. 2. Menyerahkan dokumen asli pemilihan Penyedia BarangJasa kepada PAKPA. Yang dilarang duduk sebagai Kepala ULP dan anggota Kelompok Kerja ULP adalah: 1. PPK, 2. Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar PPSPM, 3. Bendahara, 4. APIP, terkecuali menjadi Pejabat Pengadaananggota ULP untuk Pengadaan BarangJasa yang dibutuhkan instansinya. 49 4.PanitiaPejabat Penerima Hasil Pekerjaan PanitiaPejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah pejabat atau pegawai yang ditetapkan oleh Pengguna AnggaranKuasa Pengguna Anggaran yang bertugas memeriksa dan menerima hasil pekerjaan. Anggota PanitiaPejabat Penerima Hasil Pekerjaan berasal dari pegawai negeri baik dari instansi sendiri maupun instansi lainnya, kecuali apabila PanitiaPejabat Penerima Hasil Pekerjaan pada Instansi lain Pengguna APBNAPBD atau Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola dapat berasal dari bukan pegawai negeri. PegawaiPejabat yang ditunjuk sebagai PanitiaPejabat Penerima Hasil Pekerjaan wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Memiliki integritas, disiplin dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas; 2. Memahami isi Kontrak; 3. Memiliki kualifikasi teknis; 4. Menandatangani Pakta Integritas; dan 5. Tidak menjabat sebagai Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar PPSPM dan bendahara. Adapun tugas pokok dan wewenang PanitiaPejabat Penerima Hasil Pekerjaan meliputi : 1. Melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan Pengadaan BarangJasa sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Kontrak; 2. Menerima hasil Pengadaan BarangJasa setelah melalui pemeriksaanpengujian; dan 3. Membuat dan menandatangani Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan. 50 Apabila dalam hal pemeriksaan BarangJasa memerlukan keahlian teknis khusus, dapat dibentuk timtenaga ahli yang ditetapkan oleh Pengguna AnggaranKuasa Pengguna Anggaran untuk membantu pelaksanaan tugas PanitiaPejabat Penerima Hasil Pekerjaan. Sedangkan terhadap pengadaan Jasa Konsultansi, pemeriksaan pekerjaan dilakukan setelah berkoordinasi dengan Pengguna Jasa Konsultansi yang bersangkutan.

B. Klasifikasi Dalam Penentuan Perusahaan Pengadaan BarangJasa

Dokumen yang terkait

Tanggung Jawab Direksi Perseroan Terbatas (PT) Menurut UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (Studi Pada PT. Indonesia Traning Company Medan)

4 50 81

Tanggung Jawab Hukum Pemborong Terhadap Pemerintah dalam Kontrak Pengadaan varang/Jasa Pemerintah (Studi Kasus Pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Medan)

4 71 82

Peranan Notaris Dalam Persekongkolan Tender Barang/Jasa Pemerintah Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

6 47 130

Prinsip Tanggung Jawab Pengangkut Dalam Pengangkutan Laut Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran

12 141 80

Tanggung Jawab Perusahaan Angkutan Barang Terhadap Barang Kiriman Menurut Undang-undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Studi Pada Perusahaan Angkutan CV. Sempurna)

0 39 85

Persekongkolan Tender Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Dalam Praktek Persaingan Usaha Tidak Sehat Di Kota Pematang Siantar Ditinjau Dari UU Nomor 5 Tahun 1999 (Studi Kasus RSU Kota Pematang Siantar)

2 83 190

Tanggung Jawab Perusahaan Pemenang Tender Pekerjaan Menurut Perpres No. 4 Tahun 2015 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

1 54 82

Prosedur Pelaksanaan Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah Berdasarkan Perpres No. 70 Tahun 2012 Di Tinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara

1 64 70

Tanya Jawab Perpres 54 Tahun 2010

0 4 43

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tanggung Jawab Hukum Pemborong Terhadap Pemerintah dalam Kontrak Pengadaan varang/Jasa Pemerintah (Studi Kasus Pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Medan)

0 1 19