1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Saat ini arus globalisasi bergerak semakin cepat dan hal ini memberikan dampak pada berbagai sektor, seperti bidang perekonomian, kebudayaan,
pariwisata, dan beberapa sektor lainnya. Banyak industri-industri baru bermunculan dan perusahaan-perusahaan besar mulai meluaskan jaringannya di
Indonesia. Pada sektor ini Indonesia memang mempunyai kawasan yang strategis dan sangat mendukung karena terkenal dengan murahnya biaya tenaga kerja,
dataran yang luas, dan sumber daya alam yang melimpah yang membuat banyak perusahaan mempunyai kesempatan yang besar untuk mendapatkan banyak
keuntungan yang maksimal. Lingkungan sekitar perusahaan tentu erat sekali kaitannya dengan
bagaimana perusahaan mampu meminimalisir masalah-masalah yang terjadi pada masyarakat akibat aktivitas yang dijalankannya. Masyarakat mulai sadar akan
dampak sosial yang ditimbulkan perusahaan terhadap lingkungan yang semakin sulit dikendalikan karena operasi perusahaan dalam rangka mencapai laba
maksimal yang semakin agresif. Dampak negatif itu sendiri dapat berupa pencemaran lingkungan akibat limbah pabrik maupun ekploitasi sumber daya
alam bagi kepentingan jangka pendek semata. Menurut Solihin 2009:1 sekitar 50 tahun yang lalu, para pelaku bisnis
memiliki kewajiban serta membuat keputusan atau melaksanakan berbagai
Universitas Sumatera Utara
2 tindakan yang sesuai dengan tujuan dan nilai-nilai masyarakat. Pendapat tersebut
telah memberikan dasar konsep tanggung jawab sosial social responsibility. Tanggung jawab sosial perusahaan atau sering disebut Corporate Social
Responsibility CSR merupakan salah satu topik yang aktual dan berkaitan erat dengan masalah hukum dan etika bisnis perusahaan sebagai suatu aktivitas yang
bertujuan untuk mendapatkan suatu keuntungan yang besar, tetapi selayaknya juga memikirkan kepentingan masyarakat disekitarnya, karena perusahaan
sebenarnya juga merupakan bagian dari masyarakat. CSR dimaksudkan untuk mendorong dunia usaha lebih etis dalam menjalankan aktivitasnya agar tidak
berpengaruh atau berdampak buruk pada masyarakat dan lingkungan hidupnya. CSR timbul sejak era dimana kesadaran akan sustainability perusahaan jangka
panjang adalah lebih penting daripada sekedar profitability. Program dalam CSR ini sebaiknya dibuat berdasarkan kebutuhan masyarakat sekitar, sehingga mereka
dapat merasakan manfaat dari apa yang mereka butuhkan. Seperti mendukung pengembangan industri lokal, membuka fasilitas perusahaan bagi masyarakat, dan
berpartisipasi dalam proyek kesehatan masyarakat serta berbagai bentuk kegiatan yang lain.
Masyarakat sudah memahami bahwa aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan akan membawa dampak negatif pada lingkungannya. Apalagi hal ini
sangat dekat sekali dengan aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan industri barang konsumsi karena perusahaan industri barang konsumsi adalah perusahaan
yang paling banyak berinteraksi dengan masyarakat. Dalam proses produksinya perusahaan industri barang konsumsi mau tidak mau akan menghasilkan limbah
Universitas Sumatera Utara
3 produksi, sangat erat hubungannya dengan masalah pencemaran lingkungan.
Proses produksi yang dilakukan juga mengharuskannya untuk memiliki tenaga kerja bagian produksi sehingga masalah keselamatan kerja juga harus
diperhatikan. Di sisi lain perusahaan industri barang konsumsi adalah perusahaan yang menjual produk kepada konsumen sehingga isu keselamatan dan keamanan
produk menjadi penting untuk diungkapkan kepada masyarakat. Oleh karena itu dengan banyaknya masalah-masalah yang terjadi, sangat diharapkan agar setiap
perusahaan lebih meningkatkan kesadaran akan tanggung jawab sosialnya dengan cara memperhatikan dan mempertimbangkan akibat dari kegiatan operasional
yang dilakukannya. Pelaksanaan praktek tanggung jawab sosial juga perlu dilakukan oleh
setiap perusahaan dikarenakan semakin parahnya kerusakaan lingkungan yang terjadi di Indonesia maupun di dunia. Sebagai contoh, kasus pencemaran air
sungai yang diakibatkan oleh PT. Marimas tahun 2013 di Semarang. PT Marimas Putera Kencana adalah suatu perusahaan Perseroan Terbatas yang bergerak dalam
bidang produksi minuman segar berbentuk serbuk. Pabrik PT Marimas telah mencemari aliran sungai disekitar pabrik selama beberapa tahun terakhir.
Pencemaran semakin parah karena saluran pembuangan limbah jebol, yang mana mengakibatkan bau menyengat yang berasal dari pembuangan limbah tersebut.
Selain mencemari lingkungan, kini warga kesulitan untuk mencari air bersih karena limbah telah bercampur dengan air sumur. Kasus lainnya yaitu kasus
pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan Exxonmobil Oil, yaitu
Universitas Sumatera Utara
4 kasus penemuan cairan yang diduga kuat Merkuri di areal bekas kegiatan
Exxonmobil Oil di Desa Hueng Kecamatan Tanah Luas Kabupaten Aceh Utara. Jika dilihat dari dua kasus diatas, masalah sosial dan lingkungan yang
tidak diatur dengan baik oleh perusahaan ternyata memberikan dampak yang sangat besar, bahkan tujuan meraih keuntungan dalam aspek bisnis malah berbalik
menjadi kerugian yang berlipat. Oleh karena itu masalah pengelolaan sosial dan lingkungan untuk saat ini tidak bisa menjadi aspek yang tidak dianggap penting
dalam beroperasinya perusahaan. Berbagai penelitian yang terkait dengan pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan telah banyak dilakukan, para peneliti memasukkan variabel- variabel yang dianggap mempunyai pengaruh terhadap pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan untuk dicari seberapa signifikan hal tersebut mempengaruhinya. Berbagai penelitian tersebut menunjukkan keanekaragaman
hasil. Penelitian yang dilakukan oleh Sembiring 2005 yang menguji pengaruh size, profitabilitas, ukuran dewan komisaris profile dan leverage pada perusahaan
yang terdapat di busa efek Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, profil dan ukuran dewan komisaris memiliki pengaruh positif yang
signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, tetapi profitabilitas dan leverage gagal menunjukkan efek signifikan. Penelitian lain
dilakukan Mutia dkk 2011 yang menguji pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas dan ukuran dewan komisaris terhadap pengungkapan CSR.
Penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
5 Profitabilitas
belum memberikan
pengaruh yang
signifikan terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Ukuran dewan komisaris memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan. Surbakti 2013 yang menguji pengaruh profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap pengungkapan CSR pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, variabel profitabilitas dan size perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
pengungkapan sosial perusahaan. Dari hasil uji simultan diperoleh kesimpulan bahwa variable profitabilitas dan size perusahaan berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Berbagai temuan dari penelitian yang telah diuraikan diatas, tetapi masih
menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mencoba melakukan penelitian kembali agar dapat lebih memahami
mengenai
“Pengaruh Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan
Corporate Social Responsibility dengan Ukuran Dewan Komisaris sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Industri Barang
Konsumsi Yang Terdaftar di BEI”.
1.2. Rumusan Masalah