Waktu hancur in vitro Penentuan kadar natrium diklofenak dalam sediaan

32 Friabilitas memberi gambaran ketahanan tablet terhadap benturan mekanis pada saat pengemasan dan pendistribusian Lachman, 1994. Nilai friabilitas yang besar menunjukkan tablet yang rapuh. Hasil evaluasi friabilitas tablet dari Tabel 3.1 yaitu Voltaren SR 75 mg sebesar 0, Voltaren 50 mg sebesar 0 , Klotaren 50 mg sebesar 0, dan Natrium Diklofenak Generik sebesar 0. Hal ini menunjukkan bahwa hasil evaluasi friabilitas tablet dari semua sediaan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Dan hasil yang ditunjukkan memiliki nilai yang sama dan berada dalam batas penerimaan evaluasi friabilitas tablet. Friabilitas kehilangan bobot dari tablet yang diperbolehkan ≤ 1 Sharma, et al, 2011.

4.1.3 Waktu hancur in vitro

Hasil uji waktu hancur secara in vitro dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan diagram waktu hancur secara in vitro pada Gambar 4.2. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa waktu hancur dari semua sediaan memiliki waktu hancur yang cepat, yaitu Voltaren SR 75 mg sebesar 45,25 menit; Deflamat CR 75 mg sebesar 37,45 menit; Voltaren 50 mg sebesar 18,15 menit, Klotaren 50 mg sebesar 15,30 menit, dan Natrium Diklofenak Generik sebesar 12,20 menit. Waktu hancur dari sediaan salut selaput film jauh lebih lama dibandingkan dengan sediaan salut enterik. Walaupun hasil yang ditunjukkan bervariasi tetapi masih berada dalam batas penerimaan evaluasi waktu hancur tablet. Waktu untuk menghancurkan tablet tidak lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut dan tidak lebih dari 60 menit untuk tablet bersalut Hadisoewignyo dan Fudholi, 2013. Diagram batang hasil uji evaluasi waktu hancur in vitro sediaan natrium diklofenak dapat dilihat pada Gambar 4.2 33 Gambar 4.2. Diagram batang hasil uji waktu hancur Keterangan: Sediaan 1 = Voltaren SR 75 mg = 42,45 menit Sediaan 2 = Deflamat CR 75 mg = 37,45 menit Sediaan 3 = Voltaren 50 mg = 18,15 menit Sediaan 4 = Klotaren 50 mg = 15,3 menit Sediaan 5 = Natrium Diklofenak Generik 50 mg = 12,2 menit

4.1.4 Hasil uji ANOVA dan Duncan waktu hancur in vitro sediaan natrium diklofenak

Data waktu hancur yang telah diperoleh dari berbagai sediaan digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan atau bermakna,maka dilakukan uji statistik ANOVA dengan menggunakan program SPSS 18.0 dengan p 0,05 pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil uji ANOVA waktu hancur sediaan natrium diklofenak Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups 4576,532 4 1144,133 226,167 ,000 Within Groups 101,176 20 5,059 Total 4677,708 24 45,25 37,45 18,15 15,3 12,2 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 1 2 3 4 5 W a k tu h a n cu r in v it ro m e n it Sediaan 34 Hasil uji ANOVA diatas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan atau bermakna diantara Voltaren SR 75 mg, Deflamat CR 75 mg, Voltaren 50 mg, Klotaren 50 mg, dan Natrium Diklofenak Generik 50 mg karena p = 0,00 p 0,05. Untuk mengetahui dimanakah letak perbedaan signifikan atau bermakna dari sediaan maka dilakukan juga uji Duncan. Tabel 4.3. Hasil uji Duncan evaluasi waktu hancur sediaan natrium diklofenak jenis obat N Subset for alpha = 0.05 1 2 3 4 ND Generik 50 mg 5 12,6900 Klotaren 50 mg 5 14,9700 14,9700 Voltaren 50 mg 5 17,6900 Deflamat CR 75 mg 5 36,6100 Voltaren SR 75 mg 5 46,8600 Sig. ,125 ,070 1,000 1,000 Hasil uji Duncan pada Tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa diantara Natrium Diklofenak Generik 50 mg, Klotaren 50 mg tidak ada perbedaan yang signifikan atau bermakna, Klotaren 50 mg dengan Voltaren 50 mg tidak ada perbedaan yang signifikan atau bermakna. Sedangkan untuk Voltaren SR 75 mg dengan Deflamat CR 75 mg terdapat perbedaan yang signifikan atau bermakna terhadap semua sediaan. 4.1.5 Penentuan kurva serapan dan linieritas kurva kalibrasi natrium diklofenak dalam larutan NaOH 0,1 N

4.1.5.1 Hasil penentuan panjang gelombang maksimum dalam NaOH 0,1 N

Moffat, et al 2005, mengatakan natrium diklofenak memberikan serapan maksimum dalam pelarut basa pada panjang gelombang 276 nm. Dari hasil penentuan panjang gelombang maksimum diperoleh panjang gelombang maksimum yaitu 275 nm. Kurva dan data serapan maksimum natrium diklofenak baku pembanding dapat dilihat pada Lampiran 1 halaman 55. 35

4.1.5.2 Hasil penentuan linieritas kurva kalibrasi NaOH 0,1 N

Penentuan linieritas kurva kalibrasi natrium diklofenak dalam pelarut NaOH 0,1 N dilakukan pada rentang konsentrasi 0,00 – 14,00 μgml. Dari hasil pengukuran diperoleh r = 0,9996, ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang linier antara serapan dan konsentrasi dan dari hasil pengukuran diperoleh persamaan regresi Y = 0,04013 X + 0,00355. Gambar kurva kalibrasi natrium diklofenak baku pembanding dapat dilihat pada Lampiran 2 halaman 56.

4.1.6 Penentuan kadar natrium diklofenak dalam sediaan

Diagram batang hasil penentuan kadar sediaan natrium diklofenak dapat dilihat pada Gambar 4.3 sebagai berikut: Gambar 4.3 Diagram batang hasi uji penetapan kadar Keterangan: Sediaan 1 = Voltaren SR 75 mg = 99,96 Sediaan 2 = Deflamat CR 75 mg = 102,12 Sediaan 3 = Voltaren 50 mg = 98,09 Sediaan 4 = Klotaren 50 mg = 97,66 Sediaan 5 = Natrium Diklofenak Generik 50 mg = 102,44 99,96 102,12 98,09 97,66 102,44 95 96 97 98 99 100 101 102 103 1 2 3 4 5 K a d a r N a .D ik lo fe n a k Sediaan 36 Hasil penentuan kadar natrium diklofenak dalam dalam sediaan pada gambar 3.3 dapat dilihat untuk Voltaren SR 75 mg yaitu sebesar 99,96 + 3,21, Deflamat CR 75 mg sebesar 102,12 + 0,23, Voltaren 50 mg sebesar 98,09 + 1,34, Klotaren 50 mg sebesar 97,66 + 1,47, Natrium Diklofenak Generik sebesar 102,44 + 2,23. Kadar yang diperoleh memenuhi persyaratan kadar yaitu tablet natrium diklofenak mengandung zat berkhasiat tidak kurang dari 90,0 dan tidak lebih dari hingga 110 dari yang tertera pada etiket USP 30, 2007.

4.1.7 Keseragaman kandungan