43 Pada grafik scatterplot diatas, terlihat titik-titik menyebar secara acak,
serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat gejala heteroskedastisitas pada model
regresi yang digunakan.
4.1.2.4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah sebuah model regresi terdapat korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 atau sebelumnya Ghozali, 2005. Jika terjadi korelasi dinamakan ada masalah autokorelasi. Untuk mendeteksi ada atau
tidaknya autokorelasi, peneliti menggunakan Durbin-Watson DW test. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Kriteria pengujian
dengan hipotesis tidak ada autokorelasi adalah sebagai berikut, Menurut Santoso kriteria autokorelasi ada 3, yaitu:
1. Nilai D-W di bawah -2 berarti diindikasikan ada autokorelasi positif. 2. Nilai D-W di antara -2 sampai 2 berarti diindikasikan tidak ada
autokorelasi. 3. Nilai D-W di atas 2 berarti diindikasikan ada autokorelasi negatif.
Hasil pengujian autokorelasi dapat dilihat pada tabel berikut:
Universitas Sumatera Utara
44
Tabel 4.4 Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson
Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate Durbin-
Watson 1
.339
a
.115 .085
.25175 1.391
a. Predictors: Constant, LNSIZE, ROA b. Dependent Variable: CSR
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS Agustus 2015
Berdasarkan hasil pengujian Durbin-Watson dengan menggunakan SPSS maka diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar 1.391 yang berarti berdasarkan
kriteria Durbin-Watson hasil tersebut tidak terjadi autokorelasi.
4.1.2.5 Model Regresi Berganda
Hasil regresi linear berganda pengaruh profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap pengungkapan CSR pada Perusahaan Industri Barang
Konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2011-2013 yang ditunjukkan pada tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
.451 .270
1.670 .100
ROA -.008
.003 -.355
-2.765 .008
LNSIZE .024
.019 .161
1.257 .214
a. Dependent Variable: CSR
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS Agustus 2015
Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda yang digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap satu variabel
Universitas Sumatera Utara
45 dependen. Persamaan regresi dapat dilihat dari tabel hasil uji coefficients. Pada
tabel coefficients yang dibaca adalah nilai dalam kolom B pada baris pertama menunjukkan konstanta a dan baris selanjutnya menunjukkan konstanta variabel
independen. Berdasarkan tabel 4.5 diatas maka model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:
CSR = 0.451 – 0.008ROA + 0.024SIZE + e
Dari persamaan regresi tersebut diatas maka dapat dianalisis sebagai berikut:
a. Konstanta sebesar 0.451 menyatakan bahwa jika nilai profitabilitas dan ukuran perusahaan adalah konstan maka nilai pengungkapan CSR
adalah sebesar 0.451. b. Koefisien regresi ROA sebesar -0.008 menunjukkan bahwa apabila
ROA perusahaan meningkat sebesar 1 satuan, maka akan menurunkan pengungkapan CSR sebesar 0.008 satuan.
c. Koefisien regresi Ukuran Perusahaan sebesar 0.024 menunjukkan bahwa apabila ukuran perusahaan meningkat sebesar 1 satuan, maka
pengungkapan CSR akan meningkat sebesar 0.024 satuan.
4.1.2.6 Uji Koefisien Determinasi R