Langkah-langkah Analisis Faktor Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Berwirausaha (Studi Kasus Mahasiswa FMIPA USU)

2.12 Langkah-langkah Analisis Faktor

Langkah-langkah dalam analisis faktor adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan Masalah

Merumuskan masalah meliputi beberapa kegiatan yaitu mengidentifikasi tujuan analisis faktor, menentukan besarnya sampel.

2. Membentuk Matriks Korelasi

Proses analisis didasarkan pada suatu matriks korelasi antar variabel. Agar analisis faktor menjadi tepat, variabel-variabel yang dikumpulkan harus berkorelasi.

3. Menghitung

Eigenvalue nilai eigen Perhitungan eigenvalue , di mana perhitungan ini berdasarkan persamaan karakteristik: det I - A = 0 2.17 dengan: A = matriks korelasi = eigenvalue I = matriks identitas Eigenvalue adalah jumlah varian yang dijelaskan oleh setiap faktor Anton Howard, 2000.

4. Menghitung

Eigenvector vektor eigen Penentuan eigenvector yang bersesuaian dengan eigenvalue , yaitu dengan persamaan: Ax = x 2.18 dengan: x = eigenvector Anton Howard, 2000

5. Menentukan Banyaknya Faktor

Beberapa prosedur yang dapat digunakan dalam menentukan banyaknya faktor: a. Penentuan berdasarkan A Priori Kadang-kadang karena adanya dasar teori atau pengalaman sebelumnya, peneliti sudah dapat menentukan banyaknya faktor yang akan diekstraksi. Hampir sebagian besar program komputer memungkinkan peneliti untuk menentukan banyaknya faktor yang diinginkan dengan pendekatan ini. b. Penentuan berdasarkan Eigenvalue Pada pendekatan ini eigenvalue mempresentasikan besarnya sumbangan dari faktor terhadap varian seluruh variabel aslinya. Hanya faktor dengan varian lebih besar dari 1 satu yang dimasukkan dalam model. c. Penentuan berdasarkan Scree Plot Scree plot merupakan plot dari nilai eigenvalue terhadap banyaknya faktor dalam ekstraksinya. Bentuk plot yang dihasilkan digunakan untuk menentukan banyaknya faktor. d. Penentuan berdasarkan Persentase Varian Dalam pendekatan ini, banyaknya faktor yang diekstraksi ditentukan berdasarkan persentase kumulatif varian mencapai tingkat yang memuaskan peneliti. Sebagai petunjuk umum bahwa ekstraksi faktor dihentikan kalau persentase kumulatif varian sudah mencapai paling sedikit 60 atau 75 dari seluruh varian variabel asli Supranto, 2010. e. Penentuan berdasarkan Split-Half Reliability Sampel dibagi menjadi dua, dan analisis faktor diaplikasikan kepada masing-masing bagian. Hanya faktor yang memiliki factor loading tinggi pada masing-masing bagian sampel yang akan dipertahankan. f. Penentuan berdasarkan Uji Signifikan Dimungkinkan untuk menentukan uji signifikansi statistik untuk eigenvalue yang terpisah dan mempertahankan faktor-faktor yang berdasarkan uji statistik eigenvalue signifikan pada = 5 atau = 1.

6. Menghitung Matriks

faktor loading Matriks factor loading diperoleh dengan mengalikan matriks eigenvector V dengan akar dari matriks eigenvalue L.

7. Melakukan Rotasi Faktor

Sebuah hasil penting dari analisis faktor adalah matriks faktor. Matriks faktor memiliki koefisien yang digunakan untuk mengekspresikan variabel yang dibakukan distandarisasi dinyatakan dalam faktor. Walaupun matriks faktor awal mengindikasikan hubungan antara faktor dengan variabel individu tertentu, akan tetapi masih sulit diambil kesimpulan tentang banyaknya faktor yang bisa diekstraksi, hal ini disebabkan karena faktor berkorelasi dengan banyak variabel. Beberapa metode rotasi, yaitu orthogonal rotation kalau sumbu dipertahankan tegak lurus sesamanya bersudut 90 derajat. Yang paling banyak digunakan adalah varimax procedure , yaitu metode orthogonal dengan meminimumkan banyaknya variabel yang memiliki loading tinggi pada sebuah faktor, sehingga lebih mudah menginterpretasikan faktor-faktor yang tidak berkorelasi satu sama lain. Oblique rotation adalah jika sumbu-sumbu tidak dipertahankan harus tegak lurus sesamanya bersudut 90 derajat dan faktor- faktor tidak berkorelasi. Kadang-kadang, mentoleransi korelasi antar faktor- faktor bisa menyederhanakan matriks pola faktor. Oblique rotation harus dipergunakan kalau fakor dalam populasi berkorelasi sangat kuat.

8. Interpretasi Faktor

Interpretasi dipermudah dengan mengidentifikasikan variabel yang factor loading besar pada faktor yang sama. Faktor tersebut kemudian dapat diinterpretasikan menurut variabel-variabel yang memiliki loading tinggi dengan faktor tersebut.

9. Menentukan Ketepatan Model

model fit Langkah terakhir dalam analisis faktor ialah menentukan ketepatankecocokan model model fit . Perbedaan disebut sisa residual . Kalau ada residual yang besar, model faktor tidak bisa memberikan a good fit pada data dan model perlu dipertanyakan. BAB 3 PEMBAHASAN DAN HASIL

3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel