Taranika Intan : Pengaruh Dividend Per Share Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
2. Perusahaan tersebut membayar dividen tunai berturut-turut pada tahun 2005, 2006, dan 2007,
3. Perusahaan tersebut mempunyai laba bersih pada tahun 2005, 2006, dan 2007,
4. Perusahaan-perusahaan tersebut tidak sedang berada dalam proses delisting pada tahun 2005, 2006, dan 2007,
5. Merupakan perusahaan go public yang data semua variabelnya baik variabel dependen maupun independen tersedia dan dapat diperoleh, baik dari
Indonesian Capital Market Directory ICMD 2006, JSX Watch 2008-2009 atau dari laporan-laporan keuangan yang diambil dari sumber lain maupun
situs Bursa Efek Indonesia BEI.
D. Jenis Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik Kuncoro, 2003:124 dan merupakan data
sekunder, yaitu data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara Indriantoro dan Supomo, 2002:147, yang diperoleh dari
Indonesian Capital Market Directory ICMD 2006, JSX Watch 2008-2009 dan situs Bursa Efek Indonesia BEI.
E. Identifikasi dan Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. variabel independen bebas
Taranika Intan : Pengaruh Dividend Per Share Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Variabel independen yaitu variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain. Yang termasuk variabel independen di sini adalah:
Dividend Per Share x
1
= Beredar
Saham Jumlah
Tunai Dividen
Earning Per Share x
2
= Beredar
Saham Jumlah
Bersih Laba
2. variabel dependen tidak bebas
Harga saham Y yang digunakan dalam penelitian ini adalah closing price pertahun masing-masing perusahaan yang diteliti dengan periode penelitian dari
tahun 2005 sampai dengan tahun 2007.
F. Metode Analisis Data
1. Pengujian Asumsi Klasik
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan SPSS versi 16.0. Peneliti melakukan uji
asumsi klasik terlebih dahulu sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan terdiri atas uji normalitas, uji multikolinearitas, dan
uji autokorelasi.
a. Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Kalau nilai residual tidak
mengikuti distribusi normal, uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil Ghozali, 2005:110. Cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah
Taranika Intan : Pengaruh Dividend Per Share Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
residual berdistribusi normal atau tidak adalah dengan desain grafik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal atau mengikuti arah garis diagonal, atau grafik
histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, demikian sebaliknya. Selain itu, dapat digunakan uji statistik
Kolmogorov-Smirnov K-S, yang dijelaskan oleh Gozhali 2005:115. Bila nilai signifikan 0.05 berarti distribusi data tidak normal. Sebaliknya bila nilai
signifikan 0.05 berarti distribusi data normal.
b. Uji multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen Ghozali, 2005:91. Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat 1 nilai
tolerance dan lawannya 2 VIFvariance inflation factor. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance
0,10 atau sama dengan nilai VIF 10. Menurut Gozhali 2005, cara yang dapat dilakukan jika terjadi
multikolinearitas, yaitu: i.
mengeluarkan satu atau lebih variabel independen yang mempunyai korelasi tinggi dari model regresi dan identifikasi variabel independen lainnya untuk
membantu prediksi, ii.
menggabungkan data cross section dan time series pooling data iii.
menambah data penelitian
Taranika Intan : Pengaruh Dividend Per Share Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
c. Uji autokorelasi
Uji autokorelasi menurut Ghozali 2005:95 adalah sebagai berikut: Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Autokorelasi ini muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu
berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini
sering ditemukan pada data runtun waktu time series karena “gangguan” pada seseorang individukelompok cenderung mempengaruhi “gangguan”
pada individukelompok yang sama pada periode berikutnya.
Dengan menggunakan program SPSS, deteksi adanya problem autokorelasi adalah dengan melihat besaran
DURBIN-WATSON, yaitu panduan mengenai angka D-W
Durbin-Watson pada tabel D-X. Mengacu pada pendapat Santoso, Singgih 2002, secara umum dapat diambil patokan sebagai berikut:
• angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif • angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi
• angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif Autokorelasi bisa diatasi dengan berbagai cara, misalnya dengan melakukan
transformasi data dan menambah data observasi.
d. Uji heteroskedasitas
Uji heteroskedasitas dijelaskan oleh Ghozali 2005:105 sebagai berikut: Uji heteroskedasitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,
maka disebut homoskedasitas dan jika berbeda disebut heteroskedasitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedasitas atau tidak terjadi
heteroskedasitas. Kebanyakan data cross section mengandung situasi heteroskedasitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai
ukuran kecil, sedang, dan besar.
Taranika Intan : Pengaruh Dividend Per Share Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedasitas, menurut Ghozali
2005:105 dapat dilihat dari grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Jika ada pola tertentu
seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka telah terjadi heteroskedasitas. Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-
titik menyebar maka tidak terjadi heteroskedasitas.
e. Koefisien determinasi R
2
; untuk melihat seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi antara nol dan satu. Nilai R
2
berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu variabel- variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel-variabel dependen.
Secara umum koefisien determinasi untuk data silang Cross Section relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan,
sedangkan untuk data kurun waktu time series biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi.
2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh DPS dan EPS secara bersama terhadap
harga saham, digunakan uji ANOVA atau uji statistik F dengan rumus Sugiyono,2004:211:
Taranika Intan : Pengaruh Dividend Per Share Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Y= +
1
X
1
+
2
X
2 +
e Keterangan:
Y =
harga saham =
konstanta
1 2
= koefisien regresi
X
1
= Dividend Per Share DPS
X
2
= Earning per Share EPS
e =
Kesalahan pengganggu error Kemudian dilakukan proses pengujian analisis t untuk mengetahui apakah
masing-masing variabel yaitu dividend per share dan earning per share secara individu berpengaruh terhadap harga saham.
Taranika Intan : Pengaruh Dividend Per Share Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
G. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian direncanakan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
Tahapan Penelitian Sept
08 Okt
08 Nov
08 Des
08 Jan
09 Feb
09
Pengajuan Judul Penyelesaian Proposal
Bimbingan Proposal Seminar Proposal
Pengumpulan Data Pengolahan Data
Penyampaian Hasil Penelitian
Taranika Intan : Pengaruh Dividend Per Share Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Secara Statistik
Objek penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang Go Public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pada tanggal 1 Desember 2007 Bursa Efek
Jakarta BEJ dan Bursa Efek Surabaya BES resmi berganti nama menjadi Bursa Efek Indonesia BEI. Pada tahun 2005-2007 perusahaan-perusahaan yang
dijadikan sampel masih terdaftar di BEJ, tetapi karena data penelitian diambil pada tahun 2008, maka peneliti menggunakan nama BEI. Setelah dilakukan
pemilihan sampel dengan teknik purposive sampling diperoleh 41 perusahaan sebagai sampel. Berikut ini merupakan data statistik secara umum dari seluruh
data yang digunakan: Tabel 4.1
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation Variance
EPS 123
6.00 5008.00
602.3957 1140.31121
1300309.661 DPS
123 1.30
3600.00 246.2990
586.75840 344285.426
HS 123
70.00 129500.00
8826.1545 20427.11822
4.173E8 Valid N listwise
123
Sumber: Diolah dari SPSS Dari tabel 4.1 di atas, dapat dijelaskan bahwa:
1. rata-rata dari earning per share EPS adalah 602,3821 dengan deviasi standar sebesar 1140,31638 dan jumlah data yang ada sebanyak 123,