Uji waktu hancur Uji disolusi

19 menit 100 kali putaran. Setelah batas waktu yang telah ditentukan tablet dikeluarkan dan dibersihkan dari debu, lalu ditimbang beratnya b gram. Tablet yang baik mempunyai friabilitas kurang dari 1 Charles dan Wikarsa, 2010. F = a – ba x 100. Keterangan: F = friabilitas a = bobot tablet sebelum diuji g b = bobot tablet setelah diuji g Kerapuhan tablet merupakan parameter yang menggambarkan kekuatan permukaan tablet dalam melawan berbagai perlakuan yang menyebabkan abrasi pada permukaan tablet. Uji kerapuhankeregasan tablet berhubungan dengan kehilangan bobot akibat abrasi yang terjadi pada permukaan tablet. Semakin besar nilai persentase kerapuhan, semakin besar pula masa tablet yang hilang.

2.5.5 Uji waktu hancur

Pengujian dilakukan terhadap 6 tablet. Dimasukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari keranjang. Tanpa menggunakan cakram jalankan alat, gunakan cairan lambung buatan LP bersuhu 37 + 2 sebagai media. Setelah alat dijalankan selama 1 jam, angkat keranjang dan amati semua tablet, tablet tidak hancur, retak atau menjadi lunak. Kemudian masukkan satu cakram pada tiap tabung dan jalankan alat, gunakan cairan usus buatan LP bersuhu 37 + 2 sebagai media selama jangka waktu 2 jam ditambah dengan batas waktu yang dinyatakan masing-masing monografi atau bila dalam monografi dinyatakan hanya tablet salut enterik, maka hanya selama batas waktu yang dinyatakan dalam monografi. Angkat keranjang dan amati semua tablet, semua tablet harus hancur sempurna. 20 Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya. Tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna Ditjen POM., 1995. Waktu yang diperlukan untuk menghancurkan tablet SR 2 jam dan untuk tablet salut enterik 1 jam. Agar dapat diabsorpsi setelah pemberian peroral, tablet harus dapat hancur, larut, dan tersedia dalam bentuk molekulnya. Waktu hancur tablet adalah waktu yang diperlukan sejumlah tablet untuk hancur menjadi granulpartikel penyusunnya yang mampu melewati ayakan nomor mesh 4, yang terdapat pada bagian bawah alat uji. Hasil uji waktu hancur yang baik tidak menjamin bahwa disolusi dan ketersediaan hayati tablet juga akan baik, karena waktu hancur bukan parameter yang dapat menggambarkanberkaitan dengan ketersediaan hayati. Uji ini penting untuk kontrol variasi dari lot ke lot, sehingga menjamin mutu tablet. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi waktu hancur, antara lain bahan tambahan yang digunakan, metode pembuatan tablet, jenis dari konsentrasi pelicin, tekanan mesin pada saat pentabletan, dan sifat fisika kimia bahan penyusun tablet Hadisoewignyo dan Fudholi, 2013.

2.5.6 Uji disolusi

Uji disolusi secara in vitro dilakukan untuk mengetahui pelepasan natrium diklofenak dari tablet. Uji dilakukan dengan menggunakan alat uji disolusi tablet. Satu tablet dimasukkan ke dalam alat uji tablet dengan menggunakan dayung berisi medium 900 ml. Pengujian dilakukan dalam medium asam klorida 0,1 N selama 2 jam dan larutan dapar fosfat pH 6,8 selama 1 jam untuk tablet salut enterik dan 6 jam untuk sediaan sustained release pada suhu 37 + 0,5 C. Pengambilan sampel dilakukan pada waktu 10, 20, 30, 40, 50, 60 menit untuk 21 tablet salut enterik dan pada waktu 10, 30, 60, 90, 120, 240, 360 menit untuk sediaan sustained release dengan volume 5 ml setiap kali pengambilan sampel. Volume medium diganti dengan larutan medium baru dengan volume dan suhu yang sama. Masing-masing sampel yang diambil dianalisa menggunakan spektrofotometer UV-vis pada panjang gelombang maksimum 276 nm untuk natrium diklofenak Ditjen POM, 2014. 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Disintegration Tester Copley, Dissolution Tester Veego, Strong Cobb Hardness Tester Erweka, Roche Friabilator Erweka, Spektrofotometer UV Shimadzu, Stopwatch, Neraca listrik Boeko, sejumlah alat gelas lainnya.

3.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Natrium Diklofenak BPFI, Voltaren SR 75 mg Novartis, Deflamat CR 75 mg Actavis, Voltaren 50 mg Novartis, Klotaren 50 mg Kimia Farma, Natrium Diklofenak Generik 50 mg Kimia Farma, NaOH, HCl, KH 2 PO 4 , Dapar Fosfat pH 6,8. 3.3 Pembuatan Pereaksi 3.3.1 Akua bebas CO 2 Akuades yang telah didihkan selama 5 menit atau lebih dan didiamkan sampai dingin dan tidak boleh menyerap CO 2 dari udara Ditjen POM., 1995.

3.3.2 Natriun hidroksida NaOH 0,1 N

Dilarutkan 4 g NaOH dalam akua bebas CO 2 secukupnya hingga 1000 ml Ditjen POM., 1995.

3.3.3 Natrium hidroksida NaOH 0,2 N

Dilarutkan 8 g NaOH dalam akua bebas CO 2 secukupnya hingga 1000 ml Ditjen POM., 1995.