Dengan
SPSS Statistics
17.0 diperoleh nilai uji
Reliability Statistics
dan juga nilai
Alpha Cronbach
untuk setiap variabel sebagai berikut: Tabel 3.8
Reliability Statistics
Cronbach’s Alpha
N of items 0,760
14 Tabel 3.9 Uji Reliabilitas Variabel Penelitian
No. Variabel
Alpha Cronbach Kesimpulan
1 X
1
0,751 Reliabel
2 X
2
0,761 Reliabel
3 X
3
0,739 Reliabel
4 X
4
0,759 Reliabel
5 X
5
0,754 Reliabel
6 X
6
0,753 Reliabel
7 X
7
0,761 Reliabel
8 X
8
0,731 Reliabel
9 X
9
0,742 Reliabel
10 X
10
0,732 Reliabel
11 X
11
0,731 Reliabel
12 X
12
0,730 Reliabel
13 X
13
0,758 Reliabel
14 X
14
0,736 Reliabel
Dari Tabel 3.9 dapat dilihat hasil uji reliabilitas terhadap variabel-variabel penelitian yang menunjukkan bahwa seluruh variabel mempunyai tingkat
reliabilitas yang tinggi karena nilai
Alpha Cronbach
0,6.
3.3 Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan adalah teknik analisis faktor dengan pendekatan metode
Principal Component Analysis
. Langkah-langkah dalam analisis faktor adalah sebagai berikut:
3.3.1 Membentuk Matriks Korelasi
Proses analisis didasarkan pada suatu matriks korelasi antar variabel. Agar analisis faktor bisa menjadi tepat dipergunakan, variabel-variabel yang akan
dianalisis sebaiknya berkorelasi. Untuk menghitung nilai Korelasi
Product Moment
antara variabel X
1
dengan variabel X
11
diperlukan tabel perhitungan korelasi antara variabel X
1
dengan variabel X
11
, perhitungannya dilakukan dengan bantuan
Microsoft Excel
2007. =
= =
= =
= = 0,347
Rincian Tabel Perhitungan Korelasi antara variabel X
1
dengan variabel X
11
dapat dilihat pada Lampiran 5 dan Rincian Nilai Matriks Korelasi antar variabel dapat
dilihat pada Lampiran 8. Data mengenai 14 variabel yang berasal dari jawaban 96 orang sampel kemudian
dianalisa pada
anti image correlation
. Uji ini dilakukan dengan memperhatikan angka KMO dan MSA.
Kriteria kesesuaian dalam pemakaian analisis faktor adalah: Jika harga KMO sebesar 0,9 berarti sangat memuaskan.
Jika harga KMO sebesar 0,8 berarti memuaskan. Jika harga KMO sebesar 0,7 berarti harga menengah.
Jika harga KMO sebesar 0,6 berarti cukup. Jika harga KMO sebesar 0,5 berarti kurang memuaskan.
Jika harga KMO 0,5 berarti tidak dapat diterima.
Dengan bantuan
SPSS Statistics
17.0 selanjutnya diperoleh nilai KMO dan
Bar
tlett’s T
est
sebagai berikut:
Tabel 3.10 Kaiser-Meyer-Olkin KMO dan Bartlett’s Test
Keiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy
Bartlett’s Test of Approx. Chi Square Sphericity df
Sig. 0,720
272,936 91
0,000
Hasil perhitungan menunjukkan besaran nilai Bartlett’s Test of Sphericity adalah
272,936 pada signifikan 0,000 yang berarti pada penelitian ini ada korelasi yang signifikan antar variabel dan hasil perhitungan KMO sebesar 0,720 sehingga
kecukupan sampel termasuk kategori yang cukup dan layak untuk diteliti lebih lanjut.
Menurut Santoso 2005 angka MSA
Measure of Sampling Adequacy
berkisar antara 0 sampai 1 dengan kriteria: MSA = 1, variabel dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel lain.
MSA ≥ 0,5, variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut. MSA 0,5, variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dianalisis lebih lanjut.
Hipotesis untuk uji di atas adalah: H
= sampel belum memadai untuk dianalisis lebih lanjut. H
1
= sampel sudah memadai untuk dianalisis lebih lanjut. Kriteria dengan melihat probabilitas tingkat signifikansi:
Angka Sig. ≥ 0,05, maka H diterima.
Angka Sig. 0,05, maka H ditolak.
Dengan bantuan
SPSS Statistics
17.0 selanjutnya diperoleh nilai MSA
Measure of Sampling Adequacy
sebagai berikut:
Tabel 3.11 Nilai MSA
Measure of Sampling Adequacy
X
1
X
2
X
3
X
4
X
5
X
6
X
7
Anti- image
corre lation
0,703
a
-0,188 -0,215
-0,025 -0,051
0,159 -0,048
0,029 0,107
-0,118 -0,240
0,001 0,047
-0,013 -0,188
0,548
a
0,110 -0,015
0,197 -0,111
-0,163 -0,196
0,033 0,179
-0,137 0,114
-0,252 -0,145
-0,215 0,110
0,675
a
-0,139 0,145
-0,182 -0,235
-0,250 -0,256
-0,007
0,164 0,051
-0,071 -0,181
-0,025 -0,015
-0,139 0,694
a
0,012 0,040
0,191 0,023
0,034 0,055
-0,054 -0,156
-0,197 -0,128
-0,051 0,197
0,145 -0,012
0,661
a
-0,149 -0,183
-0,102
0,130 -0,093
-0,085 -0,063
-0,202 -0,147
0,159 -0,111
-0,182 0,040
-0,149 0,644
a
-0,006 0,111
-0,032 0,156
-0,120 -0,211
-0,149 -0,099
-0,048 -0,163
-0,235
0,191 -0,183
-0,006 0,632
a
0,051 0,031
-0,078 -0,139
-0,026
0,229 -0,003
Sambungan Tabel 3.11 X
8
X
9
X
10
X
11
X
12
X
13
X
14
Anti- image
corre lation
0,029 -0,196
-0,250 0,023
-0,102 0,111
0,051 0,791
a
-0,111 -0,202
-0,234 -0,191
0,049 0,088
0,107 0,033
-0,256 0,034
0,130 -0,032
0,031 -0,111
0,788
a
-0,021 -0,187
-0,279
0,051 -0,090
-0,118 0,179
-0,007 0,055
-0,093 0,156
-0,078 -0,202
-0,021 0,753
a
-0,154 -0,128
-0,302 -0,245
-0,240 -0,137
0,164 -0,054
-0,085 -0,120
-0,139 -0,234
-0,187 -0,154
0,780
a
-0,104 0,118
0,038 0,001
0,114 0,051
-0,156 -0,063
-0,211 -0,026
-0,191 -0,279
-0,128 -0,104
0,820
a
0,031 -0,083
0,047 -0,252
-0,071 -0,197
-0,202 -0,149
0,229 0,049
0,051
-0,302 0,118
0,031 0,534
a
0,020 -0,013
-0,145 -0,181
-0,128 -0,147
-0,099 -0,003
0,088 -0,090
-0,245 0,038
-0,083 0,020
0,809
a
Dengan melihat
anti image correlation
diketahui 14 variabel menunjukkan kriteria angka MSA
≥ 0,5 yang berarti semua variabel masih bisa diprediksi untuk dianalisa lebih lanjut. Dari kedua hasil pengujian di atas, semua variabel
mempunyai korelasi yang cukup tinggi dengan variabel lain, sehingga analisis layak untuk dilanjutkan dengan mengikutkan 14 variabel.
3.3.2 Ekstraksi Faktor