rekomendasi yang antara lain aksi pengurangan kerentanan pantai sebagai cara mitigasi bencana alam laut dan pantai di kota-kota pantai di Pasifik. Penilaian
kerentanan pantai merupakan prerekues yang penting dalam menentukan daerah yang berisiko tinggi, mengapa mereka berada dalam risiko serta bagaimana cara
mengurangi tingkat risiko tersebut. Membagi klasifikasi kerentanan pantai menjadi enam kategori, variabel
risiko yaitu;
1. Ketinggian Elevasi Pantai,
4. Geomorfologi,
2. Kenaikan Muka Air Laut,
3. Kemunduran Garis Pantai,
5.
Pasang Surut,
6.
Tinggi Gelombang.
2.5.1 Ketinggian Pantai Mean Elevation
Elevsi pantai dalah perbedaan vertikal antar 2 titik atau jarak dari bidang referensi yang telah ditetapkan ke suatu titik tertentu sepanjang garis tertentu.
Elevasi muka air laut merupakan parameter yang sangat penting untuk perencanaan bangunan pantai. Beberapa proses alam yang terjadi dalam waktu yang
bersamaan membentuk variasi muka air laut dengan periode yang pendek hingga panjang. Proses tersebut meliputi tsunami, gelombang badai, kenaikan muka air
akibat gelombang oleh kapal, kenaikan muka air akibat pemanasan global dan pasang surut.
Mengingat elevasi di laut selalu berubah satiap saat, maka diperlukan suatu elevasi yang ditetapkan berdasar data pasang surut, yang dapat digunakan sebagai
pedoman, beberapa elevasi tersebut adalah sebagai berikut :
16
Universitas Sumatera Utara
1. Muka air tinggi high water level, muka air tertinggi yang dicapai pada saat air pasang dalam satu siklus pasang surut.
2. Muka air rendah low water level, kedudukan air terendah yang dicapai pada saat air surut dalam satu siklus pasang surut.
3. Muka air tinggi rata-rata mean high water level, MHWL, adalah rataan dari muka air tinggi selama periode 19 tahun.
4. Muka air rendah rerata mean low water level, MLWL, adalah rerata dari muka air rendah selama periode 19 tahun.
5. Muka air laut rerata mean sea level, MSL, adalah muka air rerata antara muka air tinggi rerata dan muka air rendah rerata. Elevasi ini digunakan
sebagai referensi untuk elevasi di daratan. 6. Muka air tinggi tertinggi highest high water level, HHWL, adalah air
tertinggi pada saat pasang surut purnama atau bulan mati. 7. Muka air rendah terendah lowest low water level, LLWL, adalah air
terendah pada saat pasang surut purnama atau bulan mati. 8. Higher high water level, adalah air tertinggi dari dua air tinggi dalam satu
hari, seperti dalam pasang surut tipe campuran. 9. Lower low water level, adalah air terendah dari dua air rendah dalam satu
hari.
2.5.2 Kenaikan Muka Air laut
Wilayah pesisir merupakan wilayah yang sangan rentan terhadap tekanan lingkungan baik yang berasal dari daratan dan lautan. Salah satu tekanan yang sering
terjadi akhir-akhir ini mengancam keberlangsungan wilayah pesisir di seluruh belahan duia adalah adanya kenaikan muka air laut. Fenomena alam ini perlu diperhitungkan
dalam semua kegiatan pengelolaan wilayah pesisir karena dapat bedampak langsung
17
Universitas Sumatera Utara
pada kerusakan asset-asset penduduk, mengganggu perkembangan ekonomi penduduk. Secara umum, kenaikan muka air laut merupakan dampak dari pemanasan
global global warming yang melanda seluruh belahan bumi ini. Berdasarkan laporan IPCC International Panel On Climate Change bahwa rata - rata suhu permukaan
global meningkat 0,3 - 0,6 0C sejak akhir abad 19 dan sampai tahun 2100 suhu bumi diperkirakan akan naik sekitar 1,4 - 5,80C Dahuri, 2002 dan Bratasida, 2002.
Naiknya suhu permukaan global menyebabkan mencairnya es di kutub utara dan selatan bumi sehingga terjadilahkenaikan muka air laut Sea Level Rise.
2.5.3 Kemunduran Garis Pantai