17 6.5-7 sedangkan di ileum 7.5 8. Dari pH fisiologis itu dapat dicari penyalut yang
sesuai yang dapat larut dalam pH di tempat tujuan tersebut. Tablet salut enterik tidak pecah saat di lambung. Namun bisa pecah apabila ada substansi yang dapat
menaikkan atau menetralkan pH asam lambung misalnya antasida atau makanan. Oleh karena itu, penggunaan enteric coating tablet tidak boleh bersamaan dengan
antasida dan makanan Goeswin, 1983.
2.5 Evaluasi Sediaan 2.5.1 Uji keseragaman kandungan
Sediaan yang diuji adalah tablet natrium diklofenak dengan berat satu tablet 230 mg dan kapsul natrium diklofenak dengan berat satu kapsul 280 mg dan
mengandung natrium diklofenak 75 mg, berarti bobot zat berkhasiat lebih kecil dari 50 bobot sediaan, karena itu penetapan keseragaman sediaan dilakukan
dengan menetapkan keseragaman kandungan. Satu tablet digerus lalu dimasukkan kedalam labu tentukur 100 ml dan
dilarutkan dan diencerkan dengan larutan NaOH 0,1 N hingga garis tanda. Kemudian disaring, 10 ml filtrat pertama dibuang. Dipipet 0,4 ml filtrat,
dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml, diencerkan dengan NaOH 0,1 N hingga garis tanda, lalu dikocok sampai homogen hingga diperoleh konsentrasi.
Larutan ini lalu diukur serapannya dengan menggunakan spektrofotometer UV pada panjang gelombang 276 nm Ditjen POM, 1995.
2.5.2 Uji penetapan kadar
Timbang dan serbukkan tidak kurang dari 20 tablet. Timbang seksama sejumlah serbuk setara dengan 75 mg natrium diklofenak penimbangan serbuk
dilakukan sebanyak 6 kali pengulangan, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100
18 ml. Kemudian ditambahkan NaOH 0,1 N, dikocok hingga larut dan dicukupkan
dengan NaOH 0,1 N hingga garis tanda. Disaring, 10 ml filtrat pertama dibuang. Dipipet 0,6 ml filtrat, dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml, diencerkan
dengan NaOH 0,1 N hingga garis tanda, lalu dikocok sampai homogen. Diukur serapannya pada panjang gelombang maksimum yang diperoleh. Tablet natrium
diklofenak mengandung zat berkhasiat tidak kurang dari 90,0 dan tidak lebih dari hingga 110,0 dari yang tertera pada etiket USP 30, 2007.
2.5.3 Uji kekerasan tablet
Sebanyak 6 tablet, masing-masing diletakkan pada tempat yang tersedia pada alat dengan posisi tidur, alat diatur, kemudian ditekan tombol
start. Pada saat tablet pecah angka yang tertera pada layar digital dicatat. Syarat kekerasan tablet salut 10-20 kg Abu-Izza, et al, 2004.
Kekerasan tablet mencerminkan kekuatan tablet secara keseluruhan, diukur dengan cara memberi tekanan terhadap diameter tablet. Kekerasan
merupakan parameter yang menggambarkan ketahanan tablet dalam melawan tekanan mekanik seperti goncangan, benturan dan keretakan selama pengemasan,
penyimpanan, transportasi, dan sampai ke tangan pengguna. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekerasan tablet adalah tekanan kompresi dan sifat bahan yang
dikempa. Peningkatan jumlah bahan pengikat akan meningkatkan kekerasan tablet meskipun tekanan kompresinya sama. Kekerasan tablet berhubungan langsung
dengan waktu hancur dan disolusi Hadisoewignyo dan Fudholi, 2013.
2.5.4 Uji friabilitas
Sebanyak 20 tablet yang telah dibersihkan dari debu, dicatat beratnya a gram. Tablet dimasukkan ke dalam alat friabilator, lalu alat dijalankan selama 4
19 menit 100 kali putaran. Setelah batas waktu yang telah ditentukan tablet
dikeluarkan dan dibersihkan dari debu, lalu ditimbang beratnya b gram. Tablet yang baik mempunyai friabilitas kurang dari 1 Charles dan Wikarsa, 2010.
F = a – ba x 100. Keterangan:
F = friabilitas a = bobot tablet sebelum diuji g
b = bobot tablet setelah diuji g Kerapuhan tablet merupakan parameter yang menggambarkan kekuatan
permukaan tablet dalam melawan berbagai perlakuan yang menyebabkan abrasi pada permukaan tablet. Uji kerapuhankeregasan tablet berhubungan dengan
kehilangan bobot akibat abrasi yang terjadi pada permukaan tablet. Semakin besar nilai persentase kerapuhan, semakin besar pula masa tablet yang hilang.
2.5.5 Uji waktu hancur