43
BAB III KAJIAN ORGANOLOGIS SARUNEI BULUH SIMALUNGUN
3.1 Kasifikasi Sarunei Buluh Siamlungun
Dalam mengklasifikasikan Sarunei Buluh, penulis mengacu kepada teori yang dikemukakan oleh Curth Sachs dan Hornbostel 1914 yaitu:“sistem
pengklasifikasian alat musik berdasarkan sumber penggetar utama bunyi. Sistem klasifikasi ini terbagi menjadi empat bagian yang terdiri dari : Idiofon,
penggetar utama bunyinya adalah badan dari alat musik itu sendiri, Aerofon, penggetar utama bunyinya adalah udara, Membranofon, penggetar utama
bunyinya adalah kulit atau membran, Kordofon, penggetar utamaa bunyinya adalah senar atau dawai”.
Sesuai dengan tinjauan penelitian mengenai organologis alat musik Sarunei Buluh, penelitian mengklasifikasikan alat musik ini ke dalam kelompok
aerofone. Aerofone ada beberapa jenis yaitu, Blown Flute, End Blown Flute, Side Blown Flute, Rim Blown Flute, Wistle Flute, Nose Flute. Dengan mengacu
pada teori diatas, maka alat musik Sarunei Buluh jika dilihat dari sumber bunyinya yaitu alat musik yang memiliki prinsip kerja hembusan udara, alat
musik Sarunei Buluh ini golongan ke pada klasifikasi aerofone yaitu sumber utama bunyi yang digahsilkan oleh getaran udara. Sedangkan dalam pembagaian
jenis klasifikasi aerofone, musik Sarunei Buluh tergolong kedalam “end blown flute” karena alat musik Sarunei Buluh ditiup sebagai penghembusan udara.
44
3.2 Kontruksi Bagian-Bagian Sarunei Buluh Simalungun
Gambar 1 : Bagian-bagian Sarunei Buluh Simalungun
Gambar 2 : Lubang Hembusan
Badan Sarunei Buluh
Lubang Nada Lubang Pembelah
Udara
Lubang Hembusan
45
Gambar 3 : Lubang Pembelah Udara
Gambar 4 : Ukuran Bagian Sarunei Buluh
3.3 Teknik Pembuatan
Pembuatan Sarunei Buluh Simalungun masih sangat sederhana. Semua proses pengerjaan Sarunei Buluh tersebut mulai dari tahap pengadaan bahan
6,5 cm
28,5 cm 3 cm
3 cm 3 cm
3 cm 3 cm
6,5 cm 12,5 cm
Lubang Pembelah Udara
46
sampai proses pembuatan dikerjakan tanpa adanya campur tangan mesin. Berikut ini akan dijelaskan bahan, alat-alat serta fungsi masing-masing yang
digunakan dalam pembuatan Sarunei Buluh.
3.3.1 Bahan Baku yang Digunakan
Bahan baku yang digunakan dalam pembutan Sarunei Buluh simalungun sangat sederhana. Pembuatan Sarunei Buluh tidaklah sesulit pembuatan alat
musik Siamlungun yang lain Gonrang dan Arbab yang membutuhkan bahan baku yang kompleks dengan proses yang sulit dan butuh waktu yang sangat
lama. Sarunei Buluh adalah salah satu alat musik Simalungun yang sederhana dalam proses pembuatannya. Sebab bahan utama yang digunakan dalam
pembuatan Sarunei Buluh hanya seruas bambu.
3.3.1.1 Bambu
Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di batangnya. Bambu memiliki banyak tipe. Nama lain dari bambu adalah buluh
dalam bahasa Simalungun. Bambu merupakan yang tidak asing lagi bagi masyarkat Indonesia.Tanaman ini dapat di daerah iklim basah sampai iklim
kering Menurut Departemen Kehutanan dan Perkebunan 1999, hal 78.Untuk pembuatan alat musik Sarunei Buluh bahan yang digunakan hanya
bambu.Dimana bambu yang digunakan adalah bambu Rogon ataupun bambu Talang, hal tersebut disebabkan bahwa bambu Rogon memiliki ruas yang
tidak terlau panjang dan tipis serta berdiameter tidak terlalu besar.Namun karena
47
sulitnya memperoleh bambu Rogon maka dapat diganti dengan bambu Talang yang memiliki ciri-ciri yang hampir menyerupai bambu Rogon.Mengapa harus
bambu yang memiliki ruas pendek?Hal tersebut disebabkan karena tekanan udara yang dikeluarkan dari mulut.Sehingga ruang bambu yang pendek lebih
memudahkan pemunculan suara yang dihasilkan dari tekanan udara dari mulut.
Gambar 5 : Pohon Bambu Rogon
48
3.3.1.2 Kayu Simardaruma
Ga mb
ar 6 :
Ka yu Simardaruma
Untuk membuat bagian diameter pada Sarunei Buluh Simalungun, dipergunakan kayu Simardaruma.Kayu simardaruma didapatkan oleh bapak
Rabes Saragih di hutan, kayu simardaruma ini bersifat rapuh.Kayu simardaruma yang digunakan sebagai penutup bagian dari Sarunei Buluh. Kayu simardaruma
ini akan dimasukkan kedalam lubang pada bagian bambu.
3.3.2 Peralatan Yang Digunakan
3.3.2.1 Parang
Gambar 7 : Parang
49
Parang yang digunakan adalah parang yang berukuran besar dan panjang, parang tersebut digunakan untuk menebang dan membersihkan dahan
bambu.Dan juga memotong ruas-ruas pangkal dan ujung pada Sarunei Buluh.
3.3.2.2 Pisau Cuter
Gambar 8 : Pisau Cuter Pisau Cutter yang digunakan untuk mengikis pangkal ruas bambu Rogon
dan juga membuat lubang nada Sarunei Buluh tersebut.
3.3.3 Proses Pembuatan
Proses pembuatan merupakan tahap awal dalam membuat Sarunei Buluh, dimana tahap ini semua cara dalam membentuk badan Sarunei Buluh dan
pengukuran dalam proses ini. Dalam proses pembuatan Sarunei Buluh ini yang pertama dilakukan dengan mempersiapkan bahan baku yaitu bambu rogon atau
bambu talang sebagai bahan yang di gunakan dalam membuat Sarunei Buluh.
50
3.3.3.1 Memilih dan Menebang
Bambu
Pemilihan bambu yang berkualitas akan sangat berpengaruh terhadap daya tahap atau kekuatan bambu tersebut. Jenis bambu yang baik untuk
dijadikan alat musik Sarunei Buluh adalah bambu tersebut tidak mengalami perubahan fisik dan tidak mudah kisutsusut sewaktu dikeringkan.
Kemudian memilih ruas bambu sesuai dengan ukuran untuk membuat Sarunei Buluh yaitu memiliki panjang ruas kurang lebih 28,5 cm dan diameter
lebih kurang 0,5 cm. Pada umumnya bambu yang memiliki rusa pendek tumbuh di tanah yang tandus. Dengan demikian, tidak semua jenis bambu dapat
dipergunakan untuk membuat Sarunei Buluh.Hal ini disebabkan karena pertimbangan kualitas jenis bambu sebagai bahan untuk mencapai
kesempurnaan bunyi yang dihasilkan dari alat musik Sarunei Buluh. Menurut hasil wawancara yang penulis lakukan dengan Bapak Rabes
Saragih, untuk menebnag bambu biasanya dilakukan pada sore hari.Hal tersebut dikarenakan erat dengan kebiasaan masyarakat setempat yang melakukan
pekerjaan tambahan setelah selesai melakukan pekerjaan pokok contohnya mengambil bambu dilakukan ketika hendak pulang dari ladang yang biasanya
pada sore hari.
3.3.3.2 Memotong Bambu
Bambu yang sudah ditebang dibersihkan dari dahan-dahan dan dipotong sesuai dengan ukuran dan bagian Sarunei Buluh. Proses pembuatan dapat
51
digunakan dengan parang, biar supaya untuk mendapatkan hasil yang rapi. Setelah pemotongan selesai maka bambu dikikis secara pelan dengan
menggunakan pisau cuter, dan setelah dikikis secara perlahan maka terciptlah badan bambu yang dihasilkan. Dalam pengkisan tersebut ujung pangkal
hembusan harus tipis, tujuannya adalah untuk mempermudah dalam memainkan Sarunei Buluh dimana posisi lubang mulut yang membuat pemaian Sarunei
Buluh merasa nyaman dalam memainkan Sarunei Buluh.
Gambar 9 : Memilih Bambu
Gambar 10: Cara memotong bambu
52
3.3.3.3 Mengukur dan
Memberi Garis
Adapun bagian-bagian Sarunei Buluh yang berbahan baku dari bambu dibentuk terlebih dahulu, seperti pembuatan diameter lubang hembus pada
Sarunei Buluh, mengukur garis bagian pangkal sesuai dengan garis tengah, lalu diberi garis sebagai dan pembuatan lubang nada-nada pada Sarunei Buluh.
Dalam proses ini bapak Rabes Saragih mengerjakannya sendiri.
Gambar 11: Pengukuran Awal
Gambar12:Pengukuran Jarak Lubang Nada Pertama
53
Gambar 13 : Pengukuran Jarak Lubang Nada Kedua
Gambar 14 : Pengukuran Jarak Lubang Nada Ketiga
Gambar 15: Pengukuran Jarak Lubang Nada Terakhir
3.3.3.4 Membuat Badan
Sarunei Buluh
Dalam pembuatan awal pertama Sarunei Buluh memotong bambu dengan menggunakan parang dan dibersihkan dahan-dahan yang ada pada bambu dan
terbentuklah badan Sarunei Buluh memotong ruas-ruas yang ada di pangkal dan ujung. Lalu mengikis yang terdapat bagian ujung dan pangkal pada Sarunei
Buluh, dengan mengukur bapak Rabes Saragih menggunakan garis tengah.setelah selesai membuat garis tengah, bapak rabes saragih menggarisi
sebagai nada setelah itu digarisi lagi sampai keenam kali.
54
Gambar 16 : Badan Sarunei Buluh
3.3.3.5 Mengikis Kulit Bambu
Alat yang digunakan dalam mengikis kulit bambu yaitu pisau cuter yang tajam, agar lebih mempermudah dalam pengikisan batas ruas bambu yang akan
menjadi lubang nada.
Gambar 17 : cara mengikis kulit bambu
3.3.4 Tahap Penyempurnaan
Tahap penyempurnaan dilakukan agar Sarunei Buluh simalungun dapat dilakukan dan dimainkan dengan baik.Tahap penyempurnaan ini dilakukan
dengan melubangi lubang hembus, pada lubang-lubang nada pada Sarunei Buluh ynag dikerjaan satu per satu berdasarkan bagian-bagiannya.
55
3.3.4.1 Pelubangan Awal
Bagian Sarunei Buluh
Pelubangan awal dimulai dari lubang hembusan yang berada pada pangkal ruas bambu, kemudian diikuti dengan melubangi lubang keluaran udara yang
berada pada ujung ruas bambu.Setelah lubang hembusan dan lubang keluaran udara selesai, yang terakhir melubangi lubang nada.
Gambar 18 : Pembentukkan Lubang Hembusan
Gambar 19 : Pembentukkan Pembelah Udara
56
Gambar 20 : Pemotongan Pembelah Udara
Gambar 21 : Proses Pelubangan Lubang Pangkal
Gambar 22 : Proses Pelubangan Nada Pertama
Gambar 23 : Proses Pelubangan Nada Kedua
57
Gambar 24 : Proses Pelubangan Nada Ketiga
Gambar 25 : Proses Pelubangan Nada Keempat
3.3.4.2 Mengikis Bidang Lubang Nada
Untuk mengikis batas ruas bidang lubang nada bambu, alat yang digunakan untuk mengikisnya adalah pisau cuter yang tajam, agar lebih
mempermudah dalam pengikisan batas ruas bidang lubang nada yang akan menjadi lubang nada yang dihasilkan. Dalam pengkisian tersebut, bidang lubang
nada harus tipis dengan tujuannya adalah untuk mempermudah dalam memainkan Sarunei Buluh dimana posisi pemaian nyanman memainkan Sarunei
Buluh.
58
Gambar 26 : Cara Mengikis Bidang Lubang Nada Gambar dibawah ini adalah hasil dari pengikisan bidang lubang nada
yang akan dijadikan penhasil nada.
Gambar 27 : Bentuk Bidang Lubang Nada Yang Selesai
3.3.4.3 Mengukur dan Memberi Garis
Mengukur satu ruas panjang bambu yang akan dijadikan bahan Sarunei Buluh. Cara pengukuran seperti ini dapat dipermudah dengan menggunakan dua
jari tangan saja.
Gambar 28 : Pengukuran Awal
59
Gambar 29 : Menggarisi Ujung Pangkal
3.3.4.4 Melubangi Lubang Nada
Proses pelubangan dilakukan dengan hati-hati dan pelan-pelan yang digunakan memakai pisau cuter, pertama yang akan di buat utuk mengikis secara
pelan, dan kelamaan lubang yag dikikis akan membesar dan sesuai. Awal pembuatan lubang dilakukan pada ujung pangkal dan setelah pembuatan ujung
pangkal, maka untuk melubangi lagi lubanga nada yang menghasilkan suara awal sampai pada akhir pelubangan selesai.
Gambar 30 : Melubangi Ujung Bagian Pangkal
60
Gambar 31 : Proses Pelubangan Dari Awal Sampai Akhir
Gambar 32 : Proses Pelubangan Selesai
3.3.4.5 Menghaluskan Permukaan Sarunei Buluh
Pada proses ini seluruh Sarunei Buluh dan terutama pada lubang hemusan di haluskan dengan menggunakan pisau cuter. Hal ini dilakukan untuk
memperindah tampilan Sarunei Buluh kemudian juga untuk menghaluskan sisa- sisa pemotongan bambu yang tidak rapi terutama yang dapat menggangu proses
penghembusan udara melalui mulut di pangkal ruas.
61
Gambar 33 : Menghaluskan Permukaan Badan Sarunei Buluh
Gambar 34 : Proses Menghaluskan Pembelah Udara
3.4 Ukur
an Bagian-Bagian Sarunei Buluh
Pada tulisan ini penulis menggambar menuliskan ukuran-ukuran yang terdapat pada alat musik Sarunei Buluh tentang panjang dan diameter badan
bambu, dan ukuran jarak nada Sarunei Buluh dengan menggunakan alat pengukur. Untuk mengetahui berapa ukuran bagian-bagian Sarunei Buluh,
penulis menggunakan penggaris, maka dibawah ini adalah gambar dari ukuran terdapat pada Sarunei Buluh.
62
Panjang Sarunei 28,5 cm
Ukuran Badan 6,5cm
3 cm
Ukuran Badan Bawah 6,5cm
63
Gambar 35 : Ukuran Bagian Sarunei Buluh
3.5 Kajia