27
2.3 Sistem Bahasa
Asal-usul kependudukan masyarakat Simalungun banyak dipengaruhi oleh berbagaiaspek dan juga berbagai pendapat atau teori yang berbeda-beda
untuk memberikan pembuktian terhadap kebenarannya.Sistem kemasyarakatan dalam suatu daerah tentu didasari oleh bahasa sehari-hari yang digunakan oleh
masyarakat di dalamnya.Menurut informasi dari informan saya dengan terkaitnya lokasi penelitian penulis bahwa keragaman suku yang berada di
daerah tersebut menggunakan bahasa simalungun untuk komunikasi bahasa sehari-hari.
Sejak berabad-abad yang lampau suku-suku bangsa yang tinggal di berbagai kepulauan di Nusantara memiliki bahasa masing-masing yang
dipergunakan dalam pergaulan dan komunikasi antar sesama suku tersebut.Bahasa itu dinamakan sebagai “bahasa daerah” yang disebutkan sesuai
dengan suku bangsa yang memiliki bahasa tersebut.Misalnya bahasa Batak Toba dipergunakan oleh Batak Toba.Demikian juga dengan bahasa
Simalungun.Disamping itu masyarakat Simalungun juga memiliki aksara yang sudah sangat tua usianya. Menurut seorang peneliti bahasa Dr. P. Voorhoeve,
yang menjadi pejabat Taalambtenaar di Simalungun tahun 1937, mengatakan bahwa bahasa Simalungun merupakan bahasa rumpun austronesia yang lebih
dekat dengan bahasa sansekerta yang banyak sekali mempengaruhi bahasa- bahasa di Nusantara.
Voorhoeve mengatakan kedekatan bahasa Simalungun dengan bahasa Sansekerta ditunjukkan dengan huruf pentup suku kata mati yaitu, uy dalam kata
28
apuy dan babuy, huruf g dalam kata dolog, huruf b dalam kata arbab, huruf ddalam kata bagod, huruf ah dalam kata babah dan sabah, juga ei dalam kata
simbei dan ou dalam kata sopou dan lapou. Salah satu ciri masyarakat simalungun adalah memiliki tingkatan bahasa yang disebut dengan ratting ni
hata. Adapun tingkatan tersebut adalah: 1.
Lapung ni hata, merupakan bahasa sehari-hari yang dipakai oleh masyarakat biasa atau bahasa yang dipakai sehari-hari.
2. Guru ni hata, merupakan bahasa yang dipakai untuk mengucapkan
sesuatu dan dianggap lebih halus. Guru ni hata merupakan bahasa tertinggi yang digunakan oleh kalangan keturunan raja-raja. Dimana
bahasa tersebut adalah bahasa yang sopan hormat, dan berisi nasehat, yang sering disampaikan melalui perumpamaan. Misalnya adalah
Simakidop artinya mata, Jambulan artinya rambut. Simakulsop artinya mulut.
3. Sait ni hata, yaitu bahasa yang dipakai ketika seseorang marah atau
menghina seseorang, karena tersinggung atas sesuatu. Sait ni hata merupakan bahasa yang kasar, karena berisi kata-kata yang pedas,
berisikan sindiran sehingga dapat menyakitkan hati orang lain. Misalnya panjamah tangan bahasa kasarnya tiput.
29
2.4 Sistem Kesenian