Net Operating Profit After Tax NOPAT Weighted Average Cost of Capital WACC

Fika Amelia Napitupulu : Analisis Perbandingan Economic Value Added EVA Dan Financial Value Added FVA Sebagai Alat Ukur Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Sumbetri Megah, 2009. USU Repository © 2009 Dari perhitungan akan diperoleh kesimpulan dengan interpretasi hasil sebagai berikut: a. Jika EVA 0 hal ini menunjukkan terjadi nilai tambah ekonomis bagi perusahaan. b. Jika EVA 0 hal ini menunjukkan tidak terjadi nilai tambah ekonomis bagi perusahaan. c. Jika EVA = 0 hal ini menunjukkan posisi impas karena laba telah digunakan untuk membayar kewajiban kepada penyandang dana baik kreditur maupun pemegang saham. Menurut Young O’Byrne 2001:39, EVA sama dengan NOPAT dikurangi biaya modal. NOPAT merupakan laba operasi perusahaan setelah pajak dan mengukur laba yang diperoleh perusahaan dari operasi berjalan. Biaya modal yaitu modal yang diinvestasikan perusahaan juga disebut modal atau modal yang dipakai dikalikan rata-rata tertimbang weighted average dari biaya modal WACC. WACC sama dengan utang jangka pendek, utang jangka panjang, dan ekuitas pemegang saham yang ditimbang berdasarkan proporsi relatifnya dalam struktur modal perusahaan pada nilai pasar.

a. Net Operating Profit After Tax NOPAT

Net Operating Profit After Tax NOPAT atau laba operasi bersih setelah pajak merupakan sejumlah laba perusahaan yang akan dihasilkan jika perusahaan tersebut tidak memiliki utang dan tidak memiliki aset finansial. NOPAT dapat dihitung dengan menggunakan rumus Sartono, 2001:100: NOPAT = EBIT 1-Tarif Pajak Fika Amelia Napitupulu : Analisis Perbandingan Economic Value Added EVA Dan Financial Value Added FVA Sebagai Alat Ukur Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Sumbetri Megah, 2009. USU Repository © 2009 Keterangan: NOPAT= Net Operating Profit After Taxes EBIT = Earning Before Interest and Tax Faktor yang non operasional dan laba rugi luar biasa, seperti labarugi dari penghentian unit usaha serta beberapa akun rugi lain-lain yang sama sekali tidak berhubungan dengan kegiatan operasional rutin perusahaan dan tidak ada keterangan yang jelas dalam catatan laporan keuangan perusahaan, tidak diikutsertakan dalam perhitungan NOPAT.

b. Weighted Average Cost of Capital WACC

Weighted Average Cost of Capital WACC atau biaya modal rata-rata tertimbang adalah biaya ekuitas dan biaya hutang masing-masing dikalikan dengan presentasi ekuitas dan hutang dalam struktur modal perusahaan. WACC dapat dihitung dengan menggunakan rumus Atmaja, 1994:140: WACC = Wd.Kd 1 – T + Wp.Kp + Ws.Ks Keterangan: WACC = Weighted Average Cost of Capital Biaya Modal Rata-rata Tertimbang Wd = Persentase Hutang dari Modal Kd = Biaya Hutang Wp = Persentase Saham Preferen dari Modal Kp = Biaya Saham Preferen Ws = Persentase Saham Biasa atau Laba Ditahan dari modal Ks = Biaya Laba Ditahan T = Tarif Pajak Fika Amelia Napitupulu : Analisis Perbandingan Economic Value Added EVA Dan Financial Value Added FVA Sebagai Alat Ukur Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Sumbetri Megah, 2009. USU Repository © 2009 Biaya hutang Kd yang relevan dalam menghitung WACC merupakan biaya hutang setelah pajak After-tax cost of debt. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa hutang menimbulkan biaya bunga yang akan menurunkan penghasilan yang dikenai pajak. Biaya hutang sesudah pajak dapat dihitung dengan menggunakan rumus Atmaja, 2004:138: Biaya Hutang Sesudah Pajak = Biaya Hutang sebelum Pajak x 1 – Tingkat Pajak Biaya saham preferen Kp adalah sama dengan tingkat keuntungan yang dinikmati pembeli saham preferen. Biaya saham preferen dapat dihitung dengan menggunakan rumus Atmaja, 2004:139: Kp = Pn Dp Keterangan: Kp = Biaya saham preferen Dp = Deviden saham preferen tahunan Pn = Harga saham preferen bersih yang diterima perusahaan penerbit setelah dikurangi biaya peluncuran saham atau flotation cost Biaya laba ditahan Ks yaitu tingkat keuntungan yang diisyaratkan investor pada saham biasa perusahaan yang bersangkutan. Jika laba tidak ditahan, laba tersebut akan dibagi dalam deviden. Namun, jika laba tersebut ditahan berarti pemegang saham menginvestasikan kembali laba yang menjadi hak-nya ke perusahaan plow back fund. Oleh sebab itu pemegang saham mengisyaratkan bahwa perusahaan harus dapat memberikan keuntungan paling tidak sebesar keuntungan yang dapat diperoleh oleh pemegang saham pada alternatif investasi Fika Amelia Napitupulu : Analisis Perbandingan Economic Value Added EVA Dan Financial Value Added FVA Sebagai Alat Ukur Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Sumbetri Megah, 2009. USU Repository © 2009 yang memiliki risiko yang sama dengan risiko perusahaan. Biaya laba ditahan dapat dihitung dengan menggunakan rumus Atmaja, 2004:139: Ks = Po D1 + g Keterangan: Ks = Biaya laba ditahan D 1 = Deviden akhir periode P = Harga saham pada awal periode g = Tingkat pertumbuhan deviden

c. Modal yang Diinvestasikan